26. Graduation (Ver. 1)

450 30 0
                                    

Seulyoung membuka pintu minimarket dengan riang. Ada satu kantong plastik berisi makanan ringan, cokelat dan juga cola di tangannya yang terus ia goyang-goyang dengan pelan dengan senyum yang juga terus mengembang. Di belakangnya, Jungkook mengikuti dengan dua cup tteokbokki instan yang masih hangat.

"Kau yakin akan bisa habiskan ini semua?" Seulyoung memutar badannya menghadap Jungkook sebelum kemudian menganggukkan kepalanya berkali-kali. "Berat badanmu akan naik dalam satu malam, Seulyoung," katanya lagi.

Seulyoung mengangkat bahunya seolah hal yang Jungkook katakan tadi bukanlah sebuah masalah untuknya jika benar-benar terjadi. "Kau juga terus memasukkan makanan ke keranjang tadi, jadi jangan bertingkah seolah-olah aku yang harus bertanggung jawab untuk menghabiskan semua ini!" Dia berdecak pelan ketika Jungkook hanya menanggapi ucapannya dengan senyum tipis.

Keduanya mulai menyusuri jalan di tepi sungai Han, mencari tempat yang nyaman untuk duduk dan menghabiskan apa yang sudah mereka beli. Alunan lagu Love In Color milik Taeyeon yang diputar Seulyoung menemani langkah mereka. Lagunya sedih, tapi Seulyoung suka dan tetap ingin memutarnya.

Jungkook hanya berjalan di sampingnya sambil ikut mendengarkan.

Mereka segera memakan tteokbokki yang untungnya masih hangat ketika sudah menemukan tempat untuk duduk. Seulyoung sudah mematikan musiknya dan kini hanya keheningan yang menemani mereka.

"Kita harusnya beli kimbab juga tadi," ucap Jungkook di sela suapannya.

Seulyoung melirik cup milik Jungkook yang isinya tinggal setengah. "Kenapa? Kau masih lapar?" tanyanya.

"Bukan untukku, tapi kau."

Seulyoung mengernyit. "Aku?" tanyanya sambil melihat cup tteokbokki-nya sendiri yang isinya masih lebih banyak di banding dengan milik Jungkook. "Aku pikir ini cukup untukku," katanya.

Jungkook menggelengkan kepalanya, tidak setuju. "Kau makan sedikit sekali di sekolah tadi." Tatapan tajamnya langsung ia berikan pada Seulyoung saat gadis itu akan menyangkal apa yang ia ucapkan. "Makanlah juga punyaku!" ucapnya sambil menyodorkan cup miliknya.

Seulyoung yang melihat keseriusan Jungkook pun mencoba memberi alasan, "Kalau aku makan juga punyamu, kau akan menghabiskan semua ini sendiri, begitu?" Dia menunjuk kantong plastik yang di antara mereka dengan dagunya kemudian tersenyum karena melihat Jungkook yang akhirnya menyerah.

Keheningan kembali tercipta di antara keduanya setelah masing-masing menghabiskan tteokbokki-nya. Mereka datang ke sungai Han karena Seulyoung bilang ingin melihat matahari tenggelam dan juga karena dia ingin menghabiskan malam terakhir sebelum hari kelulusan mereka bersama dengan Jungkook. Mereka beruntung karena cuacanya tidak terlalu dingin saat ini.

"Kau tahu, aku masih ingat bagaimana hari pertamaku di sekolah kita," Seulyoung mulai berbicara. Tiba-tiba ada rasa ingin membicarakan tentang hal-hal yang dia alami di sekolah. "Aku merasa sangat beruntung saat bertemu Hyoeun hari itu," lanjutnya sambil tersenyum kecil.

Tidak ada respon apa pun dari Jungkook dan Seulyoung pun awalnya membiarkannya sebelum akhirnya ia menoleh dan mendapati Jungkook yang sedang menatapnya lekat. Namun saat Seulyoung berbalik menatapnya pun, Jungkook masih diam.

"Kau sedang memikirkan sesuatu?" Seulyoung bertanya dengan nada ragu. Tidak biasanya Jungkook seperti ini. Sediam ini.

"Entahlah." Helaan napas panjang terdengar ketika Jungkook memutuskan tatapannya dengan Seulyoung. "Apa kau pernah memikirkan seperti apa hubungan kita di masa depan, Seulyoung?" tanyanya dengan tatapan yang lurus menatap pemandangan sungai Han di hadapan mereka.

Seulyoung mengernyit bingung, merasa aneh karena Jungkook tiba-tiba membahas hal seperti ini. "Eum...jujur saja, tidak pernah," jawab Seulyoung apa adanya. "Aku jarang sekali memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi di masa depan. Kenapa?"

"Akhir-akhir ini, aku sering memikirkannya, kau tahu?"

"Apa? Hubungan kita di masa depan?" Jungkook mengangguk pelan lalu kembali menatap Seulyoung. Seulyoung mulai berspekulasi tapi belum ingin menyimpulkan, jadi dia dengan hati-hati bertanya lagi, "Kenapa?"

"Hanya... aku merasa bahwa kita tidak akan bisa bertahan seperti ini di masa depan."

Seulyoung terdiam, mencoba untuk tertawa tapi tidak bisa. Dia tidak paham ke mana arah pembicaraan Jungkook sebenarnya. "Kau tidak yakin akan hubungan kita, begitu maksudmu?" tanyanya mencoba memastikan.

"Bukan tidak yakin. Tapi aku merasa tanpa adanya hubungan ini pun, kita berdua akan baik-baik saja." Tatapannya terarah pada Seulyoung yang juga sedang menatapanya dengan mulut terbuka dan raut wajah bingung.

"Aku tidak mengerti apa maksudmu, Jungkook," kata Seulyoung. Raut wajahnya benar-benar menyiratkan bahwa dia sedang bingung.

Jungkook membenarkan duduknya menghadap Seulyoung. "Kehidupan kita setelah lulus sekolah tidak akan semudah yang kita bayangkan, Seulyoung. Kita mungkin tidak akan bisa mempertahankan hubungan kita lagi setelah lulus."

"Apa ini karena kita tidak masuk ke universitas yang sama?" Seulyoung menyelang ucapan Jungkook. "Kau bahkan tidak berniat untuk mencoba menjalaninya dulu?" tanyanya lagi. Kali ini suaranya sudah bercampur dengan emosi.

"Aku hanya merasa... aku akan baik-baik tanpamu. Dan kau pun a.... "

"Apa kau sudah memikirkan ini sejak lama?" Seulyoung menyelang. Tidak habis pikir dengan sikap Jungkook yang tiba-tiba seperti ini.

"Maaf, Seulyoung. Tapi, ya. Aku belakangan terus memikirkan ini."

Seulyoung mencoba untuk tidak berteriak. Dia menghirup napas dalam-dalam dan membuka mulutnya lagi, "Lalu kenapa, kenapa kau baru mengatakannya sekarang? Kenapa harus hari ini?" Tidak ada air mata yang keluar dari mata Seulyoung, tapi dadanya sesak. "Besok adalah hari kelulusan. Tidakkah kau berpikir akan lebih baik untuk mengatakannya setelah itu?"

Jungkook hanya menundukkan kepalanya. Merasa menyesal karena apa yang Seulyoung ucapkan benar. Dia tidak seharusnya membicarakan hal ini sekarang. Tapi Jungkook juga merasa tidak bisa untuk menyimpannya lama-lama.

"Ini hanya terasa seperti hubungan yang main-main untukmu, ya? Yang bisa kau putuskan kapan pun kau mau tanpa memikirkan perasaanku? Yang kau pikir hanya akan membuang waktumu jika kau terus menjalaninya?" Seulyoung tertawa kecil sambil mengusap ujung matanya. Ia merasa bodoh karena berpikir mereka akan baik-baik saja untuk waktu yang lama.

Jungkook tidak mengeluarkan pembelaan. Dia hanya meminta maaf dengan suara yang lirih, dengan mata yang bahkan tidak melihat ke arah Seulyoung.

Seulyoung tidak bisa berlama-lama lagi duduk di sana lagi. Dia menggenggam erat ponselnya dan berdiri. Dengan keberanian yang ia paksakan, ia berbalik menghadap Jungkook. Saat melihat Jungkook rasanya ia ingin menangis, tapi  sekuatnya dia tahan. "Aku pikir aku tidak akan bisa menemuimu untuk memberi selamat besok jadi,  selamat untuk kelulusanmu, Jungkook. Terimakasih untuk segalanya. Aku pulang dulu."

Jungkook tidak menahan Seulyoung. Tidak juga membalas ucapannya. Dia hanya memandangi sosok Seulyoung yang semakin menjauh sambil meyakinkan dirinya sendiri kalau ini memang ini yang terbaik untuk mereka.

Love In Color  Seulyoung putar lagi di ponselnya untuk menemani perjalanannya pulang.  Hanya selang satu jam lebih, lagu ini terdengar berbeda di telinganya. Lucu sekali, pikir Seulyoung.

(Fin)

MY KOOKIES (Jeon Jung Kook Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang