Part 2 : Cafe Garden

117 18 9
                                    

"Key!"

Terdengar suara yang cukup familiar memanggilku dari arah belakang. Takku gubris suara itu karena aku masih sibuk membenarkan rambutku. Aku masih terbawa perasaan kesal dengan ulah Ando tadi.

"KEYSHA AGATHA!!"

Bagus, sekarang anak itu meneriaki nama lengkapku. Dan aku yakin beberapa orang pasti akan menatap kearahku.

"Dih dasar ni anak dipanggil juga."

"Hmm, apaan."

"Weh, keknya lagi badmood nih. Ke kantin bu Jeje aja yuk, ku traktir deh." Ucap Salwa sambil merangkulkan tangannya di pundakku.

"Bukannya kita ada kelas pagi Wa."

"Oh iya bener juga. Tapi aku laper belom sarapan. Temenin bentar yuk Key." Ku tunjukkan jam tangan ku kearah Salwa, ia malah mengerutkan dahinya.

"Kenapa kamu nunjukkin jam tangan kearahku. Jam tanganmu baru? bukannya itu jam lama?"

"Hadeh, sekarang tuh pukul delapan kurang lima menit. Dan kelas kita dimulai pukul delapan. Kamu tahu kan dosen kita hari ini Pak Hendra?. Mau kamu awal kelas udah disuruh belajar di luar." Salwa bergidik ngeri ketika aku menyebut nama Pak Hendra. Dia selalu saja senstif dengan nama dosen satu itu. Aku juga tidak tahu kenapa dan apa alasannya.

"Yaudah deh yuk ah ke kelas, ngeri kalau telat kalau gini mah." Aku dan Salwa memutuskan untuk bergegas menuju kelas. Semua berjalan dengan lancar. Beruntung saat mendaratkan pantat ku ke kursi, Pak Hendra belum duduk di kursi kebesarannya. Kisaran lima menit kemudian beliau datang. Kelas yang awalnya begitu ramai jadi tenang seketika.

"Selamat pagi semuanya, tugas kemarin dikumpulkan sekarang ke meja. Dan sepertinya Miss Maria hari ini berhalangan hadir. Tugas dari beliau akan di japri ke salah satu koordinator kelas."

Bla bla bla..

Dan sepertinya aku akan pulang lebih awal, karena ternyata makul ke empat dosen berhalangan hadir.

~❤~

"Key ke Cafe Garden yuk. Kok aku jadi kangen sama Mas Deden." Ucap Salwa sambil masih sibuk merapikan beberapa buku di totebag nya.

"Dasar, kesana cuma mau ganjenin Mas Deden." Sebuah cengiran lebar khas anak kecil tercetak diwajah Salwa.

"Nanti deh ya kita ketemu disana. Aku masih ada latihan teater nih."

"Keysha!"

Sebuah suara tiba-tiba memecah percakapanku dengan Salwa, saat menuju kearah sanggar teater. Terlihat seorang laki-laki berkaos hitam dengan rambut gondrongnya berlari kearahku dan Salwa berdiri.

"Loh Mas Baskara, kenapa mas sampek lari-lari gitu?"

"Gini Key, kemaren malem aku mau WA kamu malah lupa. Hari ini nggak jadi latihan dulu. Banyak yang pada absen, ada beberapa anak juga yang lagi pada pergi belanja barang-barang."

"Owalah gitu." Kulirik Salwa yang mencubit lenganku dan menatap horor kearahku. Pasti anak ini minta untuk dikenalkan dengan Mas Baskara.

"Iya gitu. Yaudah ya Key ku balik dulu ke sanggar. Kalau mau pulang nggak pa-pa atau mau mampir sanggar dulu?" Tawar Mas Baskara kepadaku.

Masih saja Salwa mencubit gemas ke lengan kecilku. Kutatap balik Salwa dengan tatapan "kamu kenapa sih". Dia hanya meresponnya dengan cengiran lebar.

"Besok aja deh mas aku ke sanggar, ini ada janji sama temen soalnya." Tolakku halus kepada Mas Baskara. Tanpa sadar muncul ekspresi raut kekecewaan di wajahnya. Namun hanya sesaat dan raut wajahnya langsung kembali ceria seperti semula.

RaguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang