Pagi hari yang tidak mendukung, seolah olah langit tidak mengizinkan Raffi dan Fariz untuk pergi belajar disekolah
"Gimana kita ke sekolah hujan gini?" tanya fariz
"Gak tau, mobil gak boleh dibawa sedangkan kejalan raya untuk naik angkutan umum harus jalan kaki" cemberut Raffi
"Kalau pake jas hujan ribet" cemberut Fariz
"Payung!" teriak Raffi spontan
"Kenapa gak dipikirin dari tadi sih" kekeh Fariz
Dan Akhirnya kedua anak laki laki itu berjalan ke jalan raya dengan menggunakan satu payung hingga mereka naik angkot
"Payungnya lo yang bawa" sodor Raffi
"Dih kok gue, nggak lo aja" timpal Fariz
"Lo aja" ucap Raffi tak mau kalah
"Masukin tas aja dek" ujar salah satu ibu ibu
"Basah bu" jawab Raffi
"Ya udah kalau gitu pegang aja" ucap ibu itu
"Hmmm, dari tadi juga di pegang bu" Pasrah Raffi membuat Fariz terkekeh geli
"Sabar yah" kekeh Fariz
Setelah sesampainya di sekolah Fariz dan Raffi duduk dibangkunya masing masing
"Kalian basah gini abis ngapain?" tanya gerry
"Berenang di empang" Jawab Raffi
"Gerry salut rasa keju sini lo!" teriak Zia
"Apa si lu Zi berisik amat elah" kesal Gerry
"Lu apain temen gue sampe nangis kayak gini?" geram Zia
"Temen lu aja yang cengeng" ledek Gerry mengundang tawa raffi dan fariz
"Udah mau 9 bulan kita sekolah disini tapi kenapa belum dapet jodoh yah" ucap Raffi dengan lantang
"Ehhh kamprett lo sekolah mau nuntut ilmu atau cari jodoh si" kekeh wendi
"Dua duanya lah"
"Maksudnya?" bingung Fariz dan membuat Gerry maupun Wendi mengerutkan keningnya
"Ya gini siklusnya bro, lo pada belajar kan? Otomatis mikir, ngitung, ngafalin puyeng gak tuh pala tiap hari gitu? Nah dengan lo dapat jodoh satu sekolahan sama lo pada kemungkinan besar tiap hari ketemu, tiap hari liat senyum manisnya, wajah cantiknya nah kan jadi semangat buat belajar kalau gitu terus, bener gak?" bangga Raffi
"Gue setuju kali ini sama lo bro" timpal Gerry dan diangguki Wendi namun tidak dengan Fariz
"Justru kalau ketemu tiap hari lo pada jadi gak fokus belajar" ujar Fariz
"Dihh so tau banget lo riz, makanya cari cewek jangan cari isi pake rumus matematika terus, kasian otak lo" kekeh Wendi
"Terserah kalian!" Fariz memilih memutar musik di ponselnya dengan menggunakan Headset
"Gak asik lo riz" ucap Raffi namun Fariz tidak meresponnya sama sekali
Beralih ke rumah sakit dimana beby dan bayinya sedang di periksa oleh dokter dan perawat
"Bersyukur sekali kondisi ibu dan anak sangat sangat sehat jadi kemungkinan besok sudah bisa pulang ke rumah" ucap sang dokter dengan tersenyum manis
"Alhamdulillah" jawab Alfariji
"Kalau begitu saya permisi dulu, tetap jaga kesehatan bu beby, mari pak" ujar dokter
"Mari mari pak" senyum Alfa
KAMU SEDANG MEMBACA
BENCI JADI CINTA 2 (SELESAI)
Randomcerita kelanjutan dari Benci jadi cinta sebelumnya,, cerita ini hanya fokus terhadap kehidupan Alfariji adik kandung dari Keyza Ajeng Saputri yang masa mudanya ia habiskan dengan percuma