Ada yang kangen Afna?Ada yang kangen sama Juna?
Sans bacalah, kangen kalian bakal terobati ok.
.
.
.
Saat di rooftop Afna menemukan tongkat baseball. Ia menggenggam erat tongkat itu dan membawanya keluar dari rooftop. Afna berjalan di koridor dengan gayanya yang terlihat songong, dan ditambah dengan tongkat baseball yang tergores disetiap lantai koridor.
Semua orang menatap Afna dengan ketakutan. Aura Afna sangat menyeramkan.
"Kenapa lo semua ngeliatin gue kayak gitu? Mau gue penggal pala lo pake tongkat ini?!" teriak Afna yang membuat mereka diam membisu.
Afna tersenyum dan kembali melanjutkan perjalannya. Saat sampai di dekat toilet perempuan, Afna melihat sekumpulan siswi yang membentuk lingkaran. Afna mengkisis jarak dan menyipitkan matanya, ternyata ada salah satu cewek yang terduduk lemah di tengah-tengah lingkaran itu.
"Berhenti lo semua!" teriak Afna yang membuat mereka menoleh kepada Afna.
Cewek itu Elina, yah Elina dibully. Tapi karena apa? Afna bingung.
"Mau apa lo? Mau jadi pahlawannya Elina?" tanya seorang cewek yang berambut panjang bergelombang, Afna sangat yakin jika seorang cewek yang tengah berbicara adalah ketuanya.
"Alasan lo bully dia karena apa?" tanya Afna dengan wajah tenangnya.
Afna membaca name tag, cewek itu bernama Tiara. Nama yang bagus namun tidak dengan sikapnya pikir Afna.
"Karena dia gue gak bisa milikin Juna." jawab Tiara.
Afna terkekeh pelan dan kemudian menatap mereka dengan tajam.
"Lo berani ketawa sama kita?!" teriak Loli salah satu antek-antek dari Tiara.
"Lo berani sama gue? Gue bisa aja lemparin tongkat ini ke kepala lo." balas Afna yang tersenyum miring.
Mereka meneguk ludahnya kasar, tapi Tiara tidak mau di anggap kalah. Tiara menghampiri Afna dan menunjuk wajah Afna dengan jari telunjuknya.
"Persetan!" teriak Afna yang melemparkan tongkat baseballnya ke lantai membuat mereka bungkam dan terkejut.
"Jangan sekali-sekali lo semua ganggu Elina, dia bukan penyebab dari lo gak bisa dapetin Juna. Elina cuman sebatas sahabat doang." seru Afna.
Elina menatap Afna, ia sedikit kesal saat Afna mengucapkan pernyataan bahwa dirinya hanya sahabat dari Juna. Tapi kenyataannya seperti itu.
"Lo gak bisa dapetin Juna karena perilaku lo mirip cabe."
"Ok perlu lo catet, gue Afna pacarnya Juna. Jadi kalo lo mau bully orang yang gagal rencanain lo buat dapetin Juna itu gue bukan Elina." sambung Afna.
"Lo anak baru jangan sok belagu yah, lo gak tau siapa kita-kita?!" sentak Tiara.
"Gue bisa aja keluarin lo dari sekolah ini." imbuh Marsya.
"Coba kalo bisa, ow iya inget omongan gue tadi. Gue pacarnya Juna, lo harus sadar diri ok. Mana mau Juna sama cewek kayak lo." seru Afna yang kemudian merangkul Elina dan membawanya pergi.
Afna membawa Elina ke UKS, Afna mengobati luka di tangan Elina. Mereka saling diam, tidak ada yang di obrolkan.
"Maka-"