PERJANJIAN

743 81 11
                                    

Taksi biru itu meluncur pelan menjauhi gerbang bandara internasional. warna warni papan iklan berhias kunang-kunang elektrik dengan cepat tergantikan dengan kegelapan, saat taksi itu berbelok ke sudut terdalam Korea, tepat ke daerah pinggiran kota yang merupakan jalan sepi menuju jantung kota yang sesungguhnya.

Jungkook--- penumpang taksi itu, mengerutkan keningnya sesaat ketika melihat mobil-mobil modifikasi telah ramai memenuhi jalan itu. pengemudi taksi di depannya langsung berkeringat dingin ketika melihat suasana di depan mulai rusuh. Kelihatannya salah satu pihak, tidak dapat menerima kekalahannya dalam balap liar yang di adakan sebelumnya. Tawuran antar pembalap jalanan itu tidak terelakkan lagi. Beberapa orang mulai berkelahi sampai wajah mereka babak belur, sementara yang lain masih mengayunkan senjata dengan mengancam.

Sopir taksi itu terpaksa menepikan mobilnya, jauh sebelum area tawuran itu, "Maaf tuan, tapi saya enggak berani lewat" katanya dengan suara gemetaran.

Jungkook tersenyum sinis dengan memandang mereka dari balik kacamata gelapnya. Tanpa bicara dia mengeluarkan troli kopernya dari dalam taksi, menyerahkan selembar lima puluh ribu won, sambil memberi tanda agar sopir itu memutar balik mobilnya, menghindari tempat tawuran itu. jungkook memandang kepergian taksi itu, sebelum menaikkan troli kopernya ke atap sebuah mobil di dekatnya. Jas panjang hitamnya melambai ketika dia melangkah pelan memasuki kawasan berbahayanya di depannya.

Tidak ada dari mereka yang menyadari kehadiran pria itu. Namun jungkook melangkah nyaris tanpa beban ke area tawuran. Dengan tenang, dia menghantam beberapa orang di dekatnya,sebelum melompat ke atap mobil jeep tinggi yang terparkir tak jauh dari sana.

"STOP!!!" jungkook berteriak, memecah konsentrasi pembalap jalanan yang sedang asik tawuran. Sesaat, mereka tampak terkejut, namun tak seorang merasa takut. Rupanya darah muda mereka begitu menggelegak hingga menguasai akal sehat mereka.

Gerombolan pembalap jalanan itu akhirnya berkumpul di dekat jungkook, seakan menemukan musuh yang sama. Lalu, seorang cowok Hippie yang terlihat masih muda, membalas teriakan sky dengan angkuh, "Siapa kau?Berani sekali menganggu urusan kami di sini!"

"Benar" seru pemuda lainnya---yang jelas merupakan anak orang kaya---berteriak tak kalah angkuh, "Kami semua penguasa daerah sini! Pergi dari sini atau kau celaka!"

jungkook nyaris tertawa menanggapi ancaman itu, namun dia segera turun dari kap mobil yang di naikinya lalu berhadapan dengan gerombolan itu.

"Mengapa kalian tidak pulang dan mengerjakan PR saja?" sindirnya kepada kedua orang yang terlihat masih sekolah itu, "Berkumpul di sini untuk balapan dan tawuran hanya membuang waktu sia-sia...hidup kalian terlalu berharga."

Kedua orang itu langsung menyumpah. Dalam sedetik, jungkook menyambar tongkat bisbol di tangan cowok hippie di depannya, kemudian menghantamkan tongkat itu ke dua mobil dekatnya. Kaca-kaca mobil itu langsung berderak dan pecah. sementara serpihannya memenuhi aspal jalanan.

"Kurang ajar!" cowok hippie itu menggertakan giginya menanda marah. Dia mulai menyerang jungkook, di ikuti oleh anggota gerombolan yang lain. semua mengarahkan kemampuan yang mereka miliki untuk menjatuhkan jungkook. Sayangnya, mereka tidak tahu cukup siapa lawan mereka.

Tak lebih dari 6 menit, seluruh anggota pembalap jalanan itu sudah berlutut diatas tanah tanpa ada keberanian lagi. Jungkook mendekati cowok hippie itu, menarik leher bajunya,sambil berkata garang,"Jangan melakukan hal yang sia-sia di sini."

"Maafkan saya kak" Si cowok hippie itu terlihat gemetar, dan saat itulah dia melihat sepasang mata yang menatapnya dari balik kacamata gelap, "Kakak---"

jungkook menghempaskan cowok hippie itu begitu saja di tanah. cowok itu masih gemetar dalam ketakutannya. Ketika dia melihat sebuah BMW mendekati tempat itu, Dua orang pria tampan keluar dari masing-masing pintu, dan langsung menghampiri jungkook dengan ekspresi tidak sabar.

MY BOY GANGSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang