part 1

1.6K 116 6
                                    

20 menit lagi...

Pesawat sebentar lagi akan lepas landas. Dari lobi bandara, tampak seorang wanita tergesa gesa, penampilannya mungkin adalah penampilan tercantik selama wanita itu hidup.

Dengan rok dan kebaya yang indah ditubuh ramping dan tingginya, make up yang digunakan terlihat tidak berlebihan namun membuat wajahnya terlihat fresh dan lebih cantik. Dari fisiknya, ia sangat terlihat sebagai seorang wanita.

Dia menjadi sorotan. Karena wanita itu berlari, sepatu yang ia kenakan bersinggungan keras dengan keramik bandara, hal itu semakin menyadarkan orang orang yang melihatnya bahwa meski terlihat perfect namun semua orang tahu penampilan wanita itu sama sekali tidak cocok untuk seseorang yang akan lepas landas dari permukaan bumi.

14.50 wib tepat 15 menit sebelum semua penumpang diharuskan sudah berada dalam pesawat, wanita yang sempat dilirik banyak orang karena dirasa mencuri perhatian itu berhenti. Ponselnya berdering.

"iya"

"kok aku nggak lihat kamu ya dari tadi?"

"kenapa emangnya?"

Helaan disebarang terdengar lebih berat. "ya tuhan, kamu tu ya! Kita sekarang lagi wisuda. Hari yang paling ditunggu tunggu calon sarjana. Kamu nggak sekonyol itu kan nggak datang di wisuda sendiri?"

"aku datang kok. pagi. acara resminya udah selesai sekarang."

ia tau wanita diseberang sana pasti membelalakkan matanya tidak percaya "nah disitu dong point pentingnya, kan harus foto bareng."

"sama siapa?'

"keluarga lah."

Tidak ada jawaban.

"kan kita sepupuan. Kita masih ada hubungan keluarga, sa. Jgn lupakan itu"

Tidak ada jawaban

"kamu dimana?ibu kos bilang kamu nggak disana lagi. pindah kemana? Harus banget ya hari ini?" suara diseberang sana menyahut berkali kali. ia menghela napas.

"aku di jakarta"

" kamu serius!! Ngapain kejakarta?" suara diseberangsana membesar. Wanita itu berteriak.

Tinggal 10 menit lagi. Ia tidak punya waktu terlalu banyak. ia menghela nafas sebelum wanita diseberang sana mengintrogasi terlalu panjang

"makasih we, kamu udah selalu menjadi orang yang selalu ada selama ini. Aku butuh menata hidup lagi. Nggak usah khawatir, aku bisa jaga diri. Semoga kita bisa bertemu lagi, dikondisi yang lebih baik."

Wanita itu menutup panggilan searah. Ia tidak berniat mendengarkan tanggapan sepupu jauhnya Ketika keputusannya sudah bulat, ia harusnya totalitas memantapkannya.

Ia tahu tidak ada yang harus ia selamatkan terlebih dahulu melainkan perasanya sendiri. Sejak pagi, langkahnya hari ini terasa berharga karena akan memulai sebuah harapan meski ia tidak tahu apa yang akan menghadapinya setelah ini.

ia Berdiri dengan keputusan yang besar. Jakarta bukanlah tujuan utamanya. Ia akan berangkat lagi. Ketempat dimana ia berharap mendapatkan kehidupan baru.

Sungguh, kali ini ia yakin keputusannya tepat. Hidupnya harus diselamatkan. Itu kalimat yang selalu terngiang sampai sekarang. Sampai ia menunndukkan wajah ketika berjalan. Sampai wajahnya yang terasa mulai memanas. Sampai bulir bening itu mulai menetes ketika mengngat hal yang tidak seharusnya ia ingat, Sampai ia sesenggukan. Sampai ia tidak sadar menabrak koper seseorang.

"hati hati dong mbak." Bentakan keras dilontarkan setelahnya. dia tersadar. Sekelibat Ia merasakan kalau orang didepannya membalikkan tubuh menghadapnya.

" ini koper tuan" suara itu terdengar kembali. Namun kali ini lebih lembut. Sangat lembut.

ia mendongak. Mengalihkan pandangan kesumber suara. Mendapati Pria dengan hodie kebesaran. Pakaian serba hitam, beberapa kali pria tinggi itu membenarkan posisi topinya. Pria itu memakai masker. Selang beberapa detik, Pria itu mundur beberapa langkah dengan cekatan seperti seolah olah itu adalah sebuah kebiasaan yang harus dilakukan. Sangking cepatnya Seperti tindakan yang sudah dilatih berkali kali. Menajauhi Seseorang yang memiliki koper hitam pekat mengkilat. Koper elegan yang baru saja ia tabrak

Ia melirik pria yang berdiri dibelakang. Pria yang baru saja membentaknya itu, kemudian Menatap pria didepannya dengan koper disamping kirinya. Masih dengan air matanya. Pria yang ditabraknya juga menatapnya kembali. Pria itu tidak bersuara. Wanita itu mengangkat kedua tangannya keatas. mencoba meminta maaf. Sungguh ia tidak punya tenaga lagi untuk bersuara. Sesegera mungkin ia berlalu begitu saja.

berat sekali hidup ini tuhan. Ia mengepal tangan kirinya kuat. Dadanya perih.

semoga kali ini, aku tidak terbuang lagi.

Ketika selangkah kakinya mulai memasuki pesawat, ia menatap sinis lewat jendela pesawat.. benar benar ingin melupakan apa yang sudah ia terima ditanah ini.

Ia berjanji, sebelum perasaaanya baik baik saja, setidaknya sedikit lebih kuat ia takkan pernah kembali bahkan melirik tanah kelahirannya.

Semuanya sudah hancur. batinnya sebelum pergi.

Wanita itu, Alisa. Benar benar membenci kehidupannya.

"hallo tuan besar, baru saja tuan muda sedang menuju kuala lumpur. Ia menolak pengawasan intensif. dan memilih penerbangan komersil." Helaan nafas berat terdengar dari seberang telepon.

HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang