Chapter 14 : Failed Mission

324 66 35
                                    

Keesokan harinya, Baekhyun terbangun dengan kepala yang teramat pening. Rasanya dunia tampak berputar-putar sekarang, belum lagi tubuhnya yang terasa berat sekali. Jika dia tidak ingat dengan misi rahasianya bersama Taeyeon, mungkin dia tidak akan pergi ke sekolah dan memilih untuk tidur di kasur yang gravitasinya besar itu.

Baekhyun merasa ada sesuatu yang kosong. Ia seperti melupakan sesuatu, tapi ia tidak tahu apa.

"Apa ya?" Baekhyun bermonolog, mengacak surai rambutnya setengah frustrasi.

Baekhyun berdiri dan menatap pantulan dirinya dari atas sampai bawah di cermin kamarnya, mencari-cari sesuatu yang sekiranya dapat menetralkan pikirannya. Ia menelisik ke dalam pantulan dirinya, meniti setiap detail bagian tubuh dan panca indra. Namun yang ia dapatkan hanyalah kotoran mata. Dengan itu Baekhyun pergi setengah berlari ke kamar mandi setelah mengambil handuk.




















"Taeyeon, selamat pagi!"

"Pagi," Taeyeon menoleh menatap Baekhyun dengan heran. Setelah kejadian kemarin, lelaki itu masih bisa menyapanya seriang ini?

"Sudah lihat mading?" tanya Baekhyun, berusaha menyamai langkahnya dengan gadis bermarga Kim itu.

"Kau mau lihat?" Taeyeon bertanya balik.

Baekhyun tersenyum angkuh. "Tanpa melihat pun, aku tahu pasti bahwa aku ada di urutan pertama."

"Menyebalkan sekali!"

Taeyeon mempercepat tempo langkahnya, meninggalkan Baekhyun yang terkekeh di belakang.

Entah ini adalah kabar bahagia atau malah kabar buruk, Baekhyun ternyata benar.

Taeyeon menatap mading dengan perasaan campur aduk yang tak bisa ia definisikan. Taeyeon merasa aman karena posisinya ada di urutan kedua belas, tapi bagaimana dengan lelaki bermarga Byun itu?

Saat Baekhyun datang, semua murid yang ada disana secara otomatis menatap ketua klub sepakbola itu dengan berbagai macam pandangan. Baekhyun yang awalnya sedang bersenandung itu mendadak menghentikan langkah dan menatap kerumunan dengan bingung.

"Apa?" tanya Baekhyun dengan satu alis yang terangkat.

"HEI BYUN BAEKHYUN BODOH!"

Chanyeol merangsek keluar kerumunan. Berlari dan memegang kedua bahu milik Baekhyun dengan erat, menguncang-guncangkan tanpa belas kasih, "KAU CARI MATI YA?"

Baekhyun membelalakan matanya tak mengerti, "Kenapa aku mencari mati--"

"AKU SERIUS!" seru Chanyeol. "Bisa-bisanya kau melakukan ini disaat keadaan genting?"

Melihat tatapan Chanyeol yang berkilat, Baekhyun tahu bahwa lelaki tiang itu memang tidak main-main. Baekhyun tersenyum tipis dan menepuk-nepuk pundak lelaki itu dengan bersahabat.

"It's okay," Baekhyun terkekeh pelan. "Kalau memang benar, aku tidak akan mati semudah itu."

"Seenaknya kau ini bicara!"

"Park Chanyeol, aku bukan anak kemarin sore. Kau mengenalku lebih lama dari itu," Baekhyun menatap netra Chanyeol dengan tajam. "Trust me."

Chanyeol menghela napas, perlahan-lahan mengendurkan jemarinya yang memegang bahu Baekhyun dengan erat, "Kau temanku, Baek. Kalau terjadi apa-apa denganmu kali ini aku tidak akan tinggal diam."

"Terima kasih," gumam Baekhyun sambil tersenyum.

Chanyeol mendesis pelan, ia memasukan kedua tangannya ke saku celana dan berjalan pergi.

Teror Of School [ON-HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang