5 - Lollipop

257 37 17
                                    


Manis dan pahit itu sama seperti dua sisi mata koin, tidak terpisah namun bertentangan.
Seperti sebuah gambaran saling melengkapi.

...

Bagi Mean, tidak ada sebuah kata menyerah, mungkin memang ia bukan lelaki baik yang seperti idaman seorang Perth, tapi tak bolehkah ia memperjuangkan rasa yang mulai tumbuh?
Bucin.

Budak Cinta.

Bukan berarti menjatuhkan harga diri, namun itu adalah sebuah Perjuangan akan perasaan yang tumbuh, bukankah Cinta itu tidak pernah salah? yang salah adalah tindakan salah namun dibutakan dengan landasan Cinta.

"Masih nggak mau mundur Om?" tanya Perth yang jalannya lagi-lagi dihadang Mean di tangga bawah.
"Nggak mau, suka sama kamu itu langka, kamunya juga langka." kata Mean sambil nyengir.
Perth mendengus sebal.
"Tapi Om, aku ini bukan Cendrawasih yang kaya di Papua nya Indonesia loh, langka dan stu-satunya, atau Komodo yang cuma ada di Pulau Komodo." kata Perth gemas dikira ia disamakan dengan hewan langka kali yah.
Ia kenal hewan langka di Indonesia karena May sering Tour kesana.

"Tapi Cendrawasih cantik sih kaya kamu." kata Mean gemas sekali kenapa jadi bahas hewan langka.
"Kalau aku cantik sih, seleraku bukan kamu Om." skakmat.

Perth jadi senang melihat Mean diam bingung.
Lucu bagi Perth menjahili kakak seniornya ini.

"Iya yah, gak cocok, tapi akunya suka kamu sih." kata Mean blak-blak an.
Ternyata semakin ia ditolak, maka harga dirinya semakin hilang, jadi ia tidak harus malu lagi.

Urat malunya seperti terputus.

"Tapi aku gak suka sama Om." kata Perth tegas.
"Belum suka, aku akan buat kamu suka, aku akan menunggu." kata Mean sambil mencubit pipi Perth.
"Om, ini masih pagi, bangun." kata Perth lalu melangkah melewati Mean yang malah tertawa gemas, ia pun memandang Perth yang berlalu.
Memandang punggungnya sambil tersenyum.

"Aku rela kok nggak bangun, asal kamu yang siap temani aku di dunia mimpi." kata Mean yang masih didengar Perth, Perth tidak lagi menggubrisnya, ia berpikir bagaimana cara menghentikan semua tindakan Mean yang segitunya padanya.
Jadi bingung Perth.

Sedang Mean masih ada di tempat yang sama, hingga anak itu sudah menghilang di tangga atas, menuju kelasnya.
Semakin jual mahal, Mean semakin semangat.
Semakin menghindar, Mean semakin mendekat.
Ia malah semakin candu untuk terus mengejar.

...

Seringkali, sebuah ingatan lalu terlupa begitu saja, namun tidak bisa diduga jika yang lain malah mengingat jelas.

.

Perth yang merasa kecewa karena Orang tuanya memutuskan berpisah, ia masih berusia 12 tahun saat itu, apa yang dirasakan oleh bocah seusianya?

Hancur dan juga bingung.

Namun, yang lebih tidak Perth mengerti, keduanya berpisah juga memiliki calon keluarga baru. Ia memutuskan kabur dari Rumah seusai sekolah, berjalan tanpa tentu arah, hanya berjalan saja berharap hatinya bisa menerima takdir ini.

Hujan turun, mewakili sedihnya.

Dan ia menangis di tengah derasnya hujan yang mengguyur kota juga tubuh ringkihnya.

Saat menjelang senja, ia sudah sangat kedinginan, matanya rasanya mau menutup, lelah.
Disaat itu jalanan tergenang banjir, hujan masih turun dengan rintik yang tidak terllau deras.

5 Jam dikeadaan seperti itu, Perth rasanya mau pingsan.

Tiba-tiba ada mobil yang melaju dengan kencangnya, mencipratkan lumpur yang tergenang ke dirinya.

I MISS YOU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang