Intrik dalam kisah mungkin tak bisa lepas dari dilema
Sayang, tak tahukah cinta juga berarti bahagia
Kau yang selalu ku damba
Aku menyayangimu selamanya
Ketika asa telah tiada
Ketika malam hanya disinari lentera
Percayalah, rinduku untukmu saja
Mari kita bersantai menatap semesta
Cinta, mau tidak tetap bertahta?Aqu hanya pinjam karakter milik Masashi Kishimoto
Selamat membaca ❤
.
.
."Kembalikan segera ke kantor Sai. Aku benar-benar butuh."
Naruto mengapit ponsel diantara telinga dan bahunya, kedua tangannya sibuk membolak-balik lembaran kertas sembari meletakkan penanda merah di sana. Netra birunya terus meneliti kembali apabila ia salah mengenali angka yang berderet tak aturan. Helaan napas terdengar melayang tatkala kuas merah harus terbuang menutupi tinta hitam."Apa gunanya kau menggelontorkan uang menggaji karyawan jika masih butuh Ino, Naruto! Nanti saja, jangan ganggu aktifitas pagi kami."
Desahan berat milik Sai terdengar nyata di pendengaran tapi Naruto abaikan. Mereka teman sedari orok tahu betul bagaimana gelora libido milik Sai jika tak segera di tuntaskan. Dia akan gila. Namun bukan penolakan yang pria itu inginkan, Naruto benar-benar membutuhkan gadis berambut pirang itu sekarang. Katanya paras dan otak itu tak selalu berjalan selaras, tapi Ino berhasil mematahkan hukum alam yang dikata orang-orang. Tak hanya menang soal rupa, gadis yang memiliki tubuh bak jam pasir menggoda ribuan adam, tak kalah jika diminta adu kecerdasan. Kapasitas otaknya Naruto akui dan ia membutuhkan gadis itu cepat untuk meninjau laporan keuangan perusahaan tempat dimana Hinata bekerja. Sebuah perusahaan yang bisa dikatakan tidak sehat dalam mengelola keuangan dan banyaknya kasus kecurangan, Naruto tidak mau jika sampai dirinya kebobolan.
"Kau sedang dalam mode budek ya Naruto?"
Suara diujung sambungannya mencibir, Naruto meringis dan menghentikan merevisi tiap lembar laporan laba rugi. Menghembuskan napas kasar, Naruto memindah ponsel ke telinga kanannya.
"Aku gak budek, setan!" Semburnya galak. "Aku butuh Ino sekarang. Perusahaan baru itu bermasalah soal keuangan. Aku ingin ia memeriksanya, abaikan dulu jeritan gairah mu dan segera kembalikan karyawan ku.""Aku tau mengapa Sakura menolak mu, Naruto. Cih, sopan santun mu rendah sekali. Begitu caramu meminta tolong? Aku tidak merestui Ino datang lagi ke kantormu."
Naruto memutar bola matanya jenuh. Bicara panjang lebar dengan Sai tidak akan ada ujungnya, bukannya menemukan solusi mereka berdua sibuk mencaci masing-masing posisi.
"Ayolah Sai. Aku berikan kau izin cuti dua hari. Ini semua demi Hinata, aku ingin segera menikahinya. Kau tidak kasian padaku yang tiap malam menahan gairah. Kau sih enak ada lawan mainnya."
Tertawa tertahan, Naruto mencoba merayu apa yang selama ini Sai idam-idamkan."Kau pikir aku percaya sebelum bermain dengan Hinata kau masih perjaka? Dasar pria sinting," ketus Sai tanpa prihatin. "Aku akan antar Ino setelah satu ronde."
Naruto benar-benar harus ekstra sabar menghadapi polah dan mulut Sai yang kurang ajar. Pria itu mengelus dadanya pelan menampung sebanyak mungkin rasa sabar untuk tidak menyerbu pria pucat itu dengan kalimat-kalimat cercaan.
"Baik. Datang ke kantor jam 10 jika melanggar satu detik ku adukan tingkah mu di rapat pemegang saham."Dengusan kasar terdengar, Naruto yakin bila saat ini Sai sibuk memakinya dalam hati. Namun Naruto tidak peduli, semua yang menyangkut Hinata baginya tak bisa diganti. Pria itu tak bisa menutup mata perihal perilaku-perilaku kejam yang menimpa gadisnya di tempat kerja. Sekali lagi, Hinata disingkirkan sebagai wanita penggoda karena parasnya yang menawan para pria. Dan sebelum Naruto memberikan perlindungan, ia butuh Ino untuk memastikan keabsahan tiap angka yang tertera. Dan sayangnya membutuhkan Ino berarti juga terlibat urusan dengan Sai yang menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Square (Empat Garis)
Fanfiction(The End) *Semi Hurt Hinata hadir menambah satu garis diantara sebuah segitiga. Entah siapa yang memulai, dia menjadi jalan keluar untuk Naruto terbebas dari kekangan keluarga. Tak diperbolehkan melibatkan perasaan, Hinata masuk diantara cinta segit...