2

324 25 1
                                    


Klik bintang terlebih dahulu sebelum membaca!!!

.

.

.

   Gio menghampiri adik kandungnya yang nampak melamun di pinggir kolam renang rumahnya.

    "Tumben galau? Kenapa lo dek?" tanya Gio yang duduk disamping Afna.

    "Bukan urusan lo." tukas Afna.

   "Iya bukan urusan gue, tapi lo adek gue. Siapa tau gue bisa bantu." ujar Gio yang menepuk bahu Afna.

   "Udalah jangan dibahas buat apa juga cowok kek dia kenapa harus dikenang." ujar Afna yang kemudian menghela nafasnya dengan gusar dan kemudian tersenyum.

   "Oh masalah cowok, diselingkuhin?" pertanyaan Gio sangatlah benar, apakah Kakaknya seorang cenayang pikir Afna.

    "Jujur." lanjut Gio.

    "Hmmm...."

    "Lo bisa sakit hati juga dek? Hahaha...." dengan cepat Afna menarik Gio dan menceburkannya ke kolam renang.

    "Gila. Dingin oncom! Main jeburin gue aja." tukas Gio yang tak terima.

    "Syukur." ujar Afna yang kemudian masuk ke kamarnya.

   Huh sungguh hari yang membuatnya kesal dan yah sedikit kecewa karena Arga. Tapi Afna bukannya orang yang terus-terusan berangsur dalam kesedihan, mungkin besok ia akan mencari kesenang lewat balap motor dan yah bergulat dengan musuhnya, semua masalah ia lampiaskan dan ia akan bisa tenang dan lega, bagi orang lain mungkin Afna hanya seorang cewek biasa karena penampilannya belum memperlihatkan dia seperti bad, tapi siapa sangka dibalik dirinya sikapnya yang sadis dan tak memandang siapapun, ia akan menewaskan seseorang jika orang tersebut melakukan kesalahan fatal yang berakibat dirinya, keluarganya dan bahkan sahabatnya. Prinsipnya akan ia pegang teguh sampai kapan pun.

~ ~ ~

Kring... Kring... Kring

  Tangannya terus mencari suatu benda yang terus berbunyi dan bergetar dalam keadaan masih tertidur, akhirnya ia membuka matanya dan mengucek-nguceknya lalu ia tersadar bahwa jam menunjukkan pukul 06.40, sudah tidak ada harapan lagi selain naik pagar belakang sekolah.

  Dengan mengendap-endap Afna mulai memanjat pagar belakang sekolah.

Tap

    Ia tersenyum puas ketika dirinya berhasil karena sudah berada di dalam sekolahnya, ia membalikkan badannya dan terkejut saat melihat seseorang datang dan langsung menjewernya.

Awshhh...

   Afna terus merintih ketika Ibu Zirah menjewernya sambil berjalan ke Ruang BK huh sengguh memalukan tapi bagi Afna biasa saja, hanya saja rasa sakitnya yang luar biasa.

   "Ibu mau tanggung jawab kalo telinga saya copot?" ujar Afna yang kemudian duduk di kursi yang ada didalam Ruang BK.

   "Kamu itu baru aja jadi anak baru, udah berani melanggar peraturan." tukas Ibu Zirah.

   "Yaelah Bu kan saya telat, daripada dihukum nanti suru lari panas-panasan yah mending panjat pagar belakang sekolah langsung beres masuk ke kelas, tapi naasnya saya ketahuan sama Ibu yah jadi mampir deh ke Ruang BK dulu." jelas Afna yang menampilkan ekspresi lugu dan polosnya.

   "Oh jadi begitu, jadi di sekolah kamu yang sebelumnya ngapain aja kamu?" pertanyaan yang konyol bagi seorang Afna haruskah ia jawab jujur apakah berbohong, jika jawab jujur pasti guru BK di depannya akan terkejut luar biasa, tapi kalo berbohong ia masih ingat kepada Tuhannya.

Pacar Pura-PuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang