08 - Pacar gelap

12.7K 2.5K 1.9K
                                    

Absen dulu, jam berapa kalian baca ini? 😸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Absen dulu, jam berapa kalian baca ini? 😸

Goal nya terep 1.5 k komen untuk next chapter ^^

Enjoy!






Ada yang tidak beres.

Segera, Jina berlari mendekat ke arah aula tempat papan mading berada. Sudah ada begitu banyak siswa berdesakan di tempat itu, seolah sedang berebut tontonan yang sayang untuk dilewatkan. Tapi pasti itu bukan tontonan yang bagus. Karena Eun Ra berkata itu adalah sesuatu yang berkaitan dengan dirinya dan Jaemin. Memangnya, apakah selama ini pernah terjadi hal baik jika sesuatu itu berhubungan dengan Jaemin?

Pasti hal buruklah yang sedang menanti di depan mata.

"Bukankah dia gadis itu?"

"Wah, dia benar-benar cari masalah."

Bisikan saling bersahutan dari segala sisi ketika Jina muncul, menjadikan Jina dengan cepat sebagai objek pandang dari semua orang yang berkumpul di sini. Ia berjinjit untuk mencuri pandang ke arah papan, namun akibat banyaknya orang yang menghalangi jalan ditambah badannya yang tidak terlalu tinggi, Jina kesulitan melihat apa yang terpasang di sana.

Hingga akhirnya dengan bantuan Sofia, gadis itu berhasil memosisikan dirinya ke depan. Kedua netra penasaran milik Jina membulat seketika saat tahu apa yang ada di sana. Di papan itu, sekilas tertempel beberapa foto dirinya.

Mencegah Jina agar tidak membaca tulisan-tulisan yang ada di sana, Sofua segera berbalik kemudian merentangkan kedua tangannya ke udara.

"Sofia, menyingkirlah."

"Ini bukan apa-apa, Jina. Kau tidak perlu melihatnya."

Pernah dengar ungkapan 'semakin dilarang semakin kepo' ?

Itulah yang dirasakan Jina sekarang. Gadis itu menarik tubuh Sofia menjauh hingga kini ia bisa melihat dengan jelas apa yang menjadi bahan tontonan semua orang di sini. Pada mading itu, tertempel tiga foto dirinya. Pertama, foto profil angkatannya yang diambil di tahun awal masuk SMA. Kedua, foto dirinya beserta sang ayah yang pernah ia unggah di instagram pribadinya. Dan ketiga, foto lain dirinya yang diambil entah oleh siapa di sekitar area sekolah.

Semua foto tersebut dicoret-coret menggunakan spidol merah dan berisi kata-kata kasar.

Dasar pelacur.

Pergi dari sekolah ini.

Berhenti menggoda Jaemin, kau tidak pantas untuknya.

Mati saja sana!

Kedua tangan gadis itu mengepal di kedua sisi tubuhnya saat membaca kalimat terakhir. Bagaimana bisa seseorang dengan mudahnya menyuruh orang lain untuk mati? Apa mereka tidak punya perasaan?

Nothing Between Us - JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang