2

6 1 0
                                    

Putar musiknya di tanda ini 🎶

"Lo ngeliatin apaan sih?" tanya Woojin yang duduk disamping kananku.

Aku menunjuk dengan daguku. "Mereka lagi gosipin gue."

"Tau darimana lo?" tanya Daniel bingung yang duduk disamping kiri ku.

Aku mendengus sinis, "Gue bisa baca dari gerakan bibirnya."

"Emang apa yang bisa digosipin dari lo?"

Aku menatap tajam Daniel, "Gue ini terkenal di kampus, bukan hal baru kalo banyak haters yang gosipin gue."

"Haters? Bukannya dia sahabatnya sodara lo?" tanya Woojin.

Aku hanya tersenyum sinis dan tidak menjawabnya.

"Eh mana alat baru kita? Gue mau coba." kataku pada Daniel.

Tanpa banyak tanya, Daniel menyerahkan alat yang dimaksud.

Aku berjalan menghampiri meja dimana Minhyun duduk bersama kedua temannya. Seperti dugaanku, mereka sedang menggosipiku. Terlihat dari wajah pucat Seongwu saat aku berjalan menghampirinya.

Braak.

Aku sengaja menggebrak meja, sangat menyenangkan melihat wajah Seongwu yang memucat. Aku berusaha keras untuk tidak tertawa terbahak-bahak melihat ekspresinya.

Aku berpura-pura meminta uang pada Minhyun hanya agar aku bisa menempelkan alat penyadap. Ya kan tidak lucu aku tiba-tiba menepuk pundaknya, walaupun sebenarnya aku bisa juga melakukan hal itu. Hanya saja aku juga ingin membuat Seongwu semakin pucat.

Setelah berhasil menempelkan alat pelacak di dompetnya Minhyun, aku berjalan kembali ke meja yang menjadi singgasana kami.

"Gimana?" tanya Woojin.

"Oke dong, gue tinggal dengerin lewat airpods." kataku lalu memakai airpods untuk mendengar pembicaraan mereka.

Tidak ada yang menarik, mereka sepertinya tidak membicarakanku lagi. Namun saat Sungwoon menawari diri untuk mengantarku, Seongwu berkomentar. Sebelum dia sempat menyelesaikan komentarnya, aku dengan cepat melemparkan botol plastik hingga mengenai belakang kepalanya. Siapa suruh tadi dia ngatain aku cewek bar-bar.

Semakin jauh mereka dariku, barulah mereka kembali menggosipiku. Dasar mulut ember, enteng banget si Minhyun menceritakan hal itu pada mereka. Terlebih lagi saat dia bilang menjinakkanku? Dikiranya aku binatang kali ya. Dan siapa itu tadi namanya? Ha Sungwoon? Mau mendekatiku? Hah kau hanya akan menjadi mainan untukku.

Aku masuk ke kelasku setelah sedikit mengancamnya, ckck apakah Seongwu sepolos itu hingga menganggapku punya pendengaran super. Apakah dia tinggal di zaman batu? Di zaman sekarang masih percaya kekuatan super? Apakah dia tidak tau perkembangan teknologi yang maha canggih saat ini? Sungguh kasihan.

Begitu tiba dikelas, aku langsung duduk dibangku ku. Aku membuka tasku yang sengaja aku tinggalkan di kelas dan tersenyum sinis saat melihat sesuatu didalam tasku.

Salah seorang dosen masuk bersama dosen lainnya, sudah bisa ku tebak apa yang akan selanjutnya.

Aku mengambil ponselku dan mengirimkan pesan pada Woojin dan juga Daniel.

Gue dijebak, cari tau siapa yang jebak gue dan bawa ke ruang dekan. Waktu kalian paling lama setengah jam, lebih cepat lebih baik.

Setelah mengirimkan pesan itu, dosen yang bersangkutan memberitahukan alasan mereka ada di kelas yang tidak diajar olehnya. Aku bahkan tidak mendengarkan apa yang dosen itu katakan, aku hanya mengangkat tanganku.

"Ya kamu yang mengangkat tangan, ada apa?" tanyanya.

"Jika bapak mencari bungkusan rokok, itu ada di tas saya." kataku memberitahu.

Our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang