DIHARAPKAN UNTUK MEMENCET BINTANG TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA!!!
***
Terdengar suara isakan dari anak kecil yang kira kira berumur tujuh tahunan,ia terlihat berusaha merendam tangisnya dengan menutup mulutnya rapat rapat seakan tak ingin ada orang yang tahu kalau ia sedang sedih.
Anak kecil itu terlihat sangat ketakutan, ia mengumpat di bawah kolong tempat tidurnya, sesekali mengintip keluar seakan akan melihat apakah ada orang lain selain dirinya di kamar tersebut.
PRANGG
Bunyi pecahan--ah lebih tepatnya bantingan--terdengar memenuhi seluruh rumah besar itu, dengan tubuh yang bergetar hebat menahan rasa takut anak kecil itu keluar pelan pelan dari bawah kasurnya, ia takut benar benar takut. Dengan tekad yang kuat akhirnya anak kecil itu pelan pelan keluar dari kamarnya dan menuju tangga turunan
Hal pertama yang ia lihat adalah; eomma dan appa nya yang tengah bertengkar hebat dan beberapa detik kemudian appanya menampar keras eommanya, dihadapan anaknya sendiri.sungguh mengejikan
Anak kecil itu menutup mulutnya dengan tangannya berusaha tidak bersuara,ia takut appanya akan berbuat seperti itu juga padanya.
Untung hari masih sore, jadi anak kecil tadi berusaha mengendap endap keluar dan pergi ketaman belakang yang sepi dan selalu bisa membuatnya merasa lebih tenang.
Anak kecil itu duduk di ayunan dan sesekali mengayunkan tubuhnya sendiri dan berusaha untuk melupakan apa yang tadi ia lihat.
Saat sedang melamun tiba tiba saja ada anak kecil laki laki yang duduk di ayunan sebelahnya, anak laki laki itu berkulit putih sama seperti anak perempuan itu, tapi anak laki laki tersebut hanya diam tak bicara sama sekali, anak perempuan itupun terlihat tidak perduli dan memilih menikmati angin senja yang lumayan dingin dengan mengayun ayunkan tubuhnya lagi.
"Kau sendirian?"
Anak perempuan itu otomatis menoleh ke sampingnya, dan melihat anak lelaki tadi memejamkan matanya dan mengayunkan tubuhnya, seakan tidak berbicara pada anak perempuan itu
"Ku tanya, kau sendirian?"
Lagi dan lagi, anak perempuan itu seperti tak perduli dan beralih menatap langit langit dengan sendu tapi ia berusaha menutupi kesedihannya dengan wajah dinginnya.
Anak lelaki tersebut mencibikkan bibirnya dan beralih menoleh ke sampingnya. "Apa kau tuli?"
"Aku tidak tuli" jawab anak perempuan itu dingin dan tak merubah posisinya tadi.
Anak lelaki itu mendengus kasar. "Anak sekecil dirimu tidak boleh berkeliaran dijam segini" kata nya tak kalah dingin dengan anak perempuan tadi
"Tidak usah mengaturku, orang tuaku tidak pernah mengaturku dan kau tidak perlu mengaturku"
Anak lelaki itu sedikit tertegun dengan ucapan anak perempuan itu, ia tahu apa arti dari kata kata anak perempuan itu.
Hening...
Hingga beberapa menit, dan akhirnya anak perempuan itu membuka matanya dan menatap langit langit yang sudah berganti menjadi malam, setelahnya ia ingin melangkah pergi dari taman itu dan segera pulang, tapi saat ia melangkah dua langkah tiba tiba tangannya dicekal oleh anak lelaki tadi
KAMU SEDANG MEMBACA
03.)Let Me Go! » [HAITUS]
AksiBisa dibilang, hidupku sangatlah sempurna dimata orang orang, dari keluarga ku yang sangat kaya raya memiliki harta melimpah dan otakku memiliki IQ yang tinggi, tapi semua orang terlihat sedikit muak dengan tingkah kalu diriku, aku memang Nakal dan...