Bag 6. Sky Lounge

3.7K 242 33
                                    

CINDY POV

Nunik secara tiba-tiba menghentikan ucapannya. Sikapnya mendadak kembali normal. Tak lama aku menyadari mas Hendro udah ada di dekatku, lalu langsung duduk sebelahku.

"Lagi ngobrol apa? Kok tampak serius sekali?" tanya mas Hendro.

"Eh, mas Hendro! Nggak tau Mas, Yona sama Nunik katanya mau ngomong," kataku sambil melirik Yona dan Nunik.

"Ah, nggak begitu penting sih, Cin. Nanti aja ngobrolinnya," kata Nunik. Aku masih menangkap ada sesuatu yang sebetulnya ingin banget dia bicarakan. Sesuatu yang penting.

Jam menunjukkan pukul 15.15 sore.

"Ya udah, kalo gitu. Kita lanjutin sesi pertanyaan tadi, ya.  Mulai dari Yona..."

"Oke, Cin. Aku lanjutin pertanyaan tadi, ya. Pertanyaan pertama.... Hobi Pak Hendro apa sih?"

Sambil mengatur posisi duduknya, mas Hendro langsung menjawab pertanyaan Yona.

"Kalau hobi sebetulnya banyak. Cuma, yang paling saya suka itu sepak bola sama nge-gym," jawab mas Hendro.

"Ooh, hobinya semuanya olahraga dong. Pantes badannya atletis. Adi yang punya fitness centre aja kalah!" kata Yona melirik Adi. Adi hanya senyum aja disindir gitu.

"Pertanyaan keduanya?" tanyaku ke Yona.

"Oh iya, pertanyaan kedua aku... Pak Hendro udah berapa kali nikah sih?" tanya Yona.

"Saya baru satu kali nikah. Ini mau yang kedua," mas Hendro menjawab pertanyaan Yona sambil lengan kekarnya merangkul pinggangku. Ugh, rasanya senang banget dimesrain gitu. Ah!

"Oke, sekarang giliran Nunik!" kataku.

Nunik mulai mengatur posisinya, bersiap untuk mengajukan pertanyaannya. "Pertanyaan pertama, kalo boleh tahu siapa nama mantan istrinya. Kok tega banget sih dia ninggalin pria segagah dan seganteng pak Hendro?"

"Ih, terlalu personal kalo pertanyaannya gitu," protesku.

"Udah, nggak apa-apa," bisik mas Hendro ke aku, lalu dia menjawab pertanyaan itu, "Saya sebut inisial aja ya. Namanya JN."

"Gak boleh protes ya, Nik!" kataku.

"Iyaa. Kan jawabannya terserah pak Hendro, kan," kata Nunik.

"Iya, lanjut pertanyaan kedua," kataku lagi.

"Pertanyaan kedua, pak Hendro itu tipe setia atau tipe selingkuh?" tanya Nunik.

"Saya tipe setia! Kalo ini nggak perlu diragukan!" jawab mas Hendro mantap.

"Waah, beruntung banget kamu, Cin. Dapat calon yang super high quality!" kata Nunik.

"Iya dong, Nik..." kurebahkan kepalaku ke bahu kekar mas Hendro. Sejauh ini mas Hendro tampak enjoy aja aku bersikap mesra gitu sama dia di depan teman-temanku.

"Kamu udah selesai kan, Nik? Kalau gitu sekarang giliranku, ya!" kata Riki.

"Iya!" jawab Nunik.

"Pertanyaan pertama buat pak Hendro, kenal Cindy udah berapa lama?" tanya Riki.

"Sudah enam bulan lebih. Begitu saya cerai, kami langsung dekat satu sama lain!" jawab mas Hendro.

Sunset View HotelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang