Tokoh dalam cerita ini adalah milik Tuhan, dirinya sendiri, keluarga masing-masing, dan SM Entertaiment. Saya hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan cerita ini. Jika merasa cerita anda mirip saya tidak berniat mengcopy cerita anda karena ini murni dari imajinasi saya.
Warning : Typo bertebaran !
Check this out !
.
.
.
Doyoung membuka matanya ketika sinar matahari menelusup ke sela pelukan Jeno. Nafas Jeno terasa sangat teratur dan itu sangat menenangkan. Namun ia merasakan hal berbeda, tangan Jeno lebih kecil daripada yang ia ingat. Kemudian ia mendongak untuk memastikan bahwa yang memeluknya adalah Lee Jeno.
Itu bukan Lee Jeno, itu adalah Jung Jaehyun.
Doyoung hampir berteriak namun ia segera membekap mulutnya agar tidak membangunkan sosok yang masih tidur dengan pulasnya. Doyoung memperhatikan setiap lekukan dari wajah Jaehyun. Pemuda itu sedikit lebih tirus dari yang Doyoung ingat. Doyoung membalas pelukan JAehyun menghirup aroma Jaehyun yang begitu ia rindukan.
Jaehyun adalah ketenangan yang sangat ia rindukan.
"Aku merindukanmu," bisik Doyoung.
"Hyung bicara sesuatu?" tanya Jaehyun yang membuat Doyoung terkejut.
"Kau sudah bangun?" tanya Doyoung kembali.
"Baru saja, saat Hyung memelukku. Mau makan sesuatu?"
Doyoung menggeleng, "Aku ingin memelukmu lebih lama."
"Baiklah kita membolos saja hari ini," bisik Jaehyun.
"Memang ini hari apa?"
"Senin."
Doyoung tidak berbicara lebih lanjut, ia masih setia memeluk Jaehyun dan sepertinya Jaehyun juga masih enggan membuka matanya. Jadi Doyoung berpikir untuk membolos sehari karena ia terlalu merindukan Jung Jaehyun. Ia ingin menghabiskan waktu lebih banyak bersama dengan pemuda Jung itu hari ini.
"Jae."
"Hm?"
"Boleh aku menciummu?"
"Hyung sakit?"
"Diam."
Jaehyun mulai bergerak untuk menyamankan posis mereka, pemuda itu bahkan masih setia menutup matanya. Kemudian benda kenyal itu sampai di bibir Doyoung. Pemuda Kim itu sampai menahan nafasnya untuk mersakan bibir Jaehyun yang hangat. Perlahan ia membalas ciuman Jaehyun, karena ia terlalu merindukannya. Setelah pasukan oksigen di paru-paru mereka berkurang Jaehyun melepaskan tautan bibir mereka lalu membuka matanya.
"Terima kasih ciuman selamat paginya. Kau yakin ingin membolos?"
Doyoung tersenyum, "Ya, jika kau mau menemaniku seharian di apartemen. Aku terlalu malas untuk pergi kuliah."
Jaehyun mengernyit, "Kau seperti kerasukan arwah gadis manja."
"Apa kau meledekku?"
"Baiklah, kita membolos dan hanya di apartemen seharian."
Doyoung mengangguk, "Kau mau makan apa?"
"Apapun yang dimasak Hyung, aku terlalu malas untuk berpikir."
"Cuci muka dan gosok gigi!"
"Arrasseo."
Setelah menghabiskan acara cuci muka dan gosok gigi bersama. Doyoung akhirnya mebongkar kulkas yang ternyata banyak tersedia bahan makanan. Sedangkan Jaehyun menawarkan dirinya sendiri untuk membersihkan apartemen mereka agar tidak berdebu. Doyoung tersenyum hanya seperti ini saja ia merasa sangat senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side
FanficDoyoung terbangun di sebuah kamar dengan banyak lukisan yang tidak ia ketahui. Tubuhnya terasa lebih ringan ketika ia bangkit. Ia bercermin dan tekejut karena ia lebih pendek dan wajahnya lebih muda dari yang dia ingat. apalagi dengan warna rambutn...