Assalamualaikum wr wb
Hahhh, akhirnya aku bisa update juga. Capek lo gaes jadi penulis itu. Capek mikir, capek mikir, capek semuanya dehhh.
Tapi ada yang nggak ngebuat aku capek, aku nggak pernah capek mikirin kamu, eaaa. Garing banget yaaa^^ namanya juga usaha gaess.
Udah ya bercandanya, kembali ke story, jadi alhamdullilah hari ini aku bisa update tepat waktu. Iya itu karena aku mikirin kalian para readerku.
Makasih buat kalian yang slalu vote and coment cerita aku yaa. Aku sangat berterimakasih pokoknya.
Jangan bosen bosen lo buat kalian semua, untuk terus support cerita Assalamualaikum panheran berkopiah ini.
Selamat membaca dan semoga suka.
*
Kadang, kepercayaan diri yang berlebih itu dapat membawamu pada sebuah luka yang perih.
*****
"Ouh iya sampai lupa ngenalin kalian yaa, Reva kenalin ini namanya Shiva," ucap Sinta sambil mempersilahkan Shiva untuk maju.
"Haii aku Reva," ucap Reva sambil mengulurkan tanganya.
"Aku Shivaa," jawabnya sambil menerbitkan senyuman dibibir nya.
"Masuk kelas ini juga Shiva?" Tanya Reva mencoba akrab dengan Shiva.
"Iya."
"Kita ke kantin yukk," ajak Sinta sambil merangkul Reva dan Shiva.
Ketiganya berjalan bersama menuju kantin, selama ini Reva dan Sinta slalu menjadikan kantin menjadi markas berkumpul mereka.
*****
Sesampainya di kantin Reva, Sinta dan Shiva duduk didalam satu meja, setelah memesan beberapa makanan tadi.
"Kamu kenapa ambil jurusan desain? kata Sinta kamu punya bakat jadi fotografer," tanya Shiva memulai pembicaraan.
"Sinta yang ngomong ke kamu, Sinta ngomong apa lagi tentang aku, jangan jangan dia ngomong macem macem yaa," ucap Reva sambil menatap Sinta singkat.
"Banyak sihh, dia ngomong kalo kamu punya banyak koleksi kamera. Jujur aku penasaran sihh, sebanyak apa sih koleksi kamu," ejek Shiva lembut.
"Oh itu, nggak ah koleksi apaan. Aku cuma punya dikit kok," ucap Reva merendah.
"Merendah untuk meroket mbakk, dikit dikit. Dikit dari hongkong apa, nggak Shiv beneran deh koleksi kamera Reva banyak," ucap Sinta.
"Pas dua minggu lalu aku kerumahnya sih masih tiga lemari kaca, nggak tahu lagi deh kalo sekarang."
"Tiga lemari? Itu dikit sihh," ucap Shiva mendukung Reva.
"Tuh kan apa aku bilang, koleksiku itu cuma dikit. Kamu aja yang banyak banyakin," balas Reva. Setelah itu Shiva mengajak Reva untuk ber-high five.
"Iya koleksi Reva itu dikit menurut dia, kalo menurut aku sama Sinta ya banyak," lanjut Shiva.
Seketika Sinta dan Shiva tertawa terbahak bahak. Bisa saja Shiva membuat lelucon seperti ini.
"Ngetawain apa sih? Seru banget."
Tiba tiba Farhan datang, ia melihat tiga wanita yang tengah asik bicara dan tertawa. Karena penasaran Farhan menghampiri mereka.
"Eh Farhan, ini Shivaa lucu banget," ucap Sinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Pangeran Berkopiah (Revisi)
Ficção AdolescenteAssalamualaikum Pangeran Berkopiah [keraguan kadang membuat hatiku gelap akan terangnya cintamu] Dunia tampak begitu indah baginya, semua juga berjalan sangat sempurna, tapi ia slalu merasa ada yang kurang dalam hidupnya. Apa yang kurang dari hidup...