AYO VOTE NYA JANGAN LUPA!!!!
Maaf bila masih banyak kekurangan dalam cerita. Saya sudah semaksimal mungkin membuat cerita ini semenarik mungkin.
✿ ⁰ o ⁰ ✿Seperti ucapan kemarin tentang pertemuan untuk membahas tentang perjodohan yang akan dilakukan membuat keluarga Dinda dan keluarga Aldi datang disebuah restoran.
Restoran ini sebelumnya sudah dibicarakan oleh kedua orang tua yang akan menjodohkan anaknya ini.
Setelah menempuh perjalanan yang sedikit jauh akhir Dinda dan kedua orang tua telah tiba.
Tidak dengan Gilang karena pekerjaan OSIS dilimpahkan kepada Gilang karena Aldi sedang ada urusan yang membuat Aldi menyerahkan beberapa tugas OSIS kepada Gilang.
"Beginilah tugas wakil OSIS"- Gilang
"Maaf kami datang agak sedikit telat" ucap Stevani tidak enak hati karena membiarkan mereka menunggu lama
"Ah tak apa kami juga baru sampai" ucap Sarah
"Oh ya,mana anak kamu?" Tanya Stevani karena tidak melihat anak lelaki tampan itu
"Oh dia lagi diperjalanan katanya bentar lagi datang" ucap Sarah
"Oh ini calon mantuku cantik sekali" ucap Sarah beralih menatap Dinda dengan mata berbinar
"Terimakasih tante" ucap Dinda
"Jangan panggil tante dong panggil bunda aja" ucap Sarah meminta
"Iya tan-- eh bunda" ucap dinda ragu
Setelah menunggu beberapa menit orang yg ditunggu pun datang tapi tanpa disadari dinda hanya asik dengan handphone nya tanpa penasaran siapa yang baru saja tiba.
"Maaf aku sedikit telat" ucap pria itu
"Kok kaya kenal suara itu " ucap Dinda dalam hati berusaha mengingat-ingat
"Iya gapapa ayo duduk" ucap Sarah pada anaknya yang baru saja tiba
"Sayang jangan main handphone terus itu calon suami kamu udah dateng" ucap Stevani menyuruh Dinda karena anaknya itu asik sekali memainkan handphone nya
Dinda yang mendengar seruan itu mendongakkan kepalanya melihat orang yang akan menjadi calon ku dan ternyata dia.
"Loh kakak ngapain kesini" tanya Dinda dengan wajah terkejut
"Seharusnya gua yang nanya, ngapain lo disini"ucap lelaki itu menatap gadis didepannya, ada rasa sedikit terkejut dalam dirinya
"Jadi kalian sudah pada kenal?" tanya Stevani bahagia
"Dia kakak kelas aku mah" ucap Dinda menunjuk ke arah Aldi ketua OSIS tempatnya bersekolah
"Bagus dong kalau kalian sudah kenal jadi gak usah repot repot kenalan lagi" ucap Stevani masih ada binar dalam wajahnya
"Jadi kapan akan dilangsungkan pernikahannya?" tanya Orland papah Aldi
"Em bagaimana kalau dua minggu lagi" ucap Zidane
"HAH"
"Apa gak kecepetan ya dua minggu lagi?" Tanya Dinda dua Minggu itu cepet loh
"Iya ngapain sih cepet-cepet, kaya ada apa aja" protes Aldi
"Noh kak Aldi aja gak terima kalo dua Minggu lagi"
"Habis lulus aja ya kan bentar lagi udah mau lulus sekolah" tawar Dinda pada orang-orang tua ini
"Iya kan kak" ucap Dinda lagi meminta bantuan dari Aldi
"Iya Bun, Pah abis lulus aja nikahnya jangan dua Minggu lagi" ucap Aldi
"Oke abis kuliah, tapi ada satu syarat" ucap Orland
"Apa?" Serempak Aldi dan Dinda menjawab
"Semua fasilitas yang papah dan bunda kasih kami sita, termasuk uang jajan kalian dipotong" ucap Orland dengan kejamnya
"Mana ada syarat kaya gitu" ucap Aldi dengan suara pelan tetapi masih bisa terdengar oleh mereka
"Ada dong" ucap Zidane
"Dinda juga kaya gitu pah?" Tanya Dinda pada Zidane
"Iya dong syaratnya harus sama yang dibikin oleh papah Orland" ucap Zidane.
"Kak ini gimana?" Bisik Dinda pada Aldi
"Gak tau, kalo nolak habis fasilitas gua" ucap Aldi membayangkan semua fasilitas yang diberikan papahnya diambil, bisa apa dia?
Bisa jadi gelandangan mungkin?
Entah lah hanya Tuhan yang tau kedepannya, kita berdoa saja kawan
"Ayo pikirkan kembali syaratnya kalo mau nikah abis lulus kulia"
"Mau dua Minggu lagi atau abis lulus kulia?" Tanya Orland dengan tampang yang menyebalkan
"Fiks sih minta ditampol"- Aldi
Aldi dan Dinda saling berpandangan saling meminta pendapat akan keputusannya nanti
Setelah beberapa saat memikirkan akhirnya mereka berdua sepakat akan keputusannya.
Huffft
"Oke dua Minggu lagi" ucap Aldi dan Dinda bersamaan
"Yesssss" ucap keempat manusia yang sudah berumur itu
"Akhirnya gak sia-sia perjodohan ini" lega Sarah setelah mendengar ucapan Aldi dan Dinda
"Perjodohan konyol"- Aldi dan Dinda dalam hatinya menggerutu
"Kalo gak karena syarat itu gak bakal mau gua" ucap Aldi yang didalam jiwanya merca-merca emosi
"Fiks depresot gua" guman Dinda dengan suara pelan hingga tidak terdengar siapapun kecuali dirinya sendiri
*****************************
Gimana chapter ini?
Seru gak nih?
Ayo udah vote belum?
Kalo belum vote nya dulu atuh, jangan lupaSee you next chapter guys (ノ*0*)ノ
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
REFALDI (Proses Revisi)
أدب المراهقينAlangkah baiknya Follow dulu sebelum membaca 🌼 Judul awal: Ketos my husband (DALAM MASA REVISI) "Sekarang pak suami kemaren nolak-nolak mau dijodohin" "Karena kita udah nikah, aku mau nerima semua apa yang terjadi saat ini, termasuk menerima kakak...