TtS(Enam)

68 6 0
                                    

Suasana yang cukup tegang saat ini. Chaewon berkali kali menghela nafas dan mengeluh kesulitan. Alat tulis di tangannya menjadi pelampiasan. Entah berapa kali Chaewon harus meraut pensilnya karena terus patah. Ini semua berawal dari Chaewon yang sama sekali tak bisa mengerjakan satu soal pun setelah sepuluh menit berlalu. Padahal di hadapannya ada beberapa referensi buku untuk membantunya mengerjakan soal latihan tersebut. Sayang sekali, Jibeom tak mengizinkan Chaewon menyontek rumus. Chaewon bahkan semakin kesulitan karena gugup, sedari tadi Jibeom terus melihat ke arahnya dengan tatapan tajam. Jadi sebenarnya Chaewon tak bisa mengerjakan soal karena ia tak bisa atau karena gugup diperhatikan Jibeom? Hal ini tentu saja hanya Chaewon yang tahu, dan selamanya akan jadi misteri.

"Kau tak bisa mengerjakannya?" tanya Jibeom.

Chaewon gelagapan, tentu saja dia tak bisa, kalau dia bisa sudah dari tadi dia kerjakan. Semakin lama tangan Chaewon mulai berkeringat. Dalam hati Chaewon berusaha bersikap tenang. Toh, di hadapannya hanya Jibeom, bukan guru killer yang kapan saja bisa memangsa dirinya.

"Biarkan aku melihat rumusnya sekali saja, aku yakin bisa mengerjakannya," mohon Chaewon pada Jibeom. Pemuda di hadapannya itu tampak menimbang keputusan.

"Baiklah, sekali saja."

Chaewon kegirangan, dia segera membuka buku paket yang bertumpuk di hadapannya guna mencari rumus untuk memecahkan soal matematika yang sulit itu. Lembar demi lembar buku telah Chaewon buka, namun dia tak menemukan rumus yang sesuai. Karena terlalu bodoh atau karena terlalu gugup, lagi-lagi ini masih misterius.

"Aku tak bisa menemukan rumusnya, bagaimana ini?" pasrah Chaewon , dia yakin setelah ini Jibeom akan meledak.

"MWO? Kau tidak menemukannya atau kau tak tau yang mana rumusnya? Ya ampun, Kim Chaewon , kau benar-benar tak tertolong. Begini, seperti ini, perhatikan baik baik!"

"Ne,"

"Jika harus mencari jumlah semua bilangan ganjil anatara 50-100, kau harus tau berapa banyak bilangan ganjil antara 50-100, tak perlu repot menggunakan rumus Un=a+(n-1)b, sudah pasti totalnya ada 25, nah sekarang kau harus menggunakan rumus yang lain untuk menghitung jumlahnya, pakai yang ini, Sn=1/2n(2a+(n-1)b. Dari sini kau harus mencari jawabannya sendiri."

"Baiklah, akan aku coba menghitungnya," Chaewon bergegas menghitung dengan rumus yang sudah Jibeom sediakan untuknya. Chaewon harus bisa mengerjakannya apapun yang terjadi.

Jibeom hanya duduk memperhatikan murid satu-satunya itu, Chaewon harus bisa mengerjakan soal matematika paling tidak mendapat nilai 6 saat ujian, karena kalau tidak, nilai matematikanya lah yang akan diujung tanduk. Park Saem akan menganggap Jibeom hanya pintar dalam pelajaran tanpa bisa mengajari orang lain.

"Aku berhasil, aku menemukan hasilnya," Chaewon senang tak terkira. Soal matematika yang selama ini hanya bisa ia lihat akhirnya bisa dia kerjakan. Jibeom langsung melihat hasil kerja Chaewon , di sana tertulis angka ribuan tepatnya 1.875. Jibeom tersenyum, ini pertanda baik untuknya dan untuk Chaewon tentunya.

"Jawabanmu benar, kalau begitu aku akan memberimu soal yang lebih banyak lagi,"

"Mwo?" Chaewon tampak kesal dengan ucapan Jibeom, lebih bayak soal akan membuatnya semakin pusing saja, tapi apa boleh buat, Chaewon tak bisa menyerah sekarang. "Baiklah,"

***

Hari demi hari berlalu. Jibeom dan Chaewon lebih sering bertemu dan belajar bersama. Pelajaran yang sering Jibeom ajarkan dititik beratkan pada matematika. Selain karena Chaewon itu bodoh, ada maksud lain yang dimiliki Jibeom, yaitu agar nilai matematikanya juga tidak diisi dengan tinta merah. Kini tepat minggu ke-3 setelah privat Jibeom dengan Chaewon . Besok adalah hal yang paling ditunggu-tunggu. Besok adalah pertaruhan Jibeom untuk membuat Chaewon hengkang dari peringkat 3 terendah, terutama dalam ujian matematika.

Touch the StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang