1. Murid Baru

71 5 0
                                    

Hari senin pun tiba, tepat pada pukul 06.20, Zea bersama kedua kakaknya berangkat menuju sekolah baru. Dimana, pertama kalinya mereka bersekolah di Bandung. Zea pergi ke sekolah ikut bersama kak fero menggunakan mobil, karena kalau menggunakan motor sendirian, akan cukup lama untuk sampai disekolah, soalnya Zea belum tahu jalan menuju sekolah. Lagi pula, motornya masih ada di Jakarta.

Selang beberapa menit, kemudian mereka sampai di sekolah.

"Ohh ternyata ini sekolahnya? Betah gak ya gue sekolah disini?" Gumam Zea dalam hati sambil melamun.

"Lo turun disini ya! Jangan kemana-mana! Gue mau parkirin mobil dulu." Perintah kak Fero yang membuyarkan lamunan Zea.

"Oke," Jawab Zea singkat, kemudian dia segera keluar dari mobil dan menunggu kakaknya yang pergi memarkirkan mobil tersebut.

Selang beberapa menit,

"Yuk!" Sahut kak Fero yang lagi-lagi mengagetkan Zea.

"Astagfirullah!! Lo tuh kenapa sih kak? Ngagetin gue mulu perasaan? Tadi ngagetin, sekarang, juga" Bentak Zea yang kali ini marah karena kelakuan kakaknya.

"Hahahh, biarin wlee!!" Ejek kak Fero dengan lidah yang sedikit dikeluarkan.

"Lagian sih lo, kebiasaan banget ngelamun. Emangnya lo tuh lagi ngelamunin apa sih?" Tanya kak Fero sangat heran.

"Gak ada kok, kata siapa gue ngelamun? Lagian suka-suka gue dong, mau ngelamun kek, mau enggak kek, bukan urusan lo." Ujar Zea, mengelak.

"Dih, ntar kesambet baru tau rasa lo!" Jawab kak Fero, kesal.

"Yeyy gak bakal kali," Sahut Zea.

"Udah ah! Debat mulu, masih pagi nih, ntar mood gue ancur lagi!" Ucap kak Fero yang memotong pembicaraan Zea.

"Yaudah ayo masuk!" Kemudian Zea mengikuti kak Fero masuk ke ruangan Wakasek Kesiswaan.
Wakasek ( Wakil Kepala Sekolah ).

(Tuk-tuk-tuk) suara ketukan pintu terdengar dari dalam ruangan.

"Masuuk!" Sahut pak Andi selaku wakasek.

"Assalamualaikum! Pak!" Ucap kak Fero yang membuka pintu dengan pelan, diikuti Zea.

"Waalaikumussalam! Ehh ternyata kalian. Silahkan duduk!" Perintah pak Andi sambil mengulurkan tangannya menunjuk sofa yang ada di sebelah kanannya.

"Hm iya pak, makasih." Jawab Zea, mengajak kak Fero supaya ikut duduk.

"Oh ya, kamu Alodie Zeara Velline ya? Nama panggilan kamu apa? Soalnya bapak baru ketemu kamu hari ini." Tanya pak Andi penasaran, soalnya pas waktu daftar ke sekolah, Zea tidak ikut.

"Iya pak betul, nama panggilan saya, Zea pak."
Jawab Zea dengan lembut.

"Hm baik, sekarang bapak mau ngasih tau dimana kelas kalian." Ujar pak Andi.

"Sakha Zaynfero Winata! Kamu duduk dikelas 12 IPS 1. Dan kamu, Alodie Zeara Velline! Duduk dikelas 11 MIPA 1. Alasan mengapa saya menempatkan kalian di kelas tersebut, karena prestasi kalian cukup tinggi." Lanjut pak Andi panjang lebar sambil melihat kertas yang sedang ia pegang, entah tulisan apa yang ada di kertas tersebut.

"Oh gitu pak, yaudah pak makasih. Tolong antarkan kami ke kelas tersebut ya pak!" Pinta kak Fero dengan sopan.

"Yuk bapak antar!" Jawab pak Andi sambil mengajak mereka berdua ke kelasnya.

Yang pertama, pak Andi memasuki kelas 12 IPS 1. Dia mengajak Kak Fero untuk ikut masuk dengannya, dan menyuruh Zea supaya menunggu di depan kelas.
Tak lama kemudian.

UNEXPECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang