Square - Bagian 2

4.5K 472 34
                                    

Aqu hanya pinjam karakter milik Masashi Kishimoto
Selamat membaca ❤
.
.
.

Two Days Later......
.
.
.

Bunga-bunga indah berwarna-warni terpajang indah di penjuru ruangan. Hiasan lampu berlian putih menjadi pelengkap betapa megahnya pesta pertunangan Hinata dan Naruto hari ini. Semakin lama semakin banyak para tamu undangan berseliweran datang memasuki gedung megah yang telah disewa keluarga Uzumaki. Beraroma lavender menambah kesan manis pada pesta pertunangan yang berlangsung.

Wanita cantik bernama Hinata memakai gaun indah berwarna ungu muda dengan rambut di gelung menyisakan beberapa anak rambut menjadi hiasannya, mahkota kecil menjadi pelengkap menambah kecantikan alami yang wanita itu miliki.

"Kau cantik sayang. Hari ini kau ratunya" ucap Khusina kegirangan dan menyentuh pelan pucuk hidung Hinata dengan jari telunjuknya. Sungguh cantik, Hinata makin terlihat luar biasa saat ia didandani. Naruto tak salah memilih.
Wajah putih itu merona kemerahan, pujian yang diberikan ibu Naruto membuatnya sedikit malu.

"Kak Hinata dan Kak Naruto sangat cocok, ya kan ibu?" Hanabi menimpali dan memberikan acungan jempol kepada Hinata.

"Pastinya" jawab Khusina setuju dengan pendapat adik Hinata barusan.
Entah sejak kapan Hinata juga tak tau pasti, Hanabi begitu dekat dengan Kushina bahkan tak sungkan ikut memanggilnya 'ibu'. Hinata hanya meringis membayangkan betapa kecewanya Kushina jika wanita yang diharapkan Naruto menjadi mempelainya bukanlah dirinya.

Lagi, tawa mereka bertiga terdengar hampir di seluruh penjuru ruangan dengan suara Kushina yang paling mendominasi. Naruto menggeleng maklum dengan tingkah biasa ibunya.
Sejak tadi dirinya berdiri di samping Hinata dan diabaikan. Ibunya terus memuji betapa cantiknya Hinata tanpa melirik kearahnya padahal Naruto berdandan tak kalah tampan dengan sang ayah. Naruto tak ada bedanya dengan patung pajangan. Cemburu? Tentu, anak Kushina adalah Naruto seorang dan kini ia diabaikan.

Naruto dan Hinata berdiri di antara banyak tamu yang kini mulai berdatangan. Tak hanya Hinata yang tampil bak putri, Naruto terlihat gagah dengan setelah tuxedo berwarna senada dengan gaun Hinata.

"Ibu, aku ke tempat ayah ya?" Pamit Hanabi dan mendapat anggukan pelan dari Kushina.

"Selamat ya kakak dan kak Naruto juga" Hanabi mengecup sekilas pipi Hinata dan Naruto. Hanabi melangkahkan kakinya menjauh pergi.
Naruto sudah terbiasa dengan sikap manja Hanabi padanya atau bahkan terkesan lebih manja dibandingkan pada kakaknya Hinata. Naruto tak pernah tau bagaimana rasanya memiliki seorang adik dan berkat Hanabi, Naruto merasakan perasaan sayang pada adik Hinata yang manis.

"Kau beruntung mendapat gadis secantik Hinata sayang" ujar Khusina sumringah.

Naruto memutar matanya bosan. Ibunya telah berulang kali mengatakannya. Lirikan Naruto beralih pada sosok wanita yang berdiri anggun di sampingnya. Cantik, Naruto akui Hinata adalah wanita yang sangat cantik bahkan jika dibandingkan dengan Sakura, Hinata masih terlihat manis. Namun sayang, hati tak memandang dari rupa saja. Naruto masihlah lelaki yang menyukai Sakura. Tak sedikitpun ada rasa untuk Hinata, wanita itu tak memenuhi kualifikasi kepintaran yang Naruto syaratkan pada calon istrinya. Hinata telah gagal sejak awal.

"Bibi Kushina?" Panggilan halus membuat ketiga orang itu serentak menoleh.

Bibir Naruto menyunggingkan seulas senyum. Senyuman manis yang hanya Naruto perlihatkan pada gadis itu saja. Hinata memandangnya sesak. Sakura hadir di acara pertunangannya dengan memakai gaun berwarna merah muda senada dengan warna rambutnya. Seperti biasa, rambutnya dibiarkan tergerai dengan bandana merah menjadi penghias mahkota merah mudanya. Sungguh manis.

Square (Empat Garis)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang