Tepat pada pukul 16.52, Zea dan Fero telah pulang ke rumah.
"Assalamualaikum! Mamaaaa! Zea pulaaang." Teriak Zea dari luar, kemudian dia masuk ke dalam.
"Waalaikumussalam! Berisik lo!" Jawab Fero singkat, sambil berjalan mengikuti Zea.
"Lah kok lo yang jawab sih?" Tanya Zea, heran.
"Loh, bukannya kalo ada yang ngucapin salam harus di jawab ya?" Jelas Fero.
"Yaiya siih!" Ucap Zea sambil berpikir.
"Ish dasar otak udang lo!" Cibir Fero singkat.
"Bentar! Otak udang? Maksud lo?" Tanya Zea, tidak mengerti.
"Ish tuh kan, lemot kan lo!" Ujar Fero memalingkan wajahnya, karena kesal.
"Waalaikumussalam! Ada apa sih ini? Perasaan ribut mulu, heran mama sama kalian!" Sahut mama Rena memotong pembicaraan mereka sambil berjalan dari arah dapur menghampiri pintu depan.
"Enggak kok mah gak ada apa-apa, hehe.." Jawab Zea tidak mau berterus terang.
"Ohh, yakin nih gak ada apa-apa?" Tanya Rena penasaran.
"Enggak mah," Jelas Fero sambil mencium tangan mamanya, sama halnya seperti Zea.
"Yasudah kalo gitu, kalian berdua cepet mandi, abis itu makan ya!" Perintah Rena.
"Siaaap boz," Ucap Zea sambil mengangkat tangan kanannya mengenai alis, seolah-olah memberi hormat pada tiang bendera.
Secepatnya mereka berdua memasuki kamarnya masing-masing.
"Mah! Abang mana?" Tanya Zea yang baru saja keluar dari kamar.
"Si abang mah lagi keluar de, katanya sih mau liat-liat Bandung." Jelas Rena sambil menyiapkan nasi beserta lauk pauknya.
"Emangnya kenapa?" Sambungnya.
"Enggak, cuma nanya doang." Ujar Zea
"Ohh, kirain mau apa." Ucap Rena,
"Kaakk! Udah belum mandinya?" Teriak Rena sambil membuka celemek yang tadi ia pakai.
"Iya maah bentaar!" Jawab Fero yang kemudian menuruni anak tangga menuju ke ruang makan.
Setelah mereka bertiga menyelesaikan makannya, kemudian Zea selaku anak perempuan yang di tugaskan mamanya untuk membereskan semua wadah, segera ia lakukan tanpa mamanya minta.
***
Sekitar pukul 20.45, sudah menjadi kebiasaan keluarga Zea untuk bersantai-santai di ruang keluarga. Dimana, mereka semua berkumpul hanya untuk menonton tv, atau mengobrol.
"Oh ya kak! Gimana tadi sekolahnya?" Tanya Ical kepada Fero yang sedang asik menonton tv.
"Seru kok pah! Banyak anak-anak yang asik kalo diajak becanda. Oh ya, ada satu anak laki-laki yang bernama Duleh kalo gak salah, dia tuh ya, anaknya receh, gilaaa sumpeh ya! Saking recehnya, sampe-sampe pertanyaan yang gak perlu di tanyakan aja dia lontarkan, kan gak jelas banget, ya gak?" Jawab Fero yang sangat antusias dengan ceritanya. Jarang-jarang sih seorang Fero, asik kalo diajak ngobrol.
"Wah? Seriusan? Kok ada ya, anak yang kayak gitu?" Ucap Ical, heran.
"Kalo kamu?" Sambungnya sambil memajukan bibir dan kepalanya ke arah Zea.
"Siapa pah?" Tanya Zea.
"Ya kamu lah! Siapa lagi?" Ujar Ical.
"Oh kirain siapa? Hehe.." Kata Zea sambil tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED
Teen FictionHal yang mustahil bagi Zea untuk menyukai seorang cowok cupu. Apa menariknya? Tampangnya aja, udah kayak gitu!