Support cerita ini dengan klik vote dan comment.
[Kata cetak miring selain kata asing itu percakapan balasan di telepon ya..]
Chapter 3."Mau nggak nonton sama gue?"
"Hah?! Gimana gimana?"
Clara tersentak mendengar ucapan cowok blasteran di sebelah nya. Ia lumayan mengantuk siang ini. Entah ia yang salah dengar atau bagaimana?
"Engga berdua doang. Jadi Beomgyu-hyung mau ngajak Yoora nonton, tapi dia takut canggung jadi dia ngajak gue. Daripada gue jadi nyamuk, gabut, mending gue ajak lo, gitu.."
"Huftt.. kaget njirr hampir aja jantung gue mo merosot ke perut.." batin Clara seraya menetralkan keterkejutan nya.
"Oh gitu, oke oke,"
"Tanggal 14 ya jam 7 malem," jelas Kai.
"14 Februari?" tanya Clara dengan tampang bodoh plus ngantuk karena pelajaran kimia siang hari ini.
Menurut Kai itu adalah pertanyaan yang tak perlu dijawab.
"14 Desember, Clar –" jawab Kai asal.
"Masih lama dong."
Dengan ekspresi super duper amat sangat terkejut sekali (pemborosan kata banget awthor nih!), Kai menolehkan kepalanya menghadap Clara yang kini tengah berusaha sekuat tenaga agar tidak memejamkan matanya.
"Lo kenapa sih? Kerasukan apa?! Ya Februari lah!" Kai kini menoyor kepala sahabatnya agar terbangun dari kantuk.
Atau kalian bisa membantu Hueningkai untuk memanggilkan orang pintar atau semacamnya untuk mengusir segala roh yang mengganggu Clara saat jam jam kimia di siang hari.
"Jadi, si Beomgyu mo nembak Yoora. Tapi lo jangan bilang Yoora dulu ya!"
"Iya iyaa sans!" ucap Clara dengan menutup telinganya menggunakan tangan, karena tak mau mendengar sahabatnya mengoceh merutuki kebodohannya.
+×+
"Yeoboseyo, gimana Kai? Gue sama Yoora udah di depan." jawab Clara sesaat setelah menarik tombol hijau di panggilan tersebut.
"Iya gue sama Gyu lagi di jalan, bentar lagi sampe," balas Kai di seberang sana.
"Lo ngga takut kena paparazi apa?!"
"Santuy.. gue pake masker, aman-aman."
"Yaudah gue tunggu. Awas kalo lama!"
"Iya kanjeng ratu."
Tak lama kemudian Clara dan Yoora melihat dua pria berpakaian fashionable lengkap dengan maskernya menuju ke arah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides Boy [Hueningkai - TXT]
Fiksi PenggemarMenjadi seorang idol mungkin menjadi dambaan bagi banyak orang di dunia, terkhusus di Korea Selatan. Begitupun dengan Kai Kamal Huening. Dulu, ia sangat ingin menjadi seorang idol yang digemari banyak orang. Namun, saat cita-citanya sudah terwujud...