Rara beranjak dari tempat duduknya. Setelah sempat berpamitan dengan Daffa yang duduk di sebelahnya. Gadis itu pergi untuk pulang. Karena memang mata kuliah hari ini sudah berakhir. Daffa masih tetap berada di bangkunya. Ia masih penasaran dengan siapa Cho Seungyoun dan grup seperti apa Iz*one itu. Tentu Daffa malu setengah mati karena itu. Beruntung Rara hanya merespon dengan tawa kecil sampai dosen datang. Menghalangi niat Daffa untuk menjelaskan kesalahannya itu.
Daffa menghela nafasnya panjang. Ia pun mulai menggendong tas ranselnya. Beranjak dari tempat duduknya. Untuk pulang tentunya. Sejenak ia melihat bangku yang di tempati Rara tadi. Senyum itu kembali terbayang di benaknya. Entahlah itu seperti candu yang membuat Daffa ingin melihatnya lagi dan lagi. Daffa mulai tersenyum. Gila mungkin. Tapi sungguh ia cukup bahagia bisa sedikit lebih dekat dengan Rara. Gadis pendiam yang tidak bisa tersentuh itu.
“eh?” Daffa menaikkan sebelah alisnya. Menyipitkan matanya hanya untuk melihat sebuah benda tidak asing yang tergeletak di atas bangku. Buku merah muda dengan gambar kucing sebagai hiasan.
“itu bukunya Rara kan?” tanyanya pada dirinya sendiri
Daffa melangkah cepat mendatangi buku itu. Mengambilnya. Membuka buku itu. Sekedar memastikan apa buku itu milik Rara dan benar. Buku itu milik Davira Laquitta Camilla. Nama itu tertulis dengan pena hitam di halaman pertama buku merah muda bergambar kucing. Sejenak ia melihat ke arah pintu. Melirik ke luar kelas. Mungkin saja Rara masih disana. Tapi jika di pikir-pikir tidak mungkin. Lagipula untuk apa Rara masih di koridor? Bergosip? Tidak lah, bukan Rara banget.
Daffa keluar dari kelasnya. Dengan sedikit berlari Daffa mendatangi pagar pembatas. Ia mencari Rara dari balkon depan kelas. Ketemu. Rara masih ada di parkiran sambil bersiap mengendarai motornya.
“Rara!!” panggilnya
Tapi nihil. Rara tidak mendengar itu. Spontan Daffa berlari menyusuri koridor lantai dua. Menuruni anak tangga, Melewati lembah dan menuruni gunung. Eh? Tidak hanya menuruni anak tangga saja. Daffa sampai di lantai satu. Langkahnya terhenti sejenak. Ia mencoba mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal. Sorot matanya melihat ke arah parkiran depan gedung falkutasnya. Rara sudah mengendarai motornya pergi dari sana.
“Rara!! Rara!!” panggilnya lagi
Sekali lagi, Rara tidak merespon. Tolong beritahu Daffa, jika Rara sedang menggunakan headset saat ini dan membuatnya tidak bisa berhenti hanya untuk merespon ucapannya. Daffa berlari mengejar motor gadis itu. Tapi percuma saja, Rara sudah cukup jauh. Laki-laki itu berhenti berlari. Ia kembali mengatur nafasnya sembari sejenak melihat buku merah muda itu.
“gue balikin besok aja deh.”
***
Tbc.
Jangan lupa votmentnya temen-temen🌱
See ya🐣
yeolki_

KAMU SEDANG MEMBACA
Different | Cho Seungyoun ✔
Fanfiction[TAMAT] Sayangnya menjadi diri sendiri artinya menjadi aneh di mata semua orang #3 Mini Series Happy Reading🐣 cover by xxsjy9 yeolki_ Start : 10/02/20 End : 29/02/20 nb : karena ini mini series jadi cuman ada beberapa part di book ini