Siapa yang nungguin aku update? 😉💕 Yuk absen, jam berapa kalian baca cerita ini?
Semilir angin musim semi menerbangkan rambut panjang Lee Bora ke belakang ketika gerbang rumahnya terbuka. Ia mengamati bentangan langit bersih tanpa awan di atas sana sebelum melangkah. Hari yang cerah untuk memulai siksaan murid kelas tiga, pikirnya. Napasnya berembus berat. Kepalanya pusing setengah mati setelah hanya mendapat tidur tidak lebih dari empat jam karena harus bergadang mengerjakan tugas.
"Hei, Lee Bora." Sapaan tiba-tiba itu membuat Bora berbalik. Dengan seragam rapi dan sebelah pundak menenteng tas ransel warna hitam, Haechan muncul dari balik pagar rumah Bora dengan senyum lebar.
"Kenapa wajahmu kusut sekali?"
Bora memilih untuk mengabaikan pertanyaan Haechan. "Sejak kapan kau berdiri di depan rumahku?"
"Lima menit yang lalu, kurasa," jawab Haechan santai.
Gadis itu membuang napasnya beratnya lagi. "Kau tidak perlu melakukan ini, Haechan." Ucapnya kemudian berjalan mendahului. Langkahnya terlihat letih ketika melewati trotoar yang menanjak.
Menyadari perilaku gadis itu yang tampak kurang baik, Haechan berinisiatif berjalan di belakang berjaga-jaga kalau Bora pingsan atau semacamnya. "Aku harus memastikan pasangan dansaku baik-baik saja sampai hari prom tiba."
Namun kemudian Bora menghentikan langkahnya, lantas berbalik dengan ekspresi yang masih sama. "Sepertinya aku harus meluruskan beberapa hal di sini."
"Aku setuju pergi ke prom denganmu bukan karena tidak ada laki-laki lain yang mau mengajakku. Tapi karena aku yang memilih tidak mau pergi dengan mereka." Bora melipat kedua tangannya di depan dada.
"Kau tahu kan kalau prom hanya diselenggarakan satu tahun sekali ketika valentine? Aku tidak mau menghabiskan malam berharga itu bersama laki-laki sembarangan yang tidak kukenal dengan baik. Dan juga..."
Tin-tin-tin
Sebuah sepeda motor melaju cepat, hampir saja menyambar tubuh Bora jika Haechan tidak cepat menarik gadis itu dalam lindungannya. Semua terjadi begitu singkat hingga Bora tidak sadar apa yang baru saja terjadi. Haechan hampir mengeluarkan makiannya namun urung saat tahu pengendara motor itu sudah jauh di depan sana. Ia kemudian mundur untuk memeriksa, kedua tangannya berada di pundak gadis itu yang tampak terkejut.
"Kau tidak apa-apa?"
"Hah?"
"Kau tidak terluka kan?"
Bora mengerjapkan kedua mata gugup saat kesadarannya sudah berhasil pulih, kemudian menepis cepat kedua tangan Haechan yang berada di pundaknya.
"A-aku baik-baik saja."
"Jangan berjalan terlalu menepi," baru saja berhasil ditepis, kini Haechan malah menggenggam sebelah tangan Bora, menarik gadis itu untuk berpindah tempat ke sebelahnya. Sehingga kini Haechan lah yang berjalan di sisi jalan raya. "Kau di situ saja, lebih aman."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Between Us - Jaemin
FanficAda tiga pantangan yang harus dihindari Song Jina agar punya hidup aman dan tentram di sekolah. Pertama, jangan berurusan dengan Na Jaemin. Kedua, jangan berurusan dengan Na Jaemin. Ketiga, jangan berurusan dengan Na Jaemin! [2020 in Bahasa]