Kodein

530 43 11
                                    

Disclaimer : Semua karakter adalah ciptaan Tadatoshi Fujimaki.

Cerita ini cuma fan-fiction belaka dan tidak dimaksudkan untuk diperbanyak ataupun untuk tujuan komersil. Semua nama tempat, benda, profesi, dan lainnya disesuaikan sedemikian rupa untuk keperluan alur cerita.

Kagami Taiga membuka pintu ruangan interogasi perlahan. Nafasnya agak sedikit tertahan ketika melihat sosok yang sedang duduk tertunduk tiba-tiba mengangkat wajahnya.

Aomine Daiki – pemain basket nasional dari klub Too Academy duduk di kursi interogasi dengan wajah kesal. Bahasa tubuhnya sangat tidak sabar dan memandang Kagami dengan tajam.

Kagami menghela nafas sambil memberi gerakan tangan ke arah petugas polisi yang berdiri di belakang Aomine untuk keluar.

"Jadi, kau pengacaraku?" tanya Aomine.

Kagami mendehem pelan, kemudian duduk di kursi di seberang Aomine. "Ya. Kagami Taiga."

"Aku nggak bersalah!" ujar Aomine ketus.

"Manajermu juga bilang begitu," timpal Kagami pelan.

"Satsuki?"

"Momoi tadi menelfon dan memberi gambaran singkat atas apa yang terjadi dan memintaku menjadi pengacaramu," ujar Kagami.

"Aku nggak perduli siapa yang dia sewa, yang penting aku bisa keluar," ujar Aomine sambil menyandarkan diri dan melipat kedua tangannya di dadanya. Pandangan matanya sangat menantang dan arogan. Di mobil dalam perjalanan ke kantor polisi tadi, Kagami sempat browsing beberapa artikel tentang Aomine dan ternyata dia menduduki ranking pertama sebagai National Best Player. Wajar saja sikapnya arogan.

Kagami melipat tangannya di atas meja, menggigit bibir bawahnya sambil menatap Aomine. "Pertama, Atsushi Murasakibara meninggal di apartemenmu. Kedua, ada sidik jarimu di gelas yang dipegangnya dan jus yang dia minum berasal dari kulkasmu. Ketiga, bahkan adikmu Tetsuya Kuroko dan beberapa teman membenarkan bahwa malam itu Murasakibara datang dan minum-minum denganmu. Aku bukan dewa yang bisa mengeluarkanmu begitu saja dengan semua petunjuk yang mengarah padamu." Dikeluarkannya setumpuk kertas dari tas tangan yang dibawanya kemudian Kagami memperlihatkan salinan daftar barang bukti yang terdapat di tempat kejadian perkara.

"Aku nggak perduli. Liga basket nasional sudah setengah jalan dan akan masuk ke semi final. Aku nggak bisa diam aja di dalam sel dan membiarkan teman-temanku berjuang sendiri," sergah Aomine. Ada ekspresi putus asa di wajahnya.

"Kau yakin bahwa liga akan tetap berjalan? Murasakibara baru saja meninggal dan ada kemungkinan liga dihentikan sampai keadaan menjadi agak tenang," jawab Kagami.

Aomine menggeram. "Dan orang tolol mana yang sengaja membunuh Atsushi di tengah-tengah liga?"

Kagami menarik nafas panjang. "Itu yang harus kuselidiki, kan? Dan sekaligus membuktikan bahwa kau tidak terlibat..."

Aomine mengerutkan dahinya. "Aku memang nggak terlibat!"

"Iya. Aku ini pengacaramu dan tidak ada pilihan selain percaya padamu. Tapi sebaliknya, kau juga harus jujur padaku tentang segala sesuatunya. Semua hal." Kagami menaikkan alisnya, menanti jawaban Aomine.

"Baiklah..." jawab Aomine sambil mengangkat kedua tangannya. "Kali ini aku pasrah. Terserah apa katamu yang penting kau bisa membuktikan kalau aku nggak bersalah."

"Melihat dari catatan kejahatanmu yang masih bersih tanpa cacat, tidak ada tilang kendaraan, tidak ada pengaduan masyarakat, tidak ada catatan mabuk dan mengganggu keamanan..." ujar Kagami sambil memperlihatkan setumpuk catatan kriminal Aomine yang masih kosong, "...yang bisa aku lakukan untukmu adalah jaminan untuk menjadi tahanan rumah."

AoKaga Event Valentine 2020 💙x❤️ (🏀🍔)Where stories live. Discover now