Pasukan lumutan nunggu update yuk absen, dapet vote ke berapa nih?
Enjoy 💚
"Naik atau mati?"
Jina hanya mampu menelan salivanya gugup ketika Jaemin melontarkan dua pilihan sulit tersebut. Naik hanya akan membuatnya terjebak selamanya dengan laki-laki tersebut, yang mana sama saja seperti melemparkan diri dalam kubangan bahaya nyata. Tapi, mati konyol karena jatuh dari balkon juga termasuk menyebabkan bahaya.
Karena keduanya sama-sama membahayakan nyawa, Jina akhirnya memilih satu yang tidak terlalu menyakitkan. Yaitu naik.
Jina merangkak dengan berpegangan erat pada tali gorden. Tangan dan kakinya bekerja sama sekuat tenaga untuk bisa sampai atas. Jaemin terlihat menawarkan sebelah tangannya sebagai pegangan, namun karena Jina yang sudah terlanjut dongkol, tawaran itu ia tolak. Alhasil pijakannya terselip dan mengakibatkan bokong gadis itu hampir saja mencium lantai kalau saja Jaemin tidak buru-buru menangkap pinggang Jina.
Jangan berpikir adegan ini akan tampak seperti dalam drama yang kalian tonton, di mana waktu berjalan begitu lambat dengan dua orang yang saling bertatapan lama. Sama sekali jangan. Karena tidak lebih dari tiga detik setelah laki-laki itu menangkap pinggang Jina, Jaemin dengan cepat melepas tangannya hingga Jina sukses terjatuh ke atas lantai dengan tidak anggun. "Aduh bokongku!"
Jina bangun sambil menepuk-nepuk area belakang tubuhnya yang sakit. Sambil memasang muka geram, gadis itu berbalik cepat untuk keluar dari balkon. Tapi sayang, pintu balkon terkunci rapat.
"Buka pintunya! Kenapa kau menguncinya?" Tanya gadis itu panik.
"Kau mau kembali ke sana?" Jaemin bertanya balik dengan suara datar. Laki-laki itu kemudian berbalik, membelakangi Jina dengan meletakkan kedua sikunya pada pembatas balkon, menyulut ujung rokok dan menghisapnya secara leluasa ketika angin berembus dingin malam itu.
"Jadi, Song Jina kelas 2C, penggemar nomor 1 Park Jinwoo, pecinta hewan berbulu, dan rela menukar hidup berharga miliknya dengan sepetak kedai es krim di seberang jalan, adalah kau?"
Jina menyatukan dua alis hingga keningnya membuat banyak kerutan. "Bagaimana kau bisa tahu?"
"Itu tidak penting."
"Aku datang untuk menolak pertunangan ini."
Hening tercipta di antara keduanya.
Jaemin bergeming dengan menghisap rokok yang masih menyala. Lalu kemudian laki-laki itu berbalik tanpa aba-aba. Membuang putung yang masih membara dan menginjaknya hingga padam. "Kenapa?"
Bulu kuduk Jina berdiri ketika laki-laki itu menatapnya datar.
Dia benar-benar mengerikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Between Us - Jaemin
FanfictionAda tiga pantangan yang harus dihindari Song Jina agar punya hidup aman dan tentram di sekolah. Pertama, jangan berurusan dengan Na Jaemin. Kedua, jangan berurusan dengan Na Jaemin. Ketiga, jangan berurusan dengan Na Jaemin! [2020 in Bahasa]