Bagian tiga : 3

2.5K 277 20
                                    

Namjoon terus menggarap lagu sebelumnya dan juga menerima garapan lagu baru dari artis yang baru saja debut. Dia juga terkadang menerima konsultasi untuk pemusik lain. Ya, inilah pekerjaan yang sangat Namjoon sukai tapi hari ini semua itu justru sangat mengganggunya.

Namjoon tidak bisa fokus. Dia masih sangat penasaran dan juga memikirkan wanita yang katanya ibu kandung Jungkook itu. Namjoon terbayang bagaimana jika suatu saat Jungkook meninggalkannya?

"Namjoon, PD-nim menunggumu di ruangannya" Hoseok berteriak dari pintu studio Namjoon yang sudah dia ketahui sandinya.

Namjoon tidak segera bergerak. Ia meraih ponselnya dulu untuk mengirim pesan pada Jungkook.

Kookie, kamu baik-baik saja? Kakak akan menjemputmu nanti.

Tidak perlu, Kak Namu. Aku ada latihan panahan dan mungkin akan pulang larut.

***

Dengan hati yang penuh dengan kegembiraan sekaligus juga kesesakan akan kerinduan pada putra bungsunya. Wanita bernama Aeri ini kembali ke rumah dan memeluk baju bayi yang masih ia simpan. Baju untuk putra bungsu yang terpaksa ia buang, lebih tepatnya ia amankan dari jangkauan suaminya yang kejam dan mengancam akan membunuhnya dan anaknya.

"Itu dirimu, Nak? Benarkah?"

Aeri hanya bisa memukul dadanya sendiri sambil menggelengkan kepalanya samar. Dia sangat bahagia jika memang yang dia lihat adalah putra bungsunya.

"Ibu menemukanmu, Nak. Ibu menyayangimu"

Di tengah kesesakannya itu, Aeri tidak menyadari ada langkah seorang pemuda yang mendekat padanya. "Ibu baik-baik saja?"

Aeri hanya bisa mengangkat kepala untuk memperlihatkan wajah hancurnya pada putranya yang lain ini.

"Ibu tenang dulu, ya. Ibu bisa mencoba untuk menjelaskannya pelan-pelan"

Aeri menuruti kemauan putranya itu. Ia juga mengatur nafasnya perlahan agar dia lebih tenang.

"Ibu telah bersalah, Nak. Ibu tidak berdaya untuk adik. Ibu hanya ingin adik selamat dari kekejaman ayahmu. Kau ingat bukan?"

Adik?

"Ibu, Ibu yakin itu adik? Itu, itu sudah lama sekali, Ibu" katanya dengan jeda yang cukup lama karena terkejut.

"Ibu yakin, Nak. Ibu datang ke rumah dimana ibu meletakan adik kala itu. Astaga! Bagaimana bisa ibu sekejam itu pada darah daging ibu sendiri! Bahkan saat itu Ibu belum sempat memberinya nama. Ibu hanya memeluknya sekali saat ia lahir ke dunia"

"Ibu, Ibu, Ibu tenang dulu. Aku rasa masih banyak yang harus dipastikan Ibu. Biar aku saja yang mencari tau. Siapa dia Ibu? Ibu tau informasi tentang dia?"

"Dia Kim Jungkook, Nak. Putra keluarga Kim Yeogun dan Kim Hana. Hanya itu yang Ibu tau saat Ibu mendatangi rumahnya" 

Pemuda ini secara tidak bisa mengatur kedipan mata dan wajah terkejutnya.

***

Jungkook menghela nafasnya dengan kecewa. Lagi-lagi dia gagal untuk menembus kesempurnaan dengan panahnya. Kalau begini terus dia tidak akan punya kemajuan dan nilainya akan menurun sebagai seorang pemanah. Dia juga terancam tidak akan ikut kompetisi.

"Woy! Kau harus lebih fokus, mata bulat!"

"Alien, kau diam saja!"

Jungkook dan Taehyung adalah rekan yang baik meski mereka berdua sering melempar ejekan. Taehyung juga langsung menjadi teman baik Jungkook disaat yang bersamaan.

Trivia : Love (Brothership Namkook) || FinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang