kami bertiga masuk ke dalam gedung teater. terlihat olehku sebuah aula yang sangat besar dan megah. gaya desaignnya bernuansa Romawi kuno, langit-langitnya terdapat kubah dengan bentuk setengah lingkaran yang di hiasi pinggiran-pinggirannya dengan ukiran bewarna merah maroon dan kuning keemasan.
di bawahnya tedapat jendela-jendela yang letaknya dibuat sejajar dan saling berhadapan antara yang satu dengan seberang yang lainnya. dinding-dindingnya dominan bernuansa abstrak khas Romawi-yang tidak sepenuhnya aku mengerti mengenai artinya.
"sudah cukup melihat sekelilingnya begitu, Leen.. yuk kita duduk.." tegur Daniel memotong ketakjubanku.
kami saat itu duduk di barisan tengah dan sangat pas sekali berhadapan langsung dengan panggung, sehingga kami dapat dengan jelas melihat para pemain pentas di atasnya.
oiya, aku baru ingat, sekarang ini merupakan Tahun Baru Hijriyah, yang mana kebiasaan masyarakat di daerah kami adalah menggelar masyroh atau panggung teater mengenai perjuangan para tokoh-tokoh muslim zaman dahulu.
Aishee duduk di sebelah kiriku, ia sibuk menatap ke atas panggung sambil memakan helwah atau manisan yang dibeli Daniel sewaktu di depan gedung tadi.
sedangkan Daniel, seperti orang salah tingkah. berkali-kali ia beganti posisi duduk dan mengucapkan sesuatu kepadaku akan tetapi aku tidak dapat dengan jelas mendengarnya..
"apaa?" jawabku sambil sedikit teriak, karena suara di aula yang begitu bising.
"aku senang bisa pergi bersamamu, Aileen.." jawabnya sembari melempar senyum ke arahku.
to be continue...

KAMU SEDANG MEMBACA
Aileen Hussein
Storie d'amore[Romance] Sebuah cerita berdasarkan imajinatif penulis dibalut dengan sejarah di dalamnya yang dilansir dari beberapa sumber terpecaya, sehingga cerita ini mengandung cerita imajinatif dan fakta sejarahnya di dalamnya ☺️ | WARNING!! CERITA INI DI...