ALVARO~09

10 1 0
                                    

Tookk....ttookk...tokk...
"Varo...bangun sayang, udah jam enam". Teriak seorang wanita di depan pintu berwarna silver sambir terus menggedor pintu membangunkan makhluk yg sedang berselancar dialam mimpinya.
'Bunda apaan sih...masih pagi udah heboh aja.' Gumamnya kecil sambil menarik kembali selimut tebalnya.
"Heh..kebo. udah dibilang bangun juga".
"Aaaa...sakit bunda". Dengan gerakan cepat Al duduk sambil memegangi telinganya yg sedang ditarik paksa oleh bundanya yg sangat cantik itu.
"Ya udah buruan mandi udah dibangunin daritadi juga". Dengan tanpa perasaan bundanya meninggalkan dirinya seorang diri dikamarnya sambil ngedumel tidak jelas.
"Males ahh...masih jam 6 juga." Al hendak kembali menjatuhkan dirinya tapi tidak jadi karena teriakan bundanya kembali menggema di anak tangga.
"Varo jangan tidur lagi...atau uang bulanan kamu bunda kurangi"
"Apaan sih bunda ga asik ahh". Dengan langkah berat ia berjalan kekamar mandi.
15 menit kemudian Alvaro keluar dari kamarnya dengan langkah gontai menuju ruang makan.
"Pagi Ayah, Bunda". Varo menyapa Ayahnya dengan senyuman manisnya namun tidak setelah menatap Bundanya ia langsung memberi tatapan kesal dan jengkel.
"Anak ayah kok kusut gitu sih mukanya?".
"Tanya Bunda, tuh". Dengan kesal ia menelan roti sambil cemberut menatap bundanya yg sedari tadi menahan tawa melihatnya.
"Salahnya sendiri kok yah". Dengan lembut bundanya mengelus lengan ayahnya dengan manja.
"Uhuukk..uhuukk...". Alvaro tersedak setelah mendengar kalimat rayuan bundanya.
"Tuh kan, yah. Tuh anaknya udah kualat karena nyalahin orang tua". Dengan santai bunda mencium pipi kiri ayahnya sambil terkekeh melihatnya menderita.
"Bundaaaaa....". Dengan kesal Alvaro berdiri hendak meninggalkan kedua orangtuanya. Namun tangan kirinya berhasil diraih sang bunda.
"Apa..?" Alvaro bertanya dengan nada sewot.
"Maafin bunda ya." Kini ia dipeluk dengan sangat erat dan sayang.
"Gpp kok bunda. Varo yg harusnya minta maaf". Tangannya kini beralih membalas pelukan bundanya. Ayahnya menatap sambil terus geleng geleng kepala melihat keluarganya. Begitulah seorang Alvaro jika sedang dirumah, manja dan childish.
"Yaudah Varo berangkat dulu ya, Yah, Bun". Alvaro berbalik arah mencium tangan ayah dan bundanya.
"Assalamualaikum". Teriaknya dari arah Pintu utama.
.....
"Eh kok mendung ya? Bawa mobil aja deh". Dengan santai ia mengendarai mobil sport miliknya dengan kecepatan sedang. Karena kondisi jalan tidak terlalu padat.
"Syeira udah bangun belum ya?. Samperin aja deh". Kini mobilnya ia arahkan ke kawasan perumahan elit menuju rumah Syeira.
..........
...
Syeira sudah siap berangkat sejak 10 menit yg lalu namun karena ada sedikit masalah membuatnya harus menunggu ojol diteras.

Flashback on°....
"Ayah mana ma?". Tanya Syeira yg hendak mendaratkan bokongnya dikursi ruang makan.
"Ayah udah berangkat tadi pagi sayang".
".......nanti berangkatnya bareng abang kamu aja ya". Sambung mamanya yg hendak kembali menuju dapur.
"Lah terus abang kemana ma?".
"Loh kayaknya masih dikamar deh,sebentar mama liat lagi". Sembari melangkah menuju kamar dengan pintu yg berwarna hitam.
.....
"Ya ampun abang.....kok tidur lagi sih. Tuh si adek udah siap nungguin dibawah". Teriakan mama menggema diseluruh ruangan. 'Tuh kan bener, bang Satria jam segini pasti belum bangun'. Syeira memutuskan untuk memesan ojek online saja daripada entar telat gegara nungguin abang,pikirnya.

Flashback off°...
....
Syeira mondar mandir menunggu kedatangan ojol yg blm juga sampai. Selang beberapa menit akhirnya sang ojol telah sampai di teras rumah diikuti mobil mewah dibelakangnya dan Bang Satria yg sudah siap untuk mengantarnya.
"Loh... kenapa bisa bareng gini sih?". Tanya Bang Satria yg terkejut melihat kehadiran Al dan ojek online didepan rumahnya.
"Jadi kan, neng?"
"Nggak jadi pak, biar saya aja yg nganterin". Bukan Syeira ataupun bang Satria yg menjawabnya tapi Alvaro yg kini sudah berdiri disamping Syeira yg terus melongo melihat ketiga makhluk didepannya.
"Sebagai gantinya ini bapak ambil saja, sekali lagi saya mohon maaf ya pak". Tangan Alvaro terulur memberikan selembar uang warna biru.
"Wahh... terima kasih ya nak. Saya permisi dulu" driver ojol terus mengucapkan rasa terimakasihnya dengan senyuman yg mengembang. Al hanya menganggukan kepalanya sembari menunjukkan senyum termanisnya.
"Nah, dek. Sekarang kan udah ada Al, sekalian aja berangkat bareng. Titip Rara ya Al". Satria berbalik menuju pintu masuk yg sebelumnya menepuk bahu Al sekilas dan hanya anggukan serta kedipan mata dari Alvaro.
"Iiihhh... abang, Rara gak mau berangkat bareng dia" teriakan Syeira hanya dibalas lambaian tangan  kanan dari abangnya dan tangan kirinya digunakan untuk menutup pintu utama.
"Yok lah buruan, keburu telat Ra". Alvaro menarik paksa tangan kiri Syeira menuju mobil kesayangannya. Dan benar saja dugaanya. ditengah perjalanan, hujan turun dengan sangat derasnya. 'Selamet deh gue tadi pake mobil.. kalo nggak, basah kuyup deh ntar baju gue'. Alvaro terus menggumamkan kalimat tersebut. Lain dengan Syeira yg tengah asyik menggambar di kaca pintu mobil yg terkena embun hujan sambil sesekali bersenandung mengikuti alunan lagu yg diputar di mobil.
.....
...
.
"Ra, udah sampe nih. Yuk turun". Alvaro mengambil sebuah payung yg ia bawa di kursi belakang mobilnya dan menyerahkan payung tersebut pada Syeira.
"Tapi, Al... hujannya deres banget. Terus loe nanti gimana turunnya?"
"Gpp kok, Ra. Pake aja payung ini gue gampang nanti bisa lari".
"Gak bisa gitu dong Al, ntar baju loe jadi basah kuyup. Mending loe aja yg pake payung ini". Syeira menyerahkan kembali payung tersebut pada Al yg daritadi ngotot gak mau pake payung.
"Yaudah,... kita pake payung ini berdua aja kalo gitu". Alvaro sudah tidak tau lagi jika sudah berdebat dengan Syeira yg keras kepala. Al mengambil payung tersebut untuk keluar dan memutar untuk membuka pintu Syeira.
"Nih pake." Al menyodorkan sebuah hoody berwarna hitam untuk Syeira pake agar tidak kedinginan.
"Nggak usah Al, loe pake aja gue gpp"
"Nggak butuh penolakan. Lo pake sendiri apa gue yg pakein paksa".
"Oke gue bisa sendiri." Syeira menutup kembali pintu mobil dan memakai hoody tersebut. 'Wangi banget sumpah... Al pake parfum apaan sih kok wangi gini'. Syeira membuka kembali pintu mobil tersebut setelah memakai hoody hitam kebesaran milik Al.
"Udah yuk buruan". Tanpa aba aba lagi Al menarik tangan Syeira dan berganti merangkulnya agar tidak kena ujan. Lebih tepatnya modus sih >_<
Setelah sampai dikoridor banyak sekali pasang mata yg mengarah kepada pasangan yg dengan mesranya sang cowok merangkul si cewek. Payung yg Al pegang tadi sudah ia taruh entah dimana.
"Al mereka ngapain sih liatin kita?".
"Gak usah dipikirin Ra, kita jalan aja".
"Oh pasti karena ini". Oke Syeira ternyata baru sadar jika sedaritadi tangan kiri Al bertengger manis dibahunya. Sontak saja ia tepis dan memberikan bogeman ke perut Al.
"Ra tungguin". Al berusaha mengejar Syeira yg berlari menjauh darinya. Bukan apa-apa, Al hanya takut Syeira terpeleset karena lantai disepanjang koridor mulai basah oleh sepatu yg dipakai para siswa. Benar saja dugaannya, ketika hendak masuk kelas, Syeira hampir saja terpeleset jika tidak segera Al tahan dari belakang. Dan ya, mereka saling menatap satu sama lain dengan perasaan berbeda. Al yg begitu senang bisa berada sangat dekat dengan Syeira, lain halnya dengan Syeira yg begitu dongkol kenapa hari ini ia dipertemukan dengan makhluk yg sangat ia hindari bernama Alvaro.
Semua yg melihat adegan tersebut tak tinggal diam dan mengabadikan momen langka tersebut bahkan membuat siaran langsung di akun sosmed masing-masing. Baru pertama kali seorang Alvaro yg bersikap sangat dingin dan cuek terhadap cewek, kali ini turun tangan membantu siswi baru yang hampir terpeleset.
Plaakk....
Syeira menampar pipi kiri Al setelah sadar dari kejadian barusan lalu menjauh meninggalkan Al yg meringis kesakitan dan para murid yg terkejut sekaligus takut melihat Syeira yg begitu berani melawan orang yg terkenal akan sifat tak pandang bulu jika sudah balas dendam.
"Awas lo, Ra. Loe akan menyesal setelah ini". Al melangkah menjauhi kerumunan dengan kilatan marah yg terpancar dari tatapannya membuat siapa saja yg melihat bakal mati ketakutan dibuatnya.
......
...
.
"Awas aja loe cewek murahan, gue pastiin loe akan menyesal sudah berani deketin dan mempermalukan cowok pujaan gue." Ucap cewek yg melihat kejadian tersebut dan pergi dengan perasaan marah dan  dendam diikuti ketiga sahabatnya.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya :)
==============/\=============

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

°ALVA~SYEIRA°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang