09 - Seperti setan

16.3K 2.4K 1.6K
                                    

Sebelum baca ayo absen vote dulu dapet ke berapa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum baca ayo absen vote dulu dapet ke berapa?

😺😺😺
Goalnya tetep kayak kemarin 1.5k komen 😘






Bel terakhir baru saja berbunyi, menandakan pelajaran hari ini telah usai. Tampak para siswa secara bergantian keluar dari kelas masing-masing untuk pulang. Betapa hari yang sangat melelahkan.

Jina keluar dari dalam kelas bersama dengan Sofia –yang tampak tenang berjalan di sampingnya. Seharusnya gadis itu memberondongnya dengan berbagai pertanyaan tentang kejadian di aula sekolah tadi, tentang bagaimana dia bisa terlibat masalah dengan penggemar Jaemin atau tentang rumor dirinya yang merebak cepat di kalangan siswa.

Bukannya bertanya, Sofia justru beberapa kali tertawa sambil memperlihatkan potongan video Park Jinwoo di internet yang sebenarnya tidak lucu-lucu amat. Jina tahu sahabatnya itu melakukannya untuk menghibur dirinya.

"Kau tidak penasaran apa yang terjadi padaku dan juga Jaemin?" tanya Jina pada akhirnya.

"Tidak," masih dengan mata tertuju pada layar ponselnya gadis itu menjawab dengan nada santai. "Aku tidak mau memaksamu bercerita kalau kau belum siap."

Jina tersenyum, hampir menangis haru. Rasanya ia ingin mendekap gadis Kim itu dalam pelukannya secara erat. Dirinya sangat bersyukur memiliki sosok seperti Sofia di sisinya yang menjunjung tinggi paham bahwa 'semua orang butuh privasi' dan 'walau sahabat bukan berarti harus tahu segalanya'.

"Kenapa sih kau bisa sepengertian ini?" Tanya Jina kemudian memeluk sebelah lengan Sofia gemas. "Ayo sini mendekat biar aku menciummu."

Sofia bergidik jijik mendengar hal itu, "Ew, tidak terima kasih."

Hingga membuat Jina tidak kuasa meloloskan tawanya. "Aku berjanji akan menceritakan semuanya padamu nanti."

Sofia mengangguk, lalu tersenyum. "Well, aku tidak sabar menantikannya."

"Mau jalan ke gerbang bersama?" tanya Sofia.

Jina terdiam ketika dirinya baru ingat sesuatu. Jaemin! Astaga, hampir saja ia lupa akan pesan laki-laki itu tadi siang untuk bertemu di tempat parkir setelah bel pelajaran.

"Aku masih harus melakukan sesuatu. Kau pulang saja dulu."


***


Matahari tertutup awan bersamaan langit yang perlahan menjatuhkan butiran salju tipis.

Jaemin menyenderkan punggungnya di tembok tempat parkir sore itu. Dilihat dari perubahan cuaca yang cukup signifikan dibandingkan siang tadi, agaknya salju sebentar lagi turun. Sambil memerhatikan pintu masuk parkiran, Jaemin menghisap rokok di antara sela jarinya dengan tampang datar.

Nothing Between Us - JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang