Ayok yang mau next cerita ini, jangan lupa votmentnya yah!!!
Dan jangan lupa juga follow akun author yah, wajib banget biar kalian gak ketinggalan info, ok?Klik bintang sebelum membaca!
Happy reading......
.
.
.
Juna terkejut ketika mendapatkan selembar notes dari Waiters kafe itu, ia membacanya dan mengeritkan keningnya.
-----------------------------------
Kalo cari cewek yang beneran dikit dong
Jangan tinggal lo ambil di jalanan kayak gitu
Wkwkwkwkwk, ngakak!From:gua
----------------------------------
"Maaf Mbak ini dari siapa yah?" tanya Juna.
"Em, itu dari Mbak yang duduk disana." tunjuk Waiters namun tidak ada orang pun.
Juna sekarang yakin jika perempuan yang dimaksud Waiters itu Afna, karena Juna juga melihatnya namun ia bersikap seolah tak mengenalnya. Waiters itu kembali ke dapur kafe dan notes yang ada di tangan Juna diremas.
"Kenapa Jun?" tanya Gladis yang heran melihat tingkah dari Juna.
"Gak pa-pa. Udah dilanjutin aja."
~ ~ ~
Crak...
Kaca jendela kelas milik Afna pecah, membuat se-isi kelas terkejut dan panik setangah mati.
"Kalian jangan panik, ok? Ayo kita ke kantor." ujar Ibu Endang.
Se-isi kelas uring-uringan dan berlarian kesana-kesini namun tidak dengan Afna yang tersenyum puas karena ia berhasil memancing sekolah dulunya untuk datang kesekolah barunya. Afna berlari ke gerbang utama dimana ia disuguhi oleh banyak siswa dari sekolah dulunya yang membawa banyak senjata tajam dengan menaiki motor berbagai macam.
Siswa/i SMAN 1 Merah Putih berlindung dan berkumpul di kantor tapi tidak dengan Afna yang berdiri tegak di depan mereka. Banyak sekali teriakan yang didapatkan Afna karena ia cewek jadi takut jika Afna akan kalah.
Ia tersenyum dan menghampiri Alex yang menjadi penguasa di sekolah dulunya, Afna menatap mereka geng ALINSTER yang ramai-ramai ingin membantai sekolah baru yang ditempati Afna. Gadis itu keluar dari gerbang membuat teriakan di sekolahnya menjadi-jadi. Afna dikepung dan dikelilingi oleh anak ALINSTER, ia mengambil sebuah gunting kecil di sakunya.
Ia memukul dan menendang musuhnya saat musuhnya akan menyerangnya. Ia berputar dan menendang perut musuh yang mengepungnya, Afna tersenyum dengan seringainya saat musuhnya tumbang begitu saja.
"Alex, apa kabar?" tanya Afna yang tersenyum.
"Baik, seperti apa yang lo liat." jawab Alex.
"Alex, geng lo itu sampai kapan pun gak akan bisa nyaingin geng gue. Karena geng lo itu di isi oleh para sampah sekolah dan sampah masyarakat." celetuk Afna.
"Kita buktiin sekarang." seru Alex.
Plak...
Bugh...