"Sebenarnya saat sekolah dulu aku sama sekali tidak tau kalau Yuma sudah punya pacar.
Sikap dia yang begitu baik padaku, perhatiannya, itu membuatku salah mengartikannya.
Saat itu ku pikir, mungkin Yuma ada rasa padaku. Jadi aku terus mendekatkan diri padanya dan tidak membiarkan siapa pun untuk mendekatinya.
Aku merasa sangat egois karena aku anak baru saat itu, aku tidak mengizinkan siapa pun temannya untuk dekat dengan Yuma.
Lalu aku mengutarakan perasaanku padanya, dia menolakku dan mengatakan bahwa dia punya pacar.
Tentu saja aku tidak percaya, karena dia tidak pernah menolakku. Dia slalu menghabiskan waktunya denganku, jadi aku terus memaksanya dan mengikutinya pulang."
"Soal itu memang dia lah yang salah, aku sudah mengatakan padanya kalau sikapnya terhadapmu bisa membuat mu salah paham.
Tapi dia mengabaikan ku, dan tetap berdiri dengan pemikirannya itu. Aku benar benar kesal saat itu." Ucapku memotong.
"Saat sampai di rumahnya, aku ikut masuk ke dalam dan masih bersi keras untuk memilikinya.
Waktu itu aku mengambil kesempatan untuk menciumnya, dan kau datang.
Itu benar benar mengejutkanku, tidak pernah ku kira kalau kaulah pacarnya. Saat itu Yuma terus mengejarmu dan aku ikut serta mengejar.
Tapi jujur saja, larimu itu sangat cepat. Bagaimana bisa aku dan Yuma kehilangan jejakmu.
Saat itu aku meminta maaf pada Yuma atas tindakanku yang membuat hubungan kalian jadi putus.
Aku juga ingin meminta maaf padamu dan menjelaskan keadaannya, tapi kau pindah keesokan harinya.
Karena rasa bersalahku, aku juga mencari keberadaanmu. Tapi aku tidak pernah mendapatkan info tentangmu."
"Lalu kenapa kau begitu lengket dengannya sekarang?"
"Oh itu, karena aku sekarang menjadi temannya. Sudah sepuluh tahun berlalu jadi ku pikir mungkin akan ada kesempatanku untuk memiliki Yuma."
Aku menatap Chuya dengan sangat dingin seakan ingin membunuhnya.
"Tidak tidak, aku hanya bercanda. Apa kau kenal dengan direktur pemasaran?"
"Aku tau tapi tidak dekat dengannya, dia sangat dingin seakan tidak mau berteman dengan siapa pun."
"Itu benar, tapi dia sangat baik. Dan aku menjalin hubungan dengannya, satu kantor tau hal itu.
Karena Dio tidak merahasiakan hubungan kita kepada siapa pun. Dio juga tidak perduli dengan omongan orang yang menjelek jelekkannya.
Dan aku datang ke kantor mu tadi karena aku baru pulang dari perjalanan bisnis bersama Dio.
Perusahaan ku dengan mu menjalin kerja sama, jadi aku hanya menyapa Yuma saja tidak ada maksud lainnya."
"Oh..." Seruku dengan perasaan lega karena mengetahui bahwa Chuya benar benar berteman dengan Yuma.
"Hanya seperti itu saja respon mu?"
"Iya!"
"Haaah... Kau mungkin masih membenci ku dengan apa yang terjadi dulu, tapi aku bukan orang yang akan merebut milik orang lain.
Aku sudah menjelaskan semuanya padamu, setidaknya rasa bersalahku sejak sepuluh tahun yang lalu sudah hilang.
Kalau begitu aku pergi dulu."Tak lama dari Chuya pergi aku mengirimi pesan kepada Yuma.
"Usai meeting datang dan jemput aku! Aku ingin pulang dengan mu, jangan sampai telat."
Dan malam tlah tiba, aku menunggu Yuma yang belum datang sementara pesan dariku hanya di baca olehnya.
Kesal menunggu terlalu lama, aku pun memutuskan untuk pulang.
