Tokoh dalam cerita ini adalah milik Tuhan, dirinya sendiri, keluarga masing-masing, dan SM Entertaiment. Saya hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan cerita ini. Jika merasa cerita anda mirip saya tidak berniat mengcopy cerita anda karena ini murni dari imajinasi saya.
Warning : Typo bertebaran !
Check this out !
.
.
.
Doyoung sudah mendapati sarapan tersaji di meja, Jaehyun masih memakai apron sembari mencuci peralatan masak yang baru saja digunakan. Pemuda itu baik sekali mau menyiapkan sarapan padahal pemuda itu baru ada kelas siang serta begadang mengerjakan tugas nanti malam. Kadang Doyoung merasa tidak melakukan apa-apa karena Jaehyun memperlakukannya dengan istimewa.
"Aku ingin tidur sebelum kelas, tidak apa-apa kalau aku tidak mengantar Hyung?"
Doyoung ingin tertawa begitu Jaehyun berbalik dan melihat warna hitam di bawah mata pemuda itu. Jaehyun benar-benar butuh tidur, ia bersyukur bahwa Jaehyun tidak menghancurkan dapur saat memasak. Jadi Doyoung tidak ingin mencelakakan dirinya di jalan dengan merengek minta diantar. Masih ada bus untuk ia naiki ke kempus, sama sekali tidak masalah.
"Kau sudah sarapan?"
Jaehyun mengangguk, lalu masuk ke kamarnya untuk tidur, kesadaran pemuda itu semakin menipis. Doyoung memaklumi Jaehyun yang tidak berpamitan karena pemuda itu sepertinya kurang konsentrasi setelah begadang. Jaehyun terlihat lebih manusiawi jika seperti ini, ia menyukai sisi Jaehyun yang sederhana seperti ini.
Bus pagi itu cukup ramai, ia harus berdesakan agar tidak tertinggal kelas paginya. Saat ia berhasil turun di halte dekat kampusnya ia merasa sangat lega. Rasanya ia menyukai kehidupan yang seperti ini, sederhana. Begitu memasuki kampus banyak yang memperhatikan, samar ia mendengar kenapa ia tidak diantar naik mobil oleh Jaehyun.
Perfect person, julukan Jaehyun itu selalu mengganggunya.
Ia banyak dijauhi karena menjadi kekasih Jaehyun, padahal Jaehyun yang mengejarnya dan entah kenapa malah ia yang menerima hujatan itu. Selama menjadi mahasiswa ia melakukan yang terbaik agar setara dengan Jaehyun. Bahwa mereka tidak perlu menghinanya dan bisa setara dengan Jaehyun yang sempurna.
Kesempurnaan Jaehyun membuat jarak tersendiri di antara keduanya.
Ia menjalani kehidupan kampusnya seperti biasa, makan siang bersama teman-temannya di kantin. Seperti biasa Ten dan Kun menemaninya makan siang jika Jaehyun sedang tidak bisa. Pemuda itu pasti baru saja berangkat ke kampus setelah melunasi sedikit hutang tidurnya tadi malam.
"Doyoung, berapa tahun kau menjadi kekasih Jaehyun?" Ten tiba-tiba bertanya.
Doyoung mengernyit, "Kenapa?"
"Biasa, orang yang tidak suka status hubunganmu dengan Jaehyun. Mereka penasaran kenapa kau bisa menjadi kekasih Jaehyun," timpal Kun.
Ah, Doyoung mengerti maksudnya. Kalau diingat ia sudah lama menjadi kekasih Jaehyun hanya saja mahasiswa di kampus ini baru tahu status ini baru-baru ini. "5 tahun," jawab Doyoung.
Ten dan Kun melotot, "Lama sekali."
Doyoung terkekeh. "Jangan terkejut begitu."
"Tunggu, jadi kau menjalin kasih dengan Jaehyun sejak SMA?" tanya Kun tidak percaya.
Doyoung mengangguk, "Iya begitulah, saat itu hubungan seperti ini masih tabu jadi kami merahasiakannya."
"Aku tidak tahu yang mana yang beruntung," sahut Ten.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side
FanfictionDoyoung terbangun di sebuah kamar dengan banyak lukisan yang tidak ia ketahui. Tubuhnya terasa lebih ringan ketika ia bangkit. Ia bercermin dan tekejut karena ia lebih pendek dan wajahnya lebih muda dari yang dia ingat. apalagi dengan warna rambutn...