5. Street Riders

33 3 3
                                    

Seorang cowok yang sedang duduk diatas kursi dekat pohon yang bersampingan dengan perpustakaan tentunya. Kacamata bulat berwarna hitam, yang tertenteng di matanya dan rambut lurusnya yang di belah dua, membuat cowok tersebut terlihat cupu. Sebenarnya sih, kalo misalkan kacamatanya dilepas, rambutnya gak di belah tengah, dan kebiasaannya sedikit dirubah, dia gak bakalan terlihat cupu, ganteng malah. Pasti banyak tuh orang yang suka padanya. Dengan kepintarannya, serta ketampanan yang menemaninya. Ya, siapa lagi kalo bukan Adhyastha Ezra Prawira.

"Woy Za! Pulang sekolah, lo harus ikut gue ke circuit!" Panggil seorang cowok yang sedang menghampirinya.

"Emangnya ada apa bang?" Tanya Ezra pada cowok itu.

"Kita di tantang buat balapan sama anak NRC. Dan gue terima itu. Harga diri Club Street Riders bisa turun kalo kita gak ikut balapan." Ucap Rey selaku ketua dari Club Street Riders.

"Ok bang, gue usahain buat ikut." Jawab Ezra.

***

"Lexa!" Panggil Zea pada Alexa yang sedang asik bermain game.

"Apa?" Ucap Alexa, singkat. Karena dia sangat fokus dengan gamenya.

"Lo tau gak si Ezra ada dimana?" Tanya Zea.

"Biasanya kan, dia ada di perpus!" Jawab Alexa.

"Oh iyaa gue lupa!" Ucap Zea sedikit teriak, sambil menepuk jidatnya sendiri.

"Nah loh, masih SMA udah pikun!" Ejek Alexa, sambil tertawa kecil.

"Enak aja lo! Enggak lah cuma lupa sekali, juga," Sahut Zea, melas.

"Halahh bacot lu!" Jawab Alexa.

"Lo mau nganterin gue gak?" Tawar Zea.

"Kemana?" Tanya Alexa.

"Ketemu si Ezra lah!" Jawab Zea.

"Mau ngapain?" Tanya Alexa kedua kalinya.

"Mau apa aja yang ada!" Jawab Zea.

"Dih, gak jelas lo!" Ucap Alexa.

"Jadi mau ikut gak?" Tawar Zea, kembali.

"Enggak ah, males jalan!" Jawab Alexa.

"Yeyy! Yaudah kalo gak mau, gue sendiri aja! Bye!" Ucap Zea, sedikit kesal.

Setelah sampai di dekat perpustakaan,

"Ezraa!" Teriak Zea dari arah belakang, tempat duduk Ezra. Kemudian dia mendekatinya.

"Apa?" Tanya Ezra singkat.

"Gue, gue mau bilang terima kasih sama lo!" Ucap Zea sedikit gugup.

"Buat?" Tanya Ezra kembali.

"Buat yang kemarin, yang lo bantuin gue pas gue pingsan!" Jelas Zea.

"Ohh cuma itu! Lupain aja! Anggap kalo semua itu enggak pernah terjadi!" Jawab Ezra.

"Dih lo kok gitu? Songong banget sih lo jadi orang! Heh gue cuma mau bilang terima kasih ya sama lo! Lo jadi orang bersyukur dong kalo ada yang berterima kasih, bukannya kayak gini! Gue ngomong sama lo baik-baik, tapi ini balasan lo! Sumpah ya, gue bener-bener gak ngerti sama lo!" Teriak Zea panjang lebar, dia sudah tidak tahan dengan sifat Ezra pada dirinya.

"Udah teriak-teriaknya?" Sahut Ezra.

"Brengsek lo! Benci gue sama lo!" Ucap Zea sambil melangkah jauh, meninggalkan Ezra yang tidak ada respond sama sekali.

"Hiks..hiks.. gue benci sama lo! Lo udah buat gue marah, bener-bener marah! Baru kali ini gue benci sama orang!" Sambungnya, yang kemudian tanpa disadari air matanya mulai jatuh dan menangis. Dia pergi ke toilet dan terus berbicara sendirian.

UNEXPECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang