Chapter 4 : Presumption

314 70 28
                                    

Malam itu Taeyeon pulang dengan tatapan mata kosong sepanjang jalan. Beberapa kali gadis itu menabrak orang-orang yang lewat karena tidak fokus. Rasanya berita itu terasa begitu aneh untuk menjadi sebuah kenyataan.

Ini semua bohong, pasti bohong.

"Hei, hati-hati dong!"

Seketika Taeyeon tersadar dari pikirannya. Ia berbalik dan menunduk berkali-kali kepada orang yang barusan ditabraknya. "Maafkan saya."

Orang itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sebelum akhirnya berlalu pergi.

Taeyeon kembali berjalan. Pandangannya lurus ke bawah, kakinya menendang kerikil kecil di sepanjang jalan. Dalam pikiran ia masih bertanya-tanya.

"Woi, mau kemana?!"

Baekhyun tengah menyenderkan tubuhnya di tiang halte, sedangkan motor besarnya berdiri gagah di sebelah. Ia menunggu kedatangan Taeyeon sedari tadi—yang sialnya gadis itu malah berjalan melewatinya seperti mayat hidup. Jika bukan karena ibunya yang menyuruhnya, Baekhyun pasti tengah bermain game di rumah.

"Wah, benar-benar!" Baekhyun mengacak rambutnya dan berlari ke arah Taeyeon. Lelaki itu menarik jemari gadis itu dengan cepat. Taeyeon dengan refleks berbalik mengikuti arah tarikan. Selama sepersekian detik ia membulatkan matanya karena terkejut saat manik matanya menangkap pandangan mata Baekhyun yang tak dapat didefinisikan.

"Sedang apa kau disini?" tanya Taeyeon.

"Ck, kau bodoh ya? Kau baru saja melewati halte!" seru Baekhyun. Taeyeon melongo.

Baekhyun menggeleng tak habis pikir, kemudian lelaki itu menarik Taeyeon kembali ke arah halte. Taeyeon semakin melongo karena saat sudah sampai disana lelaki itu menyodorkan sebuah helm kepadanya.

"Pakai!" kata Baekhyun.

Taeyeon menatap helm itu dengan bingung. "Mengapa harus memakai helm saat naik bis?"

Baekhyun menepuk dahinya. "Kau ternyata sebodoh ini, ya?"

Tanpa berpikir panjang, Baekhyun yang memakaikan Taeyeon helm. Gadis itu membeku di tempat saat Baekhyun menghapus beberapa jarak pandangnya beberapa sentimeter karena lelaki itu terfokus pada segel helm di bawah dagu Taeyeon.

"Sekalian pakai jaketku agar tidak dingin, aku tipe orang yang kebut saat berkendara." Baekhyun menyodorkan jaketnya yang lagi-lagi dibalas Taeyeon dengan tatapan bingung. Baekhyun memutar bola matanya kesal.

"Cepat pakai atau mau kupakaikan lagi? Kalau masih melongo, kau mau kudorong ke tengah jalan, hm?"

Taeyeon tersadar seketika. "Jahat sekali."

"Apa kau bilang?"

Taeyeon menjulurkan lidahnya sembari memakai jaket yang dipinjamkan Baekhyun. Setelah itu Taeyeon menaiki motor lelaki itu dengan wajah masam.

"Jangan pegangan disana, aku bukan tukang ojek!" omel Baekhyun saat melihat Taeyeon malah memegangi sadel belakang.

"Berisik sekali, sih." Taeyeon menggerutu pelan.

Baekhyun mendengus, ia memutar kuncinya dan menyalakan gas. Dalam pikirannya mencetuskan berbagai ide jahil. Benar saja, ia menarik pedal dan mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata-rata. Taeyeon terkejut, dengan refleks tangannya melingkari pinggang Baekhyun.

Baekhyun tersenyum girang diam-diam. Hari ini ia menang.




















Keesokan harinya sekolah gempar dengan berita duka yang mendadak itu. Terutama di Kelas A, tempat dimana Jessica pernah menjadi bagian di dalamnya.

Teror Of School [ON-HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang