70. Decision

243 39 9
                                    

"Doyoung! Berhenti dulu!"

Yang di panggil sama sekali gamau berhenti jalan, dia malah jalan makin cepet buat menghindar dari Johnny.

Terhitung seminggu lebih sejak chat manis Johnny ke Doyoung, cuma itu. Doyoung ga sempet kecewa lagi karena emang itu yang dia lakuin hampir setiap hari.

"Doyoung! Kamu kenapa sih?"

Johnny masih ngos-ngosan dan Doyoung cuma bisa diem karena cowo itu megang tangannya.

Mereka berdua tadi kejar-kejaran di koridor, Johnny akhirnya bisa nangkep pacarnya karena berhenti di depan kelasnya Doyoung.

"Lepasin," ucap Doyoung dingin.

"Gak, sebelum kamu jawab pertanyaanku."

Doyoung natap Johnny, "Apa? Aku udah maafin kamu."

"Tapi kamu terus menghindar dari aku Young, apa masalahnya?"

Akhirnya Johnny berani nanyain ke Doyoung setelah 3 bulan lebih diem-dieman—cuma komunikasi lewat chat hari itu.

"John, everything it's okay. Aku cuma perlu waktu."

Rahang Johnny mengerat, begitupun cengkraman tangannya di tangan Doyoung. "Bilang sama aku, sebenernya salahku itu apa?"

"John, tolong biarin aku sahabatan sama Jaehyun. Kamu percaya aku, kan? Seharusnya ngga ada yang perlu dipermasalahin disini, aku juga ga ngelarang kamu pulang ama Rowoon berkali-kali. Trus kenapa aku nganterin Jaehyun sekali aja udah begitu? Aku yang salah—udahlah," ujar Doyoung panjang lebar.

Please, dia gamau nangis lagi.

"Itu hak aku, gausah ngebandingin—"

Doyoung makin risih pas Johnny natap dia, "Sekarang, kamu bisa lepasin aku?"

Detik kelima dia baru bisa jawab. "Yaudah terserah, aku minta maaf," ucap Johnny.

Si Kim itu malah buang muka, "Aku yang harusnya minta maaf, cuma aku yang selalu salah."

"Nggak! Jangan mikir gitu, jangan suka nyalahin diri sendiri!" bentak Johnny.

"Terus apa?! Diem-dieman sama kamu kaya gini terus, cekcok trus libatin Jaehyun dan Rowoon? Aku gasuka, aku pengen kita kaya dulu lagi," bales Doyoung lirih.

"Tapi kita jadi kaya orang yang baru kenal, dan itu buat aku ga nyaman."

Johnny ngehempasin tangan Doyoung gitu aja, air mukanya udah keliatan kecewa banget. "Aku ga ngerti, sebenernya salah aku apa—tapi kalo itu yang kamu rasain, yaudah."

"Aku harap kita berdua masih bisa saling ngabarin, bahagia sama Jaehyun ya. Please keep in touch," ucap Johnny.

Susah buat Johnny nyampein keputusannya ini. Tapi demi Doyoung, dan tentunya buat diri dia sendiri.

Narik napas, hembuskan. Gitu aja terus, kaya orang mau lahiran.

"I want to take a break."

Doyoung natap dia ga percaya.

"Udah, gapapa, kita berdua emang salah. Intropeksi diri aja dulu, mungkin kita bisa nemuin titik terangnya nanti."

Gataunya, Jaehyun udah ada di belakang Doyoung dan natap dia heran keduanya. Ada apa?

"John, Young, masuk dulu yuk."

Jaehyun yang niatnya nolong, malah kena senggol bahu kokoh Johnny. Ditambah tatapan dingin dari cowo tinggi itu bikin Jaehyun bingung.

"Jagain dia, buat gue."

Air mata udah meluncur dari sudut mata Doyoung. Dia cuma nunduk, ga berani natap Johnny atau ngomong lagi.

"Johnny, dia pacar lo. Lo yang harusnya jaga dia, bukan gue," ujar Jaehyun.

Johnny ketawa sarkas, "Mantan," koreksinya.

Jaehyun kaget dan Doyoung makin terisak.

"Lo tetep pacarnya, dan gue cuma temennya. Doyoung aja percaya sama lo, masa lo ngga percaya sama dia?" tanya Jaehyun heran.

"Gimana bisa gue ngepercayain Doyoung ke orang yang jadi saingan dalam hubungan gue? Terpaksa. Lo pikir gue ga sakit nyerahin Doyoung gitu aja ke lo setelah putus?" tanya Johnny balik.

"Gue pergi dulu. Young, take care."

Jaehyun nahan bahu Johnny, natap dia ga kalah tajem. "Gue ga pernah suka sama Doyoung. Lo tau itu, kurang jelas apa?" katanya lugas.

Senyum miris Johnny bisa diliat jelas, "Dia bahagia sama lo, bukan gue."



[1] ComfortableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang