Chapter 16 : See you, Kim Taeyeon

497 75 156
                                    

Baekhyun terperangah sesaat mendengar penuturan si Gadis Kim yang tiba-tiba. Kedua maniknya menatap sosok di depannya dengan tajam. Namun sayang, gadis itu memang tidak pernah gentar.

"Tidak mau." Akhirnya ia berkata, berusaha keras kepala melawan si Gadis Kim.

"Sekarang giliranku, Baekhyun."

"Kim Taeyeon, aku tidak mau. Aku tidak mau kau terluka!"

"Percaya padaku, aku tidak akan terluka." Jawab Taeyeon dengan penuh keyakinan.

Baekhyun mengacak surai rambutnya frustrasi. Ia tidak menyangka bahwa menangani gadis keras kepala seperti Taeyeon bisa serumit ini. "Kau tidak terluka, tapi aku yang terluka kalau aku membiarkanmu."

Taeyeon menghela napas berat. "Baekhyun, kita tidak punya waktu banyak."

"Kita bisa biarkan orang lain!"

"Kenapa mengorbankan orang lain kalau ini adalah misi kita berdua?!" Gadis itu akhirnya menaikkan suaranya satu oktaf karena lelah berdebat. Saat menyadari perubahan mimik wajah si lelaki yang mengendur, ia menghela napas pelan.

"Baekhyun, aku akan baik-baik saja karena kau pasti melindungiku, 'kan?"

"Byun Baekhyun, percaya padaku ..." lanjutnya dengan suara lebih lembut.

Baekhyun mendecak, ia tidak tahan dengan kekukuhan seorang Kim Taeyeon yang memang berkarakter berani cari mati. Walau bagaimanapun dan sekeras apapun ia memaksakan kehendak, Taeyeon akan selalu bertindak keras kepala.

"Baiklah," Baekhyun merengkuh tubuh gadis itu dalam pelukannya. "Aku akan melindungimu, Kim Taeyeon."























Baekhyun kembali ke sekolah setelah mengambil baju sepakbola miliknya. Sedangkan Taeyeon sudah terjebak di kediaman keluarga Byun dengan buku-buku soal latihan super tebal.

"Taeyeon, ayo isi perutmu dulu. Sudah lama ibu tidak melihatmu datang, tapi begitu datang kau belajar sekeras ini."

Wali kelas Byun menaruh beberapa kudapan di atas meja dimana Taeyeon sedang sibuk mengerjakan soal-soal. Gadis itu tersenyum simpul.

"Terima kasih, ssaem. Akhir-akhir ini aku sibuk organisasi. Ada banyak kendala yang tidak bisa kutinggalkan," ucapnya dengan raut menyesal.

"Ibu mengerti," Wanita paruh baya itu mengangguk. "Ibu tahu sekolah memang sedang tidak aman. Baekhyun juga selalu pulang larut karena ada kendala di klub sepakbola. Ibu sangat khawatir saat tahu ia mendapat posisi teratas di ujian, ibu merasa menyesal telah mendidiknya begitu keras. Beruntung saja ia tidak apa-apa."

"Aku juga khawatir padanya karena itu. Aku lega karena banyak polisi yang berjaga."

"Sebenarnya sejak dulu Baekhyun memang selalu mendapatkan peringkat pertama karena ditekan. Baekhyun menjadi terobsesi dengan peringkat karena suamiku orang yang ambisius dan lebih menekankan fungsi otak daripada etika. Ibu sedih karena tidak bisa melakukan apa-apa," cerita Wali Kelas Byun dengan raut wajah penuh penyesalan.

Taeyeon mengangguk sambil meringis. Miris dengan latar belakang Baekhyun yang ternyata lebih keras dari dugaannya. "Apa Baekhyun baik-baik saja akan hal itu?"

"Kurasa tidak. Sudah lama ibu tidak mendengar suara tawanya," wali kelas menatapnya kosong.

"Ah," Taeyeon mengangguk mengerti. "Aku baru sekelas dengannya tahun ini, tapi aku bisa melihat dia memang lelaki yang jenius."

"Dia selalu mendapat ranking pertama di kelas, namun sempat turun saat ujian terakhir di kelas dua."

"Oh, begitu?" Taeyeon terkejut untuk sesaat. Pikirannya kembali menerawang, mencari berbagai hal yang menjadi pertanyaannya selama ini. Astaga, baru kali ini ia menyesal tidak pernah peduli dengan ranking paralel.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Teror Of School [ON-HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang