"Lo beneran gapapa? Gue ga yakin, ini sengaja 'kan?"
Jaehyun natap dia terus, "Hei, lo bisa cerita sama gue."
Doyoung diem doang sambil berusaha narik tangannya paksa, tetep ga dilepasin sama Jaehyun.
"L-lepasin."
Cowo itu buang muka, "Jae, lepasin."
Jaehyun diem, makin eret megang tangannya terus ngusap pelan, "Lo sebenernya ada masalah apa sampe kaya gini?"
Doyoung ngelakuin apa yang lagi maraknya dilakuin sama remaja-remaja sekarang, self injury.
Bukan salah siapa-siapa, tapi ini cuma jadi pelarian pikiran kalo Doyoung lagi marah, sedih, ato ada yang dia pikirin.
Awalnya, ayah sama bunda angkatnya lagi berantem. Pas itu, Doyoung udah ngerti, udah tau masalah keluarga, dan cukup sadar akan posisi dia di keluarga ini-dan dia coba ngebantu.
Tapi itu ga berhasil, dan malah adiknya yang jadi korban. Woi, siapa sih orang yang ga marah waktu bayi umur 2 tahunan di pukul-pukul? Damn, gue yakin ga bakal ada.
"Cuma masalah keluarga, gausah terlalu di pikirin."
Emang ya, Doyoung tu gini-gausah terlalu di pikirin-dikira tu orang mau peduliin lo?
"Kalo ‘cuma’, gue ga percaya."
Jaehyun buang napasnya, "Gue ngerti, kalo mau cerita-cerita aja."
Doyoung nunduk, selalu aja gini. Ada yang nawarin dia cerita, cerita, cerita. Actually, nobody cares. Mereka cuma nawarin, dengerin cerita, terus bilang yaudah atau oh gitu.
Kecuali Johnny, Taeil, dan beberapa orang yang lain.
Mereka doang, yang selalu jadi sandarannya selama ini. Semenjak masuk sekolah, Doyoung cuma kenal sama Eunwoo dikelasnya-karena satu sekolah yang sama dulu. Dan sekarang dia punya banyak temen yang peduli sama dia, apalagi Johnny.
Gada yang sepeduli Johnny, ngga ada yang sehangat Johnny. Dia, bisa buat Doyoung nyaman. Dia akuin, Johnny emang dingin, cuek, tegas.
Tapi gada yang bisa nyangkal kalo dia orang yang care.
"Gue ada masalah yang lain juga, tapi udah lewat kok."
Bohong, masalahnya bakal terus dia pikirin sampe dia ada di titik dimana dia ngerasa bener-bener cape.
Doyoung bukan tipe orang yang mikir-nangis-selesein-lupain, tapi mikir-nangis-selesein-confused-mikirin ulang. Serumit itu jalan pikirannya, dan itu kadang buat dia sakit.
"Oke, gue tunggu lo sampe mau cerita."
Gataunya, Jaehyun udah pindah duduk jadi di sebelahnya. Cowo itu serius, tapi Doyoung tetep diem.
"Keluarga gue, ngga pernah akur kaya keluarga lain yang gue liat."
Jaehyun noleh, liat muka Doyoung yang mulai merah.
"Hubungan gue juga lagi bimbang, orang yang bilang suka ke gue-tiba-tiba ngilang tanpa kabar yang jelas."
Doyoung ngusap matanya, "P-pokoknya gue gapapa, masalah ini gausah di baperin ya Jae."
Dia senyum, walopun air mata terus keluar dari matanya.
"Jangan nangis lagi."
Jaehyun meluk dia, eret banget. Cowo itu ngusap punggungnya, nepuk-nepuk pelan.
Doyoung ngerasa aneh.
"Lo bisa cerita ke gue, apapun itu—gue siap bantu."
•
•
•Hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Comfortable
Fanfic[Angst, Romance, School Life] "Gue nyaman sama dia, gue juga nyaman sama lo. Kenapa kesannya gue terus yang salah?" -Doyoung. • Completed • BxB / Yaoi / Homo / Gay • Bahasa non-baku • Hope you enjoy it, don't forget to vote and comment. Thank you! •...