Chapter Tujuh •💬• Isyifa Rahadia

454 31 0
                                    

"jadi nama Lo sekarang Isyifa?"Tesya mengangguk "Kok Lo bisa ganti nama sih, kalau opa Lo tau Lo ganti nama, Tewas Lo!"Ucap Amelia dengan sedikit candaan.

Tesya terkekeh mendengarnya, lalu dia menatap Amel "Lagian nama Tesya udah dihapus dari daftar keluarga. Opa udah gk peduli lagi sama aku, opa bilang kalau aku bukan lagi cucunya, bukan lagi salah satu keluarganya. Sebenarnya aku mau bilang nama Tesya pas ibu ibu itu tanya nama, gk tau kenapa nama Isyifa Rahadia langsung keluar begitu saja dari bibir aku. Mungkin, aku akan memulai semuanya dari awal dengan nama baru aku"Ucap Tesya sambil tersenyum tipis, dia menatap Amelia yang juga menatapnya "kalau disini kamu panggil aku Isyifa ya Mel. Takutnya mereka curiga sama aku"Amelia mengangguk.

Kesunyian melanda keduanya, hingga Amelia mengatakan sesuatu yang membuat Tesya terdiam dan menatap Amelia dengan helaan nafas "Gimana dengan laki laki Muslim itu, Lo masih suka sama dia?"

Sesaat Tesya terdiam, kemudian ia tersenyum "Aku akan tetap menyukai dia didalam sini"Menunjuk dada miliknya "aku ingin menjadi seperti Fatimah Az-zahra yang menyukai Ali dalam diam. Jika dia memang jodohku, Insya Allah, Allah akan mendekatkan kami. Tapi, jika dia bukan jodohku"ia terdiam terlebih dahulu, lalu menatap Amelia "itu semua kehendak Allah"

Amelia tersenyum "Gue doain Lo berjodoh sama dia"Tesya tersenyum dan mengangguk.

Tesya menatap Amelia sambil memegang tangan temannya "Amel, aku bisa minta tolong boleh?"Kening Amel mengkerut.

"Minta tolong apa?"Membalas menegang tangan Tesya.

"Tolong sekali kali lihat keadaan mami dirumah. Jika dia baik baik saja, tolong hubungi aku. Tapi, jika sebaliknya hubungi aku juga" Amelia tersenyum dan mengangguk dengan semangat.

"Ok, gue janji bakal lihat keadaan mami lo dirumah. Gue bakal jagain mami lo kok Sya, Lo tenang aja"

"Makasih"keduanya saling memeluk, tanpa terasa air mata Tesya turun dengan deras. Dia sesenggukan, Amel mengusap punggung Tesya dengan pelan sambil membisikkan kata kata menenangkan.

"Sudah jangan menangis"Amel mengusap air mata Tesya yang tanpak turun "Lo tenang aja, gue bakal jagain mami lo kok"Tesya tersenyum dan mengangguk.

"Oh ya Sya. Lo tau gk sih, teman teman di kampus cariin Lo sedari kemarin"Kening Tesya mengerut. Dia mengusap air matanya pelan.

"Mereka cari aku, kenapa?"Tanya Tesya dengan bingung. Kenapa mereka mencari ku.

"Mereka sudah tau kalau Lo masuk Islam dan jadi mualaf. Mereka marah, mereka tidak terima kalau Lo masuk Islam Sya. Mereka datang kekelas dan bertanya mengenai Lo di gue dan teman teman yang lain. gue gk tau dimana Lo berada waktu itu, sampai gue mulai tau kalau Lo udah mulai masuk Islam dan_pindah"ucapan Amel membuat Tesya terdiam "mereka marah, sampai mereka datang kerumah lo dan berteriak memanggil nama Tesya. Saat itu, orang rumah sama sekali gk keluar dari rumah. Mereka mulai melakukan kekerasan waktu itu, mereka mencoba untuk menghancurkan gerbang rumah Lo Sya, dan untung ada bodyguard yang ngusir mereka pas waktu itu, dan saat dikampus pun mereka selalu mencari Lo"Amel menatap Tesya sambil memegang bahu Tesya yang tanpak terdiam "Gue mohon Sya, jangan kasih tau siapapun nama asli Lo. Jika ada yang bertanya, cukup bilang kalau nama Lo Isyifa. Gue takut Lo kenapa Napa Sya"

Tesya mengangguk, dan sekali lagi air mata itu turun dari pelupuk matanya "Kamu juga jangan lupa, jaga diri. Aku juga takut mereka melakukan kekerasan sama kamu Mel, aku takut banget"

ISYIFA RAHADIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang