Assalamualaikum wr wb
Hallo gaess, jumpa lagi nih sama ku dan keseruan didalam ceritaku. Seperti minggu minggu yang sudah lalu. Minggu ini juga nggak gampang buat dilewati.
Pekerjaanku numpuk senumpuk numpuknya, ceritaku belum selesai. Dan juga ada beberapa urusan yang harus aku handel.
Tapi Alhamdulillah aku bisa selesaikan cerita ini. Jangan lupa vote and coment ya gaes biar aku lebih semangat nulisnya.
Selamat membaca dan semoga suka.
*
Terluka tapi tak berdarah
Tersenyum tapi tak bahagia*****
Sudah seminggu Reva lalui dengan hari hari yang semakin membuatnya panas, pasalnya semakin hari Shiva semakin dekat dengan Farhan. Jelas Reva sangat kesal dengan semua keadaan ini.
"Sabar ya Revaa," ucap Sinta sambil menepuk pundak Reva pelan.
"Kamu nggak pantes marah atau cemburu, kamu kan bukan siapa siapanya."
Reva menatap Sinta sinis, ia menyesali bahwa Shiva adalah saudara dari temanya.
"Aku bener kan? Lagian kamu sama Farhan juga nggak akan bisa bersama?"
Reva rasa mungkin ini saatnya untuk mengungkapkan rasanya.
Reva berdiri dan segera memakai tasnya, dengan semangat Reva pergi mencari Farhan tanpa berpamitan terlebih dahulu pada Sinta.
Reva tak peduli apa respon Farhan nanti, ia juga tak peduli akan semalu apa ia nanti. Yang penting Farhan harus tahu tentang perasaanya ini.
"Ayo Reva kamu pasti bisa."
Meski ragu, Reva akan tetao teguh untuk menyatakan perasaanya. Besok mungkin ia tak akan berani lagi untuk mencoba.
Akhirnya Reva sampai didepan kelas Farhan, kelasnya sepi dan ia lihat didalam sana tak ada siapapun termasuk Farhan.
Reva melanjutkan mencari Farhan kemasjid dekat sekolah, Reva berlari kesana. Meski nafas memburunya tapi ia tak mau menyerah hanya karena lelah, Reva berhenti berlari dan mulai berjalan pelan sembari mengatur kembali nafasnya yang terengah engah.
Akhirnya Reva sampai di masjid, ia harus berdesak desakan dengan orang banyak.
"Pakek rok mini kok masuk masjid."
"Nggak sopan amat sih nih cewek."
"Mau ibadah apa mau pamer sih."
"Bukanya nambah pahala, malah nambah dosa."
Reva mencoba menahan amarahnya, ia tak mau moodnya rusak hanya karena cibiran mereka.
Reva sudah mencari kesana kemari, tapi Farhan tak juga ketemu. Reva keluar dari masjid dengan kecewa.
Reva berjalan santai, iamencoba untuk tidak terburu buru, ia menata hatinya yang sedang campur aduk.
"Ah mungkin Farhan ada di kantin."
Reva segera berjalan menuju kantin sekolah.
"Ya kok ada Shiva...Sinta juga," ucap Reva kecewa. Reva tak akan bisa mengatakan perasaannya didepan teman temanya.
"Hallo, lagi sibuk yaa?" Tanya Reva memulai pembicaraan.
"Iyaa," ucap Sinta, Shiva dan Farhan serempak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Pangeran Berkopiah (Revisi)
Ficção AdolescenteAssalamualaikum Pangeran Berkopiah [keraguan kadang membuat hatiku gelap akan terangnya cintamu] Dunia tampak begitu indah baginya, semua juga berjalan sangat sempurna, tapi ia slalu merasa ada yang kurang dalam hidupnya. Apa yang kurang dari hidup...