4

221 18 0
                                    


Hallo guys jan lupa vote and comment!

.

.

.

   Afna masih setia dengan posisi tidurnya, rasanya cuaca sangat dingin dipagi ini membuatnya malas untuk melakukan aktifitas termasuk sekolah, beberapa menit lagi bel sekolah akan berbunyi, dengan gerakan cepat ia membuka matanya dan terbengong ketika melihat jam menunjukkan pukul 6.40 menit. Dengan gesit ia memasuki kamar mandi dan menjalankan ritual mandinya.

   "Bang gue berangkat." pamit Afna yang menyenggol lengan tangan Kakaknya.

   "Gak sarapan lo?" tanya Gio yang memasukkan makanannya ke dalam mulutnya.

   "Lihat jam bang, yaudah gue berangkat. Yaudah bye!" teriak Afna berlari keluar rumah.

   "GUE PINJEM MOBIL lO BANG!" teriak Afna yang hanya dijawab oleh hendikkan kedua bahu kakaknya.

   Dengan kecepatan tinggi ia melajukan mobilnya, maksudnya mobil milik Kakaknya. Jalan mulai ramai oleh pengguna jalan lainnya seperti pejalan kaki dan angkutan umum. Hampir saja gerbang sekolahnya ditutup oleh Satpam, seperti kerasukan setan ia masuk begitu saja tanpa watadosnya dan memakirkan langsung dipinggir motor ninja berwarna hitam yang mengkilap nampaknya baru itulah penglihatan Afna. Ia melangkahkan kakinya begitu cepat dan membuka pintu kelasnya. Ia bernafas lega karena kelasnya kosong maksudnya tidak ada guru.

   "Woy telat melulu lo!" teriak Galih tepat saat Afna barusaja masuk ke ruang kelas.

   "Biasa dia kan langganannya Ibu Zirah." sahut Indra yang sibuk menyalin tugas fisika milik Galih, ketahui Galih itu termasuk siswa pintar disekolah ini.

   "Serah gue dong." ujar Afna yang meletakan tasnya di atas meja dan menghampiri kedunya.

   "Fisika udah belum? Santai aja." ujar Indra.

   "Yah jelas belum lah." tukas Afna.

   "Yaudah kerjain elah." ujar Galih.

   "Huh gak mau, gue males." sahut Afna yang menenggelamkan kepalanya ke meja dan menutup matanya rapat.

   "Ya elah nih anak malah molor." ujar Galih yang geleng-geleng kepala.

   Mereka baru melihat seorang cewek yang bodo amat terhadap tugas dan mempunyai mental tinggi. Afna mengerjapkan matanya berkali-kali dan menengok keseliling nampaknya kelas seperti biasa tanpa ada guru.

   "Puas tidurnya?" suara bariton tersebut mampu membuat Afna menengok kebelakang dan benar saja ia melihat seorang guru yang berkumis terpisah bak patil lele, Afna tertawa seketika.

   "Bapak kalo belum selesai cukur kumis, selesain dulu Pak. Kok kumis kayak liat patil lele, hahaha...." se-isi kelas menatap Afna horor bagaimana tidak rata-rata siswa/i disini sangat takut terhadap guru yang satu ini, tapi lihatlah Afna seorang anak baru yang berani menertawainya bahkan berani menghinanya.

   "KELUAR KAMU!" sentak Pak Rijal tepat di depan wajah Afna.

   Dengan senang hati ia keluar kelas dan tentunya mampi ke kantin untuk memuaskan cacing-cacing di perutnya. "gila tuh Pak Rijal, punya kumis kek patil lele. Hahaha..." masih saja ia membayangkan wajah Pak Rijal bak seperti ikan lele membuatnya tertawa disepanjangan jalan menuju kantin.

   Semua orang yang berada di luar menengok aneh, seperti orang gila tertawa dan bermonolog sendiri.

   "Mbak nasi goreng 1 es teh 1 terus apa ya?" pikir-pikir Afna yang mengerjai Mbak-Mbak kantin.

Pacar Pura-PuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang