Angkasa terhenti dirumah bercat hijau daun. Ia menarik baju Pandu.
"Apa sih sa?" geramnya ia masih ingin melihat-lihat desa ini.
"Rumahnya bu Beta" Angkasa melangkah masuk, pintunya terbuka.
"Permisi, apa ini benar rumah bu Beta?" tanya Angkasa sopan.
Seorang wanita keluar tersenyum pada kedua pemuda ini.
"Benar dengan saya sendiri, silahkan masuk." bu Beta menyiapkan minum teh hangat sangat pas. Ia kembali dan meletakkan teh hangat dan biskuit gandum.
"Maaf ya cuman ini hidangannya." bu Beta duduk di single sofa.
"Tak apa, apakah Bintang dan Virgo disini? Dua teman saya itu juga berlari tak tau arah, kami berpencar mencari tempat yang aman."
Pandu mulai menyesap tehnya hingga tandas. Angkasa yang melihat itu menyenggol Pandu. "Main minum aja, lo kayak kehausan banget?" bisik Angkasa.
"Gak haus gimana? Kita udah lari berapa jam sih tadi? Udah sampai jalan raya bukannya nungguin kendaraan lewat buat tumpangan dan balik ke Jakarta." omel Pandu, Angkasa berdesis cowok ini tak menyadari masih dirumah orang.
"Ada apa?" tanya bu Beta melihat keduanya saling bertatapan kesal. "Daripada kalian bertengkar dua teman kalian sedang ada di belakang rumah tepatnya saya memelihara bunga hiasan. Kalian kesana saja."
"Baiklah, maaf bu yang tadi Pandu sedang lelah ia terlalu baper dengan keadaan sekarang." Angkasa menyatukan kedua tangannya, Pandu melangkah pergi kesal dengan Angkasa yang tak tau keinginannya.
Di belakang rumah bu Beta Bintang tertawa karena lelucon Virgo.
'Senyumu manis tang, jantungku marathon, ingin rasanya waktu terhenti agar senyum itu bisa aku lihat terus. Ah apa sih, Bintang kan gak cinta sama aku.' batin Virgo menggelengkan kepalanya.
"Ngapain geleng kepala? Pusing?" Bintang menoel pipi Virgo.
"Gak, kayaknya hati kamu sudah tak secemas kemarin. Aku senang kamu tertawa lepas tadi, namun kita tidak bisa bahagia bagaimana dengan yang lainnya."
"Jangan sedih, pasti mereka baik-baik saja." Bintang mengusap bahu Virgo memberikan kekuatan, ia tak pernah menduga jika kehidupannya akan se-menyeramkan ini.
Angkasa dan Pandu muncul duduk di kursi yang masih tersisa dua.
Bintang senang Angkasa baik-baik saja. "Kalian selamat juga? Syukurlah, tapi Ryan mana?" Bintang melihat arah kanan berharap Ryan juga hadir disini.
Jujur Angkasa semakin tak suka melihat kedekatan Bintang dan Virgo yang sudah sejauh ini, bahkan Bintang mengusap bahu Virgo tadi, ia cemburu. Emosi, tapi ia tahan bukan saatnya ia marah karena cemburu tapi tak ada status hubungan ia tak melarang Bintang dekat dengan siapapun.
"Gak tau, kita tak bersama lagi disaat Ryan lebih dulu melarikan diri." jelas Pandu ia tau Angkasa cemburu namun cowok itu diam menatap ke arah lain.
"Oh," Bintang berdiri menghampiri Angkasa, ia rindu dan khawatir. Bintang bersimpuh menatap wajah Angkasa. "Kamu kenapa? Kalau ada masalah cerita yah," ucapnya lembut.
"Aku tak apa-apa. Gimana kalau malam ini bakar jagung?" Angkasa mengalihkan topik, cukup sedihnya, jika kebahagiaan di depan tak seharusnya kesedihan itu terlihat.
"Nah setuju emang bu Beta punya jagung ya?" tanya Virgo
"Ya punyalah kan ini desa." jawab Pandu
"Jagung darimana? Gue lihat banyak kebun teh? Emang ada pasar?" Pandu mulai beradu mulut. Jika makanan ia berdebat entah itu kualitas rasa dan kebersihannya wajar ia juga pemilik toko roti.
"Adalah setiap desa pasti ada pasar dan rame banget, kalau gak ada ya dicari lah." sanggah Virgo tak mau kalah aksi perdebatan kecil itu membuat Angkasa terhibur ia merindukan suasana ini dimana semuanya baik-baik saja.
🌸🌸🌸
"Cuman kita berdua aja nih balik ke Jakarta?" tanya Matthew tak yakin Ryan juga ikut dengannya yang lain masih disini menunggu kedatangannya bersama polisi, atak ada jalan keluar lagi jika tal langsung kesana sinyal yang tak ada membuatnya terpaksa kembali.
"Yakinlah, sekarang aja. Bro, kita pamit." Ryan menyalami keempat sahabatnya begitupun Matthew.
"Hati-hati kita tunggu di permukiman deket sini, tau kan? Kita kumpul disana," Andre memberi arahan semua mengerti.
'Semuanya akan selesai, sa. Kita akan pulang dalam keadaan baik-baik saja,' batin Ryan dan memanjatkan doa agar semua sahabatnya tak diganggu lagi oleh dia.
🌸🌸🌸
"Huh capek juga ya keliling desa yang seluas ini," Pandu mengusap peluhnya karena cuaca pagi ini sangat panas.
"Baru aja jalan udah ngeluh. Gimana yang gak punya kaki atau lumpuh?" sindir Virgo, sejak kemarin keduanya tak pernah akur namun mereka tak akan bermusuhan.
Angkasa dan Bintang hanya diam setelah acara bakar jagung kemarin Angkasa lebih banyak diam. Padahal Bintang tak berdekatan dengan Virgo, bahkan kemarin ia yang membakarkan jagung Angkasa tapi cowok itu menolaknya, sudah kenyang. Sikap Angkasa yang tiba-tiba diam membuat Bintang tak mengerti masalah apa yang dihadapinya, masih cemburu kah dengan Virgo? Jika cinta ungkapkan karena kelegaan menahan perasaan menjadi kebahagiaan sekaligus kesedihan jika cinta itu tak terbalas.
🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa [ Completed ]
Teen Fiction(Follow disek sak durunge moco) Saya harap kalian bisa meresapi setiap cerita ini, ada cinta, kehilangan, serta rasa takut tiada henti. Ini bukan cerita badboy atau ice girl. Hanya Angkasa yang bersahabat dengan Bintang.Hingga Angkasa di putus oleh...