Pelaksanaan try out akan dilaksanakan hari ini dan berlangsung sekitar sepuluh menit lagi. Beberapa murid sudah bersiap dan tinggal menunggu instruksi, ada yang santai dan ada pula yang berkeringat dingin serta gugup.
Baekhyun bukan termasuk keduanya. Pikirannya malah berkelana ke arah lain. Ia masih tetap terdiam bahkan saat teman-temannya sudah mengerjakan beberapa soal.
Baru kali ini Baekhyun memikirkan konsekuensi dari hasil ujian. Bukan nilai, tapi nyawa. Baik nyawanya ataupun teman-temannya yang lain. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Siapa tahu ini adalah awal mula kejadian yang sesungguhnya. Baekhyun tidak mau berburuk sangka, tapi setidaknya ia harus berhati-hati.
Baru kali ini ia merasa bahwa menjadi nomor satu adalah beban dan rasanya mengerikan. Ini sungguh tidak adil mengingat banyak murid yang sudah belajar sungguh-sungguh, mendadak harus memutar haluan.
Kejam.
Setelah menghabiskan beberapa jam di ruangan, bel istirahat berdering menandakan waktu ujian sudah selesai. Kertas ujian dikumpulkan yang merupakan akhir dari kerja keras mereka hari ini.
"Bagaimana ujianmu?" tanya Taeyeon membuka percakapan sambil mengemasi kembali alat tulisnya.
"Begitulah," Baekhyun melipat kedua tangannya di belakang kepala, kemudian menyandarkannya ke kursi. Pandangannya otomatis menatap Chanyeol yang kini sudah menatapnya juga.
"Mau ke kantin?" tanya Chanyeol.
Kini Baekhyun, Chanyeol, dan Sehun tengah duduk di kantin sekolah. Melahap makanannya dengan rakus karena tenaganya habis dipakai untuk berpikir saat try out tadi. Benar-benar problem anak sekolah, cepat sekali lapar karena kehabisan tenaga.
"Kau menjawab apa di soal nomor lima puluh dua?"
"Soal tentang apa?" tanya Chanyeol dengan mulut penuh makanan.
"Hukum relativitas," jawab Sehun. Tangannya sibuk berselancar di salah satu website google. "Sepertinya aku salah jawab, kukira teorinya tidak mengacu pada kerangka."
"Teorinya bertolak, bro," Baekhyun menyahut. "Albert Einstein mengemukakan di postulat teori relativitas pertama bahwa hukum fisika dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan yang berbentuk sama pada semua kerangka acuan inersial."
Sehun menggerutu sebal. "Aish, jinjja. Aku kira semua benda itu diam dan hanya akan bergerak apabila kedudukan benda itu berubah,"
"That's right, tapi dalam ilustrasinya, benda yang bergerak itu bersifat relatif atau tidak mutlak, yaitu tergantung pada kerangka acuan yang digunakan." Jelas Baekhyun, Sehun menanggapi dengan ber-oh-ria.
Sementara Chanyeol yang tidak mengerti apa-apa hanya diam menatap kedua temannya yang sibuk mendiskusikan entah hal apa. Baginya, mengisi jawaban saja sudah termasuk beruntung. Prinsipnya adalah datang, kerjakan, lalu lupakan. Setelah itu bermain game.
"Sudahlah, lupakan. Minggu depan kita akan ujian lagi." Chanyeol menengahi, merasa muak dengan hal yang tidak ia mengerti.
"Hasil ujian hari ini akan keluar kapan?" tanya Baekhyun.
"Rumornya besok," Chanyeol mengangkat bahu, kemudian tangan kanannya terangkat karena melihat seseorang yang dikenalnya baru masuk ke kantin.
"Kim Junmyeon!"
Oh.
Junmyeon menoleh ke asal suara, Chanyeol melambaikan tangannya dengan riang. Dalam sekejap, Junmyeon sudah bergabung dengan mereka bertiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teror Of School [ON-HOLD]
Mystery / ThrillerJadi siswa unggulan ternyata bisa menjadi semengerikan ini! Ini cerita tentang sisi gelap dunia sekolah. Baekhyun dan Taeyeon berkelana mencari pelaku teror yang menghantui murid-murid berprestasi. Akankah teror sekolah ini segera usai? Copyright ©2...