Lima

5 2 1
                                    


"saya mencintai kamu bukan karena kamu cantik. Bukan karena kamu pintar. Bukan juga karena mata indah yang kau punya. Saya mencintaimu karna Allah."

Hari ini aku masuk sekolah seperti biasa. Berangkat lebih pagi karena jarak dari rumahku menuju sekolah lumayan jauh. Disekolah tak ada kejadian yang spesial. Semua berjalan sesuai rencana Tuhan  yang sudah Beliau tulis sebelumnya. Hingga kembali pulang kerumahpun tak ada hal yang spesial terjadi padaku.

Tring tring, notif pesan terdengar ditelingaku. Sepertinya suara itu berasal dari handphoneku. Setelah ku cek ternyata itu dari laki-laki yang kuceritakan sebelumnya, laki-laki yang diharapkan olehku untuk  bisa melupakan Arka dari pikiranku.

Ghea
Kau sedang apa?

Reina
Sedang tak melakukan apapun

Ghea
Kau sudah makan Rey?

Reina
Sudah

Malas sekali rasanya menjawab pesan darinya. Kulemparkan hpku ke atas kasur. Lalu kuregangkan badan. Sebenarnya aku ingin sekali menanyakan kabar Arka kepada Ghea yang merupakan temannya.

Sudah lama sekali aku tak mendengar kabar darinya. Tak mengapa jika yang diberi hanya sekedar jawaban kata "Baik". Itupun sudah membuatku sangat bersyukur.

Menurutku Arka adalah orang yang sangat tidak jelas dan tidak berperasaan, bayangkan saja. Dia memiliki pribadi yang tak bisa kutebak. Dia akan muncul ke dalam kehidupanku dengan hanya beberapa minggu tapi setelahnya ia akan menghilang berbulan-bulan. Setelah aku sudah mulai melupakannya,  ia datang kembali. Seakan-akan ia hanya bermain-main dengan perasaanku ini.  
Pernah Arka memberiku pesan singkat,   entah dari mana ia tahu nomorku. Walau hanya menanyakan apa yang sedangku lakukan, itu membuatku tak bisa tidur semalaman hanya karna tersipu malu,  akalku menjerumus ke mana-mana.

Sebegitu sukanya kah ia padaku, hingga bisa melacak nomorku ini. Tapi itu tak bertahan setelah itu ia menghilang kembali. Seperti hilang dari peradaban.
Saat Ghea menyatakan cintanya kepadaku lewat Hp.  Aku langsung menolaknya. Seakan itu di luar kendali.  Aku tak bisa menerima orang yang tulus mencintaiku sedangkan aku mencintai orang lain.

Sangat jahat rasanya. Lantas kubilang saja bahwa aku menyukai temanmu, Arka.
Aku tahu pasti itu menyakitkan baginya.
Begitupun aku,  menyakitkan sekali memberitahu bahwa aku mencintai laki-laki yang sebenarnya aku tak yakin ia mencintaku  juga apa tidak,  mengingat ia selalu datang-pergi di hidupku.

Pernah waktu aku duduk di sekolah dasar,  aku menolak seorang laki-laki hanya karna Arka. Padahal saat itu aku belum yakin pada perasaanku sendiri. Tapi entah mengapa hatiku berkata bahwa ada laki-laki  yang harus kujaga, yaitu Arka.
Setelah Ghea memberitahu perasaanya itu aku mulai menjauhinya. Tak tahu mengapa,  setiap orang yang menyatakan perasaanya padaku,  aku langsung menjauh. Mungkin karna aku tak mau mereka mengira bahwa aku menaruh harapan padanya.

Arka, kau sangat jahat.  Membiarkanku menanggung semua perasaan ini sendirian. Sedangkan kau, seakan tak peduli denganku. Arka kumohon jangan membuatku membencimu , karna sebenarnya menambah kebencian kepadamu itu sama saja aku menambah rasa cintaku padamu.

***

Tak terasa hari ini aku sudah mulai masuk kelas 2 di SMP. Arka pun sudah mau lulus karna ia naik ke kelas 3 SMA. Akupun belajar lebih giat karna tahun depan aku akan masuk SMA.

Awal yang sangat baik sekali saat aku masuk kelas 2 SMP bagaimana tidak,  tiba-tiba Arka memberiku pesan menanyakan bagaimana kabarku.

Reina
Aku baik, kau bagaimana?

Sebuah Cerita TentangmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang