8. Fighting

24 4 0
                                    

"HA.." Ezra pun menyerang Zea dengan tendangan khasnya.

Dan Bughhh.. Zea membalas tendangan yang Ezra berikan.

Hingga berikutnya,

"Ha.." Teriak Zea yang terakhir. Telak, Zea mengalahkan Ezra.

Ezra sangat kewalahan dengan pukulan dan tendangan yang Zea berikan padanya.

Priiittt...

Pertarungan pun berakhir.

Semua orang yang menyaksikannya bertepuk tangan ria. Mereka kagum dengan Zea. Baru kali ini, ada orang yang bisa mengalahkan Ezra selain coachnya.

"Saya sekarang sudah mengetahui sabuk apa yang kamu miliki!" Ucap Armand menghampiri Zea sambil bertepuk tangan dan menggelengkan kepalanya tanda takjub melihat murid barunya.

"Maksud coach?" Tanya Zea. Dia khawatir apakah coach Armand mengetahuinya?

"Sabuk kamu Hitam kan?"

"Emm.." Zea sangat gugup untuk menjawabnya.

"Apa?" Semua anggota kaget mendengar apa yang Armand katakan.

"Iya coach saya minta maaf, tapi sabuk hitam saya tingkatannya lebih rendah kok dari pada coach."

"Kenapa kamu harus meminta maaf? Saya tidak membenci kamu kok tenang saja." Ucap Armand, memperlihatkan senyumannya.

"Saya takut coach."

"Masa udah punya sabuk hitam masih takut." Balas Armand, mengejek.

"Hehe.." Zea hanya memberi cengiran khasnya.

"Siapa guru kamu?"

"Om Indra coach, memangnya kenapa ya?"

"Sudah ku duga!"

"Maksudnya? Memangnya coach kenal dengan Om Indra?"

"Apa kamu bilang? Om? Jadi dia Om kamu?"

"Iya coach,"

"Pantas saja kamu sangat cepat mendapatkan sabuk itu dengan umur kamu yang baru belasan tahun. Tapi itu tidak masalah menurut saya. Kamu sangat menguasai jurus itu."

"Jadi coach kenal dengan beliau?"

"Dia adalah guru saya."

"Apa?" Ucap Zea, kaget.

"Dunia ini sangat sempit ya,"

"Iya ya coach, heran saya. Kok bisa ya?"

"Ya bisa lah, kamu ini ada-ada aja."

"Oke adik-adik, sekarang coach punya asisten buat ngelatih kalian pada saat coach sedang berhalangan hadir ke sekolah." Sambung Armand, beralih ke murid-murid yang sedang ribut, karena mereka masih bertanya-tanya dengan apa yang Armand ucapkan tadi.

"Siapa coach?" Tanya Gwen

"Orang yang tadi kamu bawa ke sini."

"Maksud coach, saya?" Ucap Zea, dengan PDnya.

"Iya, kamu kan udah punya sabuk hitam."

"Tapi saya dikasih jurus-jurus baru kan coach?"

"Hm.. kasih jangan ya?" Jawab Armand, sambil berpura-pura mempertimbangkan permintaan Zea.

"Yah, kalo gini caranya sih, sia-sia dong aku masuk ekskul ini." Ucap Zea sambil mendengus kesal.

"Iya dehh.. coach kasih, tenang aja."

UNEXPECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang