Dapat vote ke berapa nih?
yenykristinaPelajaran hari itu selesai ketika bel pulang berbunyi panjang. Song Jina masih belum bisa berhenti memikirkan Na Jaemin, gangster pembuat masalah yang ternyata adalah calon tunangannya. Ditambah beberapa menit yang lalu, ayahnya menyuruh dirinya segera pulang karena harus pergi ke acara makan malam dengan keluarga Jaemin.
Serius, sepanjang hidupnya, belum pernah Jina merasa begitu dekat dengan kematian. Rasanya seolah ia sedang berdiri di ujung jurang dan bisa jatuh ke dasar sana setiap saat. Memikirkan bertunangan dengan Jaemin membuat bulu kudu gadis itu berdiri ngeri. Menukar masa depannya dengan sepetak kecil kedai es krim memang terdengar konyol. Tapi itu benar-benar terjadi di Korea Selatan dengan Song Jina sebagai bukti nyata.
Seharusnya Jina tahu bahwa apa yang ia lakukan terlalu sembrono untuk gadis berusia 18 tahun. Kedai es krim? Oh astaga. Jina bisa saja meminta hal tersebut pada sang ayah kapan saja ia mau. Gadis itu berpikir, dengan mengubah kepemilikan kedai tersebut menjadi miliknya, ia bisa makan es krim sepuasnya di sana tanpa perlu mengeluarkan sepeser uang pun.
Tapi, bukankah aneh rasanya seorang gadis yang akan menginjak dewasa, masih memiliki pemikiran seperti itu? Bahkan anak berusia sepuluh tahun pun sudah bisa membedakan mana pilihan yang benar dan mana pilihan yang mengancam nyawa -bertunangan dengan Jaemin termasuk mengancam nyawa, tentu saja.
"Kau kenapa?"
"Hah?"
"Kau terlihat murung dari tadi."
Jina mengerjap beberapa kali ketika sadar bahwa dirinya sudah melamun sejak dari keluar kelas. Langit mendung sore ini semakin membuat suasana hatinya tidak karuan.
"Apa kau sakit? Kau berlaku tidak seperti biasanya."
Jina menggeleng. "Aku tidak kenapa-kenapa."
Namun Sofia masih terus menanyakan keadaan Jina dan memastikan apakah sahabatnya itu sedang dirundung masalah macam apa. Sampai ketika saat keduanya menyeberang jalan, tiba-tiba sebuah mobil hitam yang barus saja keluar dari gerbang sekolah tahu-tahu melaju cepat hingga menyerempet Sofia yang berada di samping Jina.
"Astaga, Sofia!"
Gadis berambut ikal sepunggung itu terjatuh di sisi jalan dengan kedua telapak tangan menahan di aspal. Jina panik ketika melihat telapak tangan sahabatnya itu berdarah. Tanpa pikir panjang, ia segera membantu Sofia itu untuk bangkit.
Tak lama kemudian, dua sosok laki-laki terlihat keluar dari dalam mobil tadi. Salah satu di antaranya terlihat begitu panik. "Aduh! Maaf! Apa kau baik-baik saja?"
Sofia mengenalnya. Mereka adalah Chenle dan -oh sial.
Jeno, mantan pacarnya.
"Apa kau terluka? Astaga, aku tidak melihatmu saat menyeberang tadi." Ujar Chenle dengan aksen Korea yang terdengar sedikit aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Between Us - Jaemin
FanfictionAda tiga pantangan yang harus dihindari Song Jina agar punya hidup aman dan tentram di sekolah. Pertama, jangan berurusan dengan Na Jaemin. Kedua, jangan berurusan dengan Na Jaemin. Ketiga, jangan berurusan dengan Na Jaemin! [2020 in Bahasa]