"Jadi, mau ikut gak?" Tanya Fero sambil melangkah masuk menghampiri Zea bertemu Rena untuk salam dan mencium tangannya.
"Yaudah deh gue siap-siap dulu"
"Oke gue tungguin, jangan lama-lama!"
"Mam! Itu motor kapan datangnya?" Tanya Zea pada Rena tanpa menghiraukan ucapan Fero.
"Cie yang seneng motornya balik." Sahut Abang yang baru saja datang dari luar.
"Waalaikumussalam!" Ucap Zea melas.
"Emang lo tadi ngucap salam, de?" Tanya Abang penasaran.
"Eh iya lupa, hehe. Assalamualaikum deh." Jawab Zea sambil cengengesan.
"Waalaikumussalam! Yey, ada-ada aja anak mama ini. Gak ada yang bener!" Ucap Rena sambil menggelengkan kepalanya.
"Hehe.. ya maaf!" Ujar Zea.
"Jadi tu motor kapan datangnya?" Sambung Zea menanyakan kembali pertanyaannya.
"Tadi, sekitar jam 12an." Jawab Abang.
Sekarang sudah menunjukkan pukul 16.45. Waktu ketika Zea dan Fero pulang dari sekolahnya.
Tanpa menghiraukan obrolan Zea, Rena dan Bang Feri. Fero segera memasuki kamarnya untuk bersiap-siap karena akan pergi ke circuit bersama Zea.
Sedangkan Zea baru saja pergi ke kamarnya setelah mendapat persetujuan dari Rena yang sangat sulit untuk dibujuk. Untung saja tadi Abangnya masih ada di situ, jadi Zea cukup mudah merayu Rena. Pasalnya, Rena sangat khawatir ketika anak perempuannya berkeliaran tidak jelas seperti kedua kakaknya. Beda halnya dengan anak-anak laki-lakinya. Rena tidak terlalu khawatir karena dia tahu kalau kedua anaknya itu bisa menjaga diri masing-masing. Tidak tahu saja kalau Zea lebih jago bela diri dari pada kedua saudaranya itu.
"Mam! Zea sama kakak pergi dulu ya." Ujar Zea berjalan menuruni anak tangga.
"Pake motor?" Tanya Rena.
"Iya doong, udah kangen nih." Jawab Zea, sumringah.
"Yaudah kalian hati-hati," Ucap Rena. "Jaga adik kamu, gak boleh sampe lecet pokoknya!" Perintah Rena pada Fero yang baru saja datang menghampiri Rena dan Zea yang baru bersalaman.
"Ok bosqu, siap laksanakan!" Jawab Fero dengan lantang, setelah itu bersalaman dengan Rena.
"Daahh mam!" Ucap Fero dan Zea bersamaan sambil melambaikan tangannya.
"Siap gan?" Ujar Fero.
"Let's go!" Jawab Zea.
Seperti yang biasa Fero dan Zea lakukan di Jakarta, ketika mereka sedang mengendarai motor, pasti mereka berdua selalu balapan dan melakukan freestyle di jalanan sebelum menuju tempat yang mereka kunjungi.
Tak memerlukan waktu yang cukup lama bagi mereka untuk menuju circuit. Disana terlihat anak NRC yang sedang menunggu. Termasuk Al, karena dia sangat tidak sabar melihat Fero yang dari informasi Duleh katanya dia sangat jago dalam balapan. Fero tidak memberitahu hal itu, tapi ketika Duleh teman dekatnya selama di Bandung itu meminjam HP Fero untuk menelpon orang tuanya pada saat Duleh tidak mempunyai pulsa, disitu Duleh berinisiatif untuk membuka galeri yang ada di HPnya. Kurang ajar sih. Nah Duleh kaget ketika melihat beberapa foto Fero yang memegang piala balapan di event yang berbeda. Dan piala itu menunjukkan juara 1. Tidak heran Duleh mengajak Fero untuk bergabung bersama Club NRC, karena takut keburu di ambil alih oleh Club Street Riders.
"Tuh si Fero dateng juga." Celetuk Duleh membuat semua yang disana menoleh ke arah yang di tunjuknya.
"Eh bentar deh, itu kok si Fero datengnya berdua?" Ucap Al heran.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED
Ficção AdolescenteHal yang mustahil bagi Zea untuk menyukai seorang cowok cupu. Apa menariknya? Tampangnya aja, udah kayak gitu!