Bag 14. Room 501

1.9K 91 5
                                    

CINDY POV.

Sudah jam 17.15

"Cin!" panggil Yona.

"Cindy!" panggil Nunik.

Aku baru sadar kalo aku barusan ngelamun dengan pikiran kesana kemari. "Eh, i...iya say!" sahutku tergagap.

"Kenapa nggak diangkat teleponnya?" tanya Nunik sambil menunjuk hapeku yang masih bergetar sejak tadi.

Dari layar hape, tampak Bimo yang meneleponku. Mungkin dia penasaran kenapa aku menelepon dia tadi. Padahal, aku hanya bermaksud mencari tahu siapa sebenarnya laki-laki pemilik nomor asing yang ada di hape mas Hendro. Ketika aku tahu laki-laki itu adalah Bimo, panggilan pun segera kuputus.
Sekarang, giliran Bimo yang menelepon aku balik.

"Angkat aja teleponnya, tanya siapa dia sebenarnya!" usul Nunik.

Sesuai anjuran Nunik, telepon pun kuangkat. Tapi bukan karena aku ingin tahu siapa dia. Aku udah tahu laki-laki itu adalah Bimo. Aku mengangkat teleponnya hanya untuk menghentikan panggilan yang terus-menerus dari dia. "Halo!"

Bimo langsung menjawab, "halo mbak Cindy, kenapa nelepon?"

"Nggak, tadi kepencet. Udah dulu, ya!" kataku menutup pembicaraan.

Yona dan Nunik tampak mengawasiku.

"Kamu udah tahu siapa orangnya, Cin?" tanya Yona.
Aku menggeleng.

"Lho, kenapa tadi nggak tanya siapa dia?" kata Yona lagi.

"Aku belum siap, Yon. Sebaiknya ditunda dulu. Kepalaku udah mulai pusing, nih!" kataku berbohong, sambil memegang kepalaku.

"Ya udah, tiduran aja dulu. Aku sama Yona sambil nonton TV nggak apa-apa, kan?" kata Nunik.

"Iya, nggak apa-apa!" jawabku sambil merebahkan kepalaku di bantal empuk.

Pikiranku sama sekali tidak lepas dari sosok Bimo. Sekian banyak nomor panggilan masuk di hape mas Hendro adalah dari dia. Pesan WA nya pun cukup banyak. Jadi, mustahil kalo keduanya tidak saling mengenal seperti waktu kami bertemu di lorong tadi.

Saat itu, mas Hendro malah mengaku baru kenalan dengan Bimo dan sempat kaget kalo ternyata aku punya adik. Bimo juga demikian, seolah tidak mengenal mas Hendro.

Pasti ada sesuatu yang mereka sembunyikan!
Karena rasa penasaran mengenai keterkaitan antara mas Hendro dan Bimo, aku akhirnya mulai membuka copy chat WA antara mas Hendro dan Bimo yang tadi diam-diam kukirim dari hape mas Hendro ke hapeku.

Ku Scroll ke atas, ke bagian paling awal dari percakapan mereka. Sesuai dugaanku, jumlah percakapan mereka sangat banyak. Perlu beberapa saat sampai aku tiba pada dialog pertama mereka, sekitar 8 bulan lalu.

Delapan bulan yang lalu, itu artinya statusku masih selingkuhan aktifnya mas Hendro. Kami masih sering berhubungan intim waktu itu. Delapan bulan yang lalu juga berarti mas Hendro masih belum bercerai dengan Neneng.

Sejak itu, ternyata Bimo dan mas Hendro sudah saling kontak, tanpa sepengetahuanku. Percakapan pertama mereka terjadi di awal bulan Maret, di hari Jumat.

~~~
Fri, 1 Mar

Selamat malam pak polisi
00.23

Malam. Siapa ini?
00.25

Nama saya Bimo, pak. Saya pengagum bapak!
00.24

Ini udah malam jangan main-main!
00.26

Oh. Galak amat sih pak polisi?
00.27

Sunset View HotelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang