5:Terror?!

54 6 2
                                    

"Gue gamau senasib kaya Korban dia"Ucap Lidia yang berada didalam dekapan Azriel.

Mereka berjalan merangkak melewati lorong Fentilasi udara yang semakin lama semakin kecil ukurannya.

Tapi untungnya mereka selamat.

Bergerak cepat untuk masuk kedalam mobil.

Sekarang pukul 02.00 WIB.
Benar-benar sudah larut malam!

Ditengah perjalanan.
Mobil para lelaki selaku pemimpin jalan dicegat oleh mobil berwarna hitam.

"Siapa sih?"Tanya Dhion.

Sang pemilik mobil keluar.

Seketika mereka membulatkan mata kaget.

Dia Psycho tadi!

Brayn turun pertama kali.

"MAU LO APA?!"Bentaknya.

"Gue?Mau gue kalian semua mati!"~Psycho.

"BUGH"Pukulan keras Brayn hadiahkan padanya.

Azriel tak tinggal diam.

Ia membantu sang "Sahabat".

Sama hal nya dengan Dhion,Rendy,dan Adrien.

Azriel jatuh akibat luka sayat di bagian pipi sebelah kanannya.
Darah meluncur deras melesat bebas melewati wajah rupawannya.

Lidia yang menyaksikan Panik.Ingin menolong tapi tidak bisa karena tidak di izinkan para Sahabat.

Dhion jatuh Dengan Bibir sobek dan sayatan dibagian Betis kaki.

"AKH!BABI LO!"Teriaknya.

Rendy dan Adrien Jatuh sebab Luka sayatan dibagian Punggung dan Tangan serta wajah memar dimana-mana.

Brayn bingung.
Teman-temannya kesakitan dan dia sendirian.

"Sumpah gue harus ngelakuin sesuatu!"Teriak Nafa dari dalam mobil.

Nafa berlari keluar di ikuti keempat sahabat nya.

"Loh?Cewe nya mau belain juga?"Ucap Si Psycho mengejek.

Nafa mengangguk mengisyaratkan kode untuk Brayn agar maju Bersama.

"BUGH"Brayn Jatuh akibat kurang cepat dari si Psycho.

"AKH!" Si Psycho berteriak kesakitan saat Nafa merobek punggungnya dari belakang.

Ingat!bahkan sedari SMP Nafa selalu membawa pisau kecil kesayangannya.

Brayn dan Teman-teman ingin membantu tapi rasanya tubuh mereka benar-benar lemah bahkan hanya untuk menarik nafas.

"Maju sini!" Teriak Nafa.

SRAK.
Nafa Jatuh Tangannya dihadiahkan luka robek.

Keempat sahabat Takut bukan main.

Naya berlari dari Arah belakang.
Membawa sebuah batu seukuran buah Nangka.Lalu membenturkannya ke Arah kepala sang "Psycho".

"Akh!"Teriak Si Psycho kesakitan.

Tak tinggal diam Tasya juga ikut turun tangan!Menarik sekuat tenaga Tubuh Si "Tokoh Jahat" lalu melemparnya ke Arah Trotoar.

Nafa bangkit ia pukuli bertubi-tubi meski hoodie berwarna abu-abu miliknya sudah berubah warna menjadi merah dibagian lengan sebelah kanan.

Si Psycho jatuh pingsan.

ATSLN berlari untuk menolong Para Lelaki yang sudah Tak sadarkan Diri.

S
K
I
P

"Loh Gue dimana?"Tanya Rendy pada dirinya sendiri.

Ditatapnya sekitar.Teman-temannya sedang tidur di sampingnya.Menempati mini bed masing-masing.

Ia Berusaha mengingat kejadian tadi malam.

"Udah bangun lo?"Tanya Brayn.

"Kita dimana?Ini surga?Lah Gue udah mati?"Tanya Rendy panik.

"Mati pala lu!Ini di Apartemen Cewe-cewe!"Sambung Brayn lalu pergi ke arah dapur.

