Keesokan harinya saat aku dan Yuma berada di kantor, tiba tiba ada seorang lelaki yang masuk ke ruangan kami dan segera menghampiri Yuma.
"Yuma aku sudah kembali lagi, apa kau merindukan ku?" Seru orang tersebut dan ingin memeluk Yuma.
Tentu saja kejadian itu mencuri perhatianku, aku pun memandang mereka berdua.
Yuma yang menyadari itu, segera melepaskan pelukan lelaki tersebut.
"Apa dia asisten barumu?" Seru orang tersebut dan berjalan ke arahku.
"Wajahmu tidak asing bagiku, siapa nama mu?" Tanya orang itu.
Aku berdiri dan mengulurkan tanganku untuk berjabat tangan lalu berkata, "Aku Sei Yokomizo, salam kenal."
"Sei Yokomizo? Kau mantannya Yuma? Bagaimana bisa kau bekerja disini? Bukankah kau pindah ke Canada?" Seru orang tersebut.
Yuma menghampiri kami dan menarik orang itu untuk keluar dari ruangannya, tapi orang itu bersi keras menolak dan ingin bicara denganku.
"Kau tau aku?" Tanya ku.
"Tentu saja, kita kan satu sekolah bahkan satu kelas. Apa wajahku berubah begitu banyak sampai kau tidak mengenali ku?" Ujar dia.
"Hentikan ucapanmu, cepat keluar dari ruanganku sekarang!" Seru Yuma.
"Kau siapa?" Tanyaku kembali. Saat Yuma akan berhasil membuat orang itu keluar dari ruangannya, dia berkata, "Aku Chuya, kau ingat aku kan?!"
Setelah dia menyebutkan namanya, Yuma tlah berhasil mengeluarkan Chuya dari pada ruangannya.
Aku terdiam untuk sesaat, aku juga mengingat kembali wajahnya itu saat dia menyebutkan namanya.
"Chuya... Chuya... Chuya...." Gumam ku yang entah kenapa tiba tiba ada berbagai ingatan yang muncul di kepala ku.
"Abaikan itu Sei, jangan kau dengarkan ucapannya itu, ok?! Duduklah dan kembali bekerja."
Karena terlalu banyak ingatan yang muncul secara tiba tiba dan bersamaan, membuat kepala ku terasa sangat sakit hingga aku pingsan.
"Bruuk..."
Yuma yang mendengar suara tubuhku yang terjatuh, segera menghampiriku dan menepuk pelan pipiku.
"Sei kau kenapa? Bangunlah... Sei, ku mohon bangunlah." Ujar Yuma panik.
Dengan paniknya Yuma segera menggendongku dan membawa ku pergi ke rumah sakit dengan mobilnya.
Saat itu, para karyawan sempat bertanya tanya apa yang terjadi, tapi tidak ada yang berani menanyakan langsung pada Yuma.
Karena saat ini wajah Yuma terlihat sangat cemas dan takut, sehingga tidak ada seorang pun yang berani bertanya.Sesampainya di rumah sakit dan di rawat, dokter pun keluar menemui Yuma.
"Bagaimana keadaan Sei dok?" Tanya Yuma yang masih cemas.
"Dia tidak apa apa, hanya saja tubuhnya tidak kuat untuk mengingat kembali ingatannya. Sei sudah sadar, kau bisa lihat ke dalam." Ucap dokter.
Yuma pun segera masuk untuk menemui ku. Aku yang sedang duduk di atas kasur itu, segera di peluk oleh Yuma dengan erat.
"Aku sangat takut kau kenapa kenapa." Seru Yuma.
"Yuma, lepaskan pelukanmu. Ini membuatku sesak." Ucapku.
"Maafkan aku."
"Aku sudah ingat lagi semuanya, sebagian ingatanku yang hilang, aku sudah kembali mengingatnya."
"Benarkah itu? Aku sangat senang mendengarnya."
"Lalu kenapa Chuya datang ke kantormu? Apa kau memiliki hubungan dengannya?" Ucapku dengan sinis.
"Tidak tidak, aku tidak memiliki hubungan apa pun dengannya."
"Lalu kenapa dia sangat akrab denganmu? Bahkan lebih akrab dari pada dulu?"
"Itu tidak benar Sei, aku tidak seakrab itu dengannya. Lagi pula, aku dengan Chuya hanya teman tidak lebih."
"Oh..." Tanggapku dengan dingin.
Yuma tidak tau harus berkata apa lagi untuk meyakinkan ku, karena aku terlihat sangat kesal.
Terlebih lagi ingatan ku sudah kembali, Yuma membayangkan bahwa aku tidak akan percaya begitu saja dengan apa yang sudah terjadi pada 10 tahun yang lalu.
"Sei..." Ucap Yuma.
"Apa?!"
"Aku hanya mencintaimu Sei, aku tidak ingin kehilanganmu lagi seperti dulu. Jadi, ku mohon percayalah padaku."
"Hmm..."
"Apa kau tidak mempercayai ku?"
"Entah..."
"Saat kau datang ke rumahku, Chuya jadi mengetahui kenyataannya bahwa aku tidak bohong. Dan pacarku adalah kamu.
Chuya berhenti untuk mencintaiku, dan kita benar benar menjadi teman sejak saat itu."
"Apa itu memungkin kan bagimu? Seorang yang mencintaimu dapat berhenti semudah itu dan menjadi teman?
Dan sepertinya... Tidak lupakan saja! Kembali lah ke kantor kau memiliki meeting sore ini."
"Aku akan membatalkan meeting itu dan menemanimu disini."
"Sore ini aku boleh pulang tidak perlu kau temani, jadi pergilah."
"Aku akan tetap disini!"
"Meetingmu nanti sangat penting."
"Tapi aku..."
"Cepat pergi! Biarkan aku sendiri."
Dengan berat hati Yuma pergi meninggalkanku dan kembali menuju kantornya.
Tak lama dari itu Chuya datang menemuiku tanpa sepengetahuan Yuma.
"Yo Sei, bagaimana keadaanmu?" Tanya Chuya yang baru saja masuk dan duduk di dekatku.
Aku hanya diam tidak mengatakan apa pun padanya karena aku sangat tidak suka dengannya sejak dulu.
"Ayolah kau masih saja tidak menyukai ku seperti dulu. Apa kau sudah ingat dengan ku?" Tanya kembali Chuya.
"Sangat ingat." Cetus ku.
"Syukurlah..."
"Mau apa kau kesini? Apa kau di suruh oleh Yuma?"
"Tidak, aku datang atas kemauanku sendiri. Aku membuntuti kalian tadi, mengejutkan sekali mihat Yuma sepanik itu ketika kau pingsan."
"Intinya mau apa kau kesini? Kalau tidak ada yang penting lebih baik kau pergi sekarang!"
"Yaah entahlah ini penting atau tidak menurutmu, karena aku akan mengulas kembali masa lalu.
Bagaimana? Apa kau mau mendengarnya? Kalau kau tidak mau, aku akan tetap mengatakannya." Seru Chuya dengan tersenyum.
"Lalu untuk apa kau bertanya padaku?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Again (18+ / Ended) [Revisi]
RomanceAkan di revisi! Tiga tahun menjalin sebuah hubungan, Sei akhirnya memutuskan hubungannya dengan Yuma ketika ada seseorang yang terus mendekatkan diri pada Yuma. Selama sepuluh tahun Sei tidak bisa membuka hatinya untuk orang lain, Sei sudah melupaka...