Baru saja aku keluar dari rumah sakit, Yuma berlari ke arahku dengan nafasnya yang tersenggal senggal.
"Sei maaf aku telat, tadi ada sedikit kendala saat meeting." Seru Yuma.
"Hmm..."
Lalu aku pun pulang bersama dengan Yuma menuju rumahku. Sesampainya di rumah, Yuma ikut masuk ke dalam.
Aku merasa sedikit gengsi untuk memulai obrolan dengannya, karena tadi aku sudah termakan oleh api cemburu.
"Kau mau makan apa? Biar aku masakin." Ujar Yuma.
"Apa saja."
Yuma segera menuju dapur dan memasakan makan malam untuk kita makan.
Selama makan kita hanya saling diam tidak mengatakan sepatah kata apa pun, aku mulai geram dengan kecanggungan ini.
Usai makan aku segera menuju ke kamar dan tiduran di kasurku, Yuma hanya mengikutiku setelah membersihkan meja makan.
"Apa kau tidur? Tidak mau mandi dulu?" Tanya Yuma yang duduk di kasur.
"Aku malas untuk mandi." Seru ku.
"Sei, apa kau masih marah denganku?" Tanya Yuma kembali.
"Aku tidak marah lagi denganmu, maaf tadi aku merasa cemburu.
Ku kira kau masih dekat dengan Chuya, melihat dia sangat lengket dengan mu."
"Kau cemburu? Apa kau menyukai ku?" Seru Yuma dengan tersenyum lebar.
"Setelah ingatan ku kembali, aku tidak menduga kalau aku akan jatuh cinta lagi padamu.
Karena dulu hatiku benar benar mati rasa, aku tidak bisa lagi merasakan jatuh cinta. Tapi setelah kembali lagi kesini dan bertemu denganmu, aku merasa jatuh cinta lagi padamu.
Meskipun banyak hal yang berubah darimu, entah kenapa aku bisa menyukai mu lagi dan juga merasa nyaman."
"Kalau begitu Sei, apa kau mau kembali lagi denganku? Ayo kita buka lembaran baru, dan maafkan segala kesalahan yang dulu ku perbuat. Apa kau mau menerimaku lagi?"
Aku yang tiduran sejak tadi, kini merubah posisi menjadi duduk di dekatnya.
"Kalau aku tidak mau bagaimana?"
"Tentu aku akan sedih, tapi aku akan tetap berusaha untuk mendapatkanmu kembali apa pun caranya.
Selain itu aku sangat yakin kalau kau akan menerima ku karena kau sudah mencintai ku lagi."
"Kenapa kau sangat percaya diri."
"Itu karena kau menunjukkan padaku rasa cemburu mu itu."
"Aku mau menjalin hubungan lagi denganmu Yuma, aku mencintaimu. Kali ini aku sangat berharap kalau kau tidak akan bersikap berlebihan pada orang lain.
Kalau itu terjadi lagi, aku tidak akan memaafkan mu dan tidak mau lagi bersama denganmu."
"Aku tidak akan melakukan itu percaya padaku, mana mungkin aku melakukan kesalahan yang sama.
Kalau aku berbuat salah, aku pasti akan melakukan kesalahan yang lainnya." Ledek Yuma.
"Apa kau berniat untuk melakukan kesalahan!" Seru ku dengan mengembungkan pipi.
"Tentu saja tidak sayangku, aku hanya bercanda." Ucap Yuma dan dia memberikan ku kecupan hangat di dahi.
"Ayo kita mulai lagi hubungan baru kita, Sei..." Lanjut Yuma dengan senyumannya yang membuat dirinya sangat tampan.
Dan sejak saat itu, cerita cinta kita bagian ke dua pun di mulai. Cinta yang sempat berhenti sejak sepuluh tahun lamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Again (18+ / Ended) [Revisi]
RomanceAkan di revisi! Tiga tahun menjalin sebuah hubungan, Sei akhirnya memutuskan hubungannya dengan Yuma ketika ada seseorang yang terus mendekatkan diri pada Yuma. Selama sepuluh tahun Sei tidak bisa membuka hatinya untuk orang lain, Sei sudah melupaka...