"Tau dari mana lo?"Rendy kembali bertanya.

"Banyak tanya ya!Bacot!"Ketus Brayn.

"Gue serius!"Balas Rendy Kesal.

"Tck!Kita tumbang tadi malam,Para Cewe yang nolongin trus bawa kita kesini!Gue sadar pas Nafa ngobatin gue tadi malam,Kalian semua Juga!"Jelas Brayn Panjang.

"Mana mereka sekarang?"Tanya Rendy.

"Sekolah lah!Tadi pagi mereka izin dan nitipin kalian ke Gue!"Sambung Brayn sembari meminum susu.

"Loh?Tapi kan Nafa lengannya robek juga tadi malam?"Sambung Rendy.

"Iya!Tuh anak bandel banget sumpah!Tapi gue yakin dia kuat"Ucap Brayn lembut.

"Lah?Naksir lo?"Tanya Rendy.

"Um...Gatau mungkin iya"Jawab Brayn terkekeh.

S
K
I
P

ATSLN tetap ingin bersekolah hari ini.
Sebenarnya jika ditanya takut atau tidak mereka pasti menjawab "Iya"
Tapi apa boleh buat?
Tidak ada gunanya menghindar.
Mereka harus berganti peran sejenak menjadi seorang mata-mata handal untuk mengetahui siapa sosok Psycho tadi malam?!

Bulu kuduk mereka meremang saat memijakkan kaki pada lantai parkiran sekolah.

Sekilas lewat memori bayangan kejadian menegangkan tadi malam.

Yang bisa menjemput kematian jika kalian hanya lengah sedikit saja.

"Kita kuat kok!Semangat!"Ucap Sarah bersemangat.

Lidia tersenyum manis.Sungguh berbeda dengan keadaan jantungnya saat ini.

"Kita bisa kan?Kita gak lemah!"Sambung Tasya.

Yang lain tersenyum hangat,saling memberi dorongan agar tidak masuk kedalam rasa takut.

Mereka berjalan serempak ke arah pintu masuk sekolah.

Apa yang mereka lihat sekarang berhasil membuat mereka bingung bukan kepalang.

Para Orang tua membawa beberapa papan yang berisi kalimat-kalimat yang jika di lihat lebih dalam dapat disimpulkan berisi tentang "Pemberontakan dan Meminta Pertanggung Jawaban"

"Orang tua pada Demo?"Tanya Naya.

"Karena apa?"Lidia balik bertanya.

"Tuh otak encer dikit makanya! Mereka takut anak mereka jadi Korban kaya yang kemaren-kemaren!
Mereka Anggap ini semua Terror bukan Kecelakaan atau Bunuh Diri!"Jawab Nafa

"Mereka minta sekolah pindah ke bangunan lain atau mereka bakal mindahin anak-anak mereka ke sekolah lain"Sambung Nafa.

S
K
I
P

Bel istirahat berbunyi.
Keadaan kali ini sangat berbeda.
Biasanya koridor sangat ramai karena Siswa dan Siswi.

Tapi kali ini?

Banyak Murid yang sudah pindah sekolah akibat takut menjadi salah satu korban.

"Kita jangan ke Rooftof"Ucap Nafa.

"Tapi kenapa?"Tasya bertanya.

"Dia pasti ngawasin kita!Mulai sekarang berhenti cari tempat yang sepi-sepi kalau bisa selalu didekat orang ramai ngerti?!"Jawab Nafa.

Yang lain mengangguk mengiyakan.

Tbc....

Maap yang ini pendek:'(

Temen-temen author pada nagih semua njir:')

Iya Lidia,Sarah,Tasya,Sama Naya wkwk.

Yodah" kebanyakan bacot emang:')

Dadah...

Yodah dadah...

Pergi sana!

Yaudah sana!

Apasi?!:v

Dadah~Nanap🐣👾






STOPